2

59.1K 4.1K 141
                                    

Di sebuah kamar berwarna hitam dan emas yg terlihat estetik dan elegan tersebut terbaring seorang remaja, yg terlihat nyenyak dengan tidurnya.

Tak lama setelahnya mata tersebut perlahan terbuka memperlihatkan manik hitam legam yg menatap langit langit kamar dengan sayu.

Alan Alexander yg mati karena terbunuh oleh musuh keluarganya, terbangun di tubuh remaja yg berumur 15 tahun.

Alan merubah posisinya dan melihat sekeliling kamar yg ia tempati, ini bukan kamarnya, lalu di mana ini?

'Apa yg terjadi?, bukannya aku sudah mati? ' batinnya.

Alan beranjak dari ranjang dan memilih melihat lihat kamar yg ia tempati sekarang, hingga ia melewati sebuah cermin yg membuatnya berhenti.

'Wajah siapa ini? Tunggu kenapa aku lebih tinggi?'batinnya baru menyadari bahwa ia lebih tinggi.

"Apa yg terjadi" Gumamnya menyentuh cermin di depannya, Alan menatap dirinya yg sekarang.

Ceklek

Pintu di sebelah kirinya terbuka memperlihatkan seorang remaja yg mempunyai wajah sama dengannya, menatap ke arahnya dengan bingung.

"Kamu mengelilingi kamar lagi? " Tanyanya, ia mendekat ke arah Alan lalu menarik tangan Alan menuju kasur.

Alan merasa sesuatu yg hangat mengalir di hidungnya, ia kemudian memegang hidungnya dan mendapati ada darah, ia mimisan.

"Haa.., lagi? " Ucapnya, mengambil tisu yg berada di dalam laci dan membersihkan darah di hidung Alan.

"Minum dulu, wajahmu pucat" Dia memberikan segelas air yg di terima dengan baik oleh Alan.

"Siapa? " Tanya Alan setelah menghabiskan air tadi.

"Kamu lupa lagi? Aku Karl kembaran mu, namamu Kiel" Jawabnya, kemudian menghela nafas berat.

"Haaah, sifat pelupa mu masih sama ya, mandilah dulu aku akan menunggu di sini" Ucap remaja yg bernama Karl tersebut.

"Hm" Alan atau sekarang yg bernama Kiel itu mengangguk dan menuju kamar mandi.

"Ah, bukan pintu itu, pintu yg ini" Ucap Karl ketika melihat Alan menuju pintu yg baru saja ia lewati.

Alan mengangguk dan menuju arah tunjuk Karl, Karl yg melihatnya hanya memaklumi sifat kembarannya tersebut.

Setelah 10 menit Alan keluar dari kamar mandi dengan kaos polos berwarna putih dan celana selutut berwarna coklat, Karl mendekat dan mengeringkan rambut Alan yg masih basah dengan hairdryer.

[Kita panggil Alan dengan sebutan Kiel aja]

Setelah mengeringkan rambut Kiel, Karl mengajak Kiel untuk sarapan di bawah bersama keluarga yg lain, Kiel hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ting!

Pintu lift terbuka, Karl menggandeng tangan Kiel menuju meja makan, di sana terdapat dua remaja yg memiliki wajah yg sama, seorang wanita paruh baya yg masih cantik, serta seorang pria yg memiliki wajah yg datar.

"Duduk di sini" Karl mendudukkan Kiel di sampingnya, lalu mereka memulai sarapan dengan tenang.

Selesai makan mereka berkumpul di ruang keluarga dengan Kiel yg selalu di gandeng oleh kembarannya Karl, karena sekarang hari libur jadi mereka akan menikmati liburan dengan berkumpul seperti kebiasaan mereka.

"Karl" Panggil salah satu dari remaja kembar tersebut.

"Lagi? " Tanya remaja yg lain.

"Iya" Jawabnya mengangguk, Kiel yg berada di atas pangkuan Karl hanya menatap mereka dengan bingung.

"Kiel, mereka kakak kita, yg di sebelah kiri adalah XAVIER kakak tertua lalu di sebelahnya XANDER kakak kedua, lalu aku dan kau. Yg duduk di sana adalah mommy KARLA lalu di sampingnya daddy ALEX" Ucap Karl memperkenalkan mereka satu persatu.

Kiel mengangguk mengerti, dan melanjutkan menonton TV yg menayangkan berita pagi.

Mereka yg melihat hanya memaklumi sifat si bungsu yg pelupa dan tidak peduli dengan sekitar.

"Kiel, mulai besok kamu akan satu sekolah dengan ketiga kakakmu" Ucap Alex membuat mereka semua menoleh ke arahnya.

"Daddy sudah mempertimbangkan ini, ini semua demi kebaikan kamu juga" lanjut Alex.

"Tapi, kamu tau kan kalau Kiel itu pelupa bagaimana jika dia tiba tiba di culik" Ucap sang mommy khawatir.

"Mommy tidak perlu khawatir ada kami, yg akan menjaga Kiel" Ucap Xander yg di angguki oleh Karl dan Xavier.

"Huuff, baiklah" Ucap Karla setuju.

"Oh benar, nama lengkap mu KIEL ZERGAN GERDAN, ingat nama ini ya ketika perkenalan nanti" Ucap Karla yg di angguki oleh Kiel.

Kiel sedang sibuk mengganti ganti chanel di TV mencari yg menarik untuk di tonton, hingga akhirnya ia mematikan TV karena tidak ada yg menarik.

"Aku ke atas" Satu kata yg keluar dari mulutnya, di angguki oleh mereka.

Kiel turun dari pangkuan Karl dan pergi meninggalkan mereka yg hanya menatap si bungsu pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Di ruang keluarga, kini semua mata tertuju pada Karl meminta penjelasan apa yg terjadi kenapa bisa sifat pelupanya kembali.

"Huufft" Karl menarik nafas sebelum menjelaskan apa yg terjadi.

"Apa yg terjadi tadi? " Tanya Alex.

"Aku kurang tau tapi yg pasti ketika aku masuk ke kamarnya, Kiel sudah ada di depan cermin seperti biasanya, lalu ketika aku menariknya ke kasur ia mimisan, namun mimisan yg tadi lebih banyak" Karl menjelaskan dari sudut pandangnya.

"Apa perlu di periksa? " Ucap Karla khawatir.

"Aku rasa tidak, dia terlihat lebih baik dari biasanya" Jawab Xavier, yg di angguki oleh Karl.

"Tapi Dad kenapa Kiel tidak homeschooling seperti biasa? " Tanya Xander menatap Alex.

"Daddy hanya merasa jika Kiel bersekolah secara umum, sifat pelupanya bisa sedikit berkurang" Jawab Alex.

Mendengar jawaban yg di berikan oleh Alex mereka terdiam memikirkannya sejenak, lalu mengangguk setuju.

"Yah, aku rasa itu bagus, besok kiel akan berangkat dengan mu Karl" Ucap Karla.

"Baik" Jawab Karl.

Setelah percakapan tersebut mereka pergi meninggalkan ruangan dan sibuk dengan urusan masing masing.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang