14

17.1K 1.5K 14
                                    

Karl terlihat panik ia mencoba menenangkan Kiel yang nafasnya memberat dan wajah yang semakin pucat, air mata dan keringat bercampur di wajah pucatnya.

Haah
Hah

Karl mengelus tekuk Kiel dengan lembut, Alex meminta Tian memanggil pelayan untuk membersihkan kekacauan ini, ia juga menghubungi Karla.

Alex mengambil piyama untuk anaknya lalu menyuruh Karl mengganti baju Kiel, Karl menurut ia turun dan menggendong Kiel menuju ruang walk in clothes.

Setelah berganti baju Karl membaringkan Kiel di kasur yang sudah di bersihkan, ia kembali berbaring di samping Kiel dan mengelus dada Kiel agar adiknya tertidur.

Tak lama datanglah Oliver ia segera memeriksa Kiel yang sudah tertidur karena Karl, jadi Oliver tidak perlu khawatir jika Kiel bangun karena ia menyuntikkan obat tidur berdosis rendah.

"Bagaimana? " Tanya Alex.

"Kita lihat kedepannya, jika dia muntah darah lagi Kiel akan di rawat agar aku bisa memeriksanya lebih lanjut" Jawab Oliver membereskan peralatannya.

"Baiklah" Ucap Alex membuat Oliver tersenyum tipis.

"Saya permisi" Alex mengangguk, setelah Oliver keluar ia kembali mendekat.

"Tidur lah Karl, kamu perlu istirahat badan mu masih panas" Ucap Alex memeriksa suhu tubuh Karl.

Karl memejamkan matanya menikmati elusan dari Alex tak lama ia pun tertidur membuat Alex tersenyum, ia keluar membawa nampan makanan yang masih tersisa.

Sampai di bawah ia melihat istri nya yang datang dengan wajah panik, ia memberikan nampan tadi ke pelayan yang lewat lalu mendekati istri nya.

"Karla" Panggilnya membuat pemilik nama menoleh.

"Mas, Kiel kenapa? Dia baik baik saja kan? " Tanya Karla mendekati suaminya dengan wajah khawatir.

"Untuk sekarang kita bisa tenang, jika ke depannya Kiel muntah ia akan di rawat" Jelas Alex membawa istri nya ke dalam pelukannya.

"Karl bagaimana? " Tanya Karla yang masih berada di pelukan Alex.

"Dia demam, sekarang sudah tidur" Jawab Alex, ia membawa tubuh Karla untuk duduk di sofa ruang tengah.

"A, benar itu sudah biasa terjadi" Ujar Karla melepaskan pelukan Alex.

"Aku ke atas dulu" Ucap Karla meninggalkan Alex setelah mendapat anggukan darinya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Pagi telah datang menampakkan sinarnya dari timur, Kiel mengeliat tidak nyaman di tempat tidurnya hingga ia membuka matanya.

"Ugh"

Kiel menatap Karl yang tertidur menghadap ke arahnya, ia kemudian memeluk Karl dan menyembunyikan wajahnya di dada Karl. Hangat,itu yang di rasakan nya sekarang dingin yang tadi menusuk kulitnya di gantikan oleh rasa hangat yang membuat nyaman.

Karl terbangun ketika mendengar ketukan di pintu, ia mengedipkan matanya beberapa kali. Ia menatap ke arah pintu yang masih di ketuk
"Tuan muda waktunya sarapan" Ucap seorang pelayan di baliK pintu tersebut.

"Iya" Balas Karl dengan suara serak khas bangun tidurnya.

Karl menatap Kiel yang memeluknya ia balas memeluk Kiel dan duduk dengan Kiel yang duduk di pangkuannya, Karl dapat merasakan suhu tubuh Kiel yang masih panas.

"Kiel mau mandi bareng? " Tanya Karl, mengelus rambut Kiel lembut.

"Hm" Mendengar sahutan tersebut Karl hanya pasrah.

"Hei sudahlah, dia adik ku apa masalahnya sih? " Ucap Karl kesal.

"Uh, baiklah lagi pula di sini aku bersama Amane" Ujarnya.

"Hah?, apa maksudmu Tsukasa? " Tanya Karl bingung setau nya Kiel hanya punya Tsukasa sebagai alter egonya.

"Ah, bukan apa apa dah" Mata Kiel kembali ke warna semula, Karl yang melihat itu mendengus kesal.

"Ayo" Karl menggendong Kiel menuju kamar mandi.

Selesai mandi, Karl mengambil plester penurun demam yang baru dan memasangkan di dahi mulus Kiel, Kiel diam ia sedang bermanja dengan Karl.

"Ayo turun, yang lain sudah menunggu" Karl menggendong Kiel dan keluar dari kamar menuju ruang makan.

"Arl, Iel mau turun" Karl yang mendengar tersebut, menurunkan Kiel dan menggandeng tangan kecil sang adik.

Pintu lift terbuka mereka langsung menuju ruang makan, di sana terlihat kedua orang tuanya dan kakak kembar mereka.

Karl mendudukkan Kiel di sampingnya ia kemudian duduk di tempatnya dan sarapan pun di mulai dengan tenang dan damai.

Selesai sarapan Karl mengajak Kiel untuk kembali ke kamar namun di tolak dengan alasan bosan dan ingin menonton TV, Xander dan Xavier sudah pergi ke sekolah Alex dan Karla juga sudah berangkat hanya mereka di rumah dengan maid dan bodyguard.

"Arl, Arl" Panggil Kiel yang duduk di pangkuan Karl dengan cemilan di pangkuannya.

"Ya? " Karl menunduk untuk melihat wajah Kiel.

"Iel kemarin mimpi ada restoran kebakaran terus ada Arl sama Iel di sana" Ucap Kiel, fokus dengan cemilan di pangkuannya.

"Eh? Apa Kiel ingat dengan kejadian itu? " Ucap Karl dan membatin di akhir.

"Hm? Iel coba ceritakan lebih detail dong" Ucapnya mengelus rambut Kiel.

"Gak mau mimpinya seram, Iel di tinggal sama Arl terus ada om om sama tante tante yang nyiksa Iel, Iel takut" Ucapnya dengan suara lirih.

'Apa karena itu, Tsukasa tadi keluar? ' batin Karl, ia memeluk Kiel dan menenangkan Kiel yang menangis.

"Hisk.. Iel takut hiks, Arl jangan tinggalin Iel kaya di mim..pi hiks" Karl membalikkan tubuh Kiel agar menghadap ke arahnya.

"Iya, Karl gak bakal tinggalin Iel, udah ya nanti demamnya makin parah" Karl mencoba menenangkan Kiel, ia sedikit repot karena Kiel yang memeluknya terlalu erat.

Lelah menangis Kiel akhirnya tertidur membuat Karl bernafas lega, ia mematikan TV lalu menggendong Kiel ke kamar ia juga lelah mungkin karena masih demam.

Mereka tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain, terlihat lucu jika dari jauh Karl seperti tidur memeluk guling karena hanya melihatkan rambut Kiel.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf lama, tiba tiba males ngetik walaupun ide masih ngalir.

Typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang