"Itu, karena penyakit mu" Jawab Karl, menatap Kiel dengan sendu.
Kiel memperhatikan wajah Karl yang sedikit pucat? Apa kembarannya ini sakit badannya juga terlihat lebih kurus.
"Arl, kamu..baik baik saja?" Tangan Kiel terangkat mengelus pipi Karl.
"Eh? Iya aku baik baik saja" Ucap Karl setelah sadar dari keterkejutan nya.
"Hmm" Kiel menjauhkan tangannya dari pipi Karl, matanya terasa berat. Karl yang melihat hal tersebut tersenyum kecil ia mengelus rambut Kiel hingga Kiel tertidur.
Xander mendekati Karl ia mengelus kepala Karl dan membawa Karl ke dalam gendongannya, Karl tak berontak lagi pula ia juga mengantuk.
Setelah Karl sadar ia langsung mencari Kiel yang membuat Xavier yang berada di sana terkejut, Karl terlihat acak acakan ia berontak dari dekapan Xavier.
Flashback
Keesokan harinya sekitar pukul tujuh pagi Karl sadar dari bius yang di berikan Oliver, Xavier yang saat itu baru sampai di ruangan mereka di buat terkejut melihat Karl yang akan turun dari ranjangnya.
"Karl! " Seru Xavier terkejut, ia segera mendekati adiknya sebelum Karl menginjakkan kakinya di lantai.
"Kiel..Aku mau ketemu Kiel!" Karl berontak dari dekapan Xavier.
"Aku mau ketemu Kiel kak, minggir" Xavier menekan tombol darurat, ia mengelus punggung Karl agar adiknya itu tenang.
"Kiel baik baik saja, kamu tak perlu khawatir" Ucap Xavier mencoba menenangkan Karl yang masih berontak.
Karena kondisi tubuh Karl masih lemas akhirnya ia menyerah, ia terus meracau di pelukan Xavier sambil menangis. Xavier berusaha menenangkan Karl hingga dokter datang.
Oliver segera menyuntikkan obat bius dengan dosis rendah, Xavier membaringkan Karl di ranjangnya setelah itu Oliver mulai memeriksa Karl.
"Dia baik baik saja, ia mungkin masih syok dengan kejadian kemarin" Ucap Oliver setelah memeriksa Karl.
Setelah Kejadian tersebut Karl menjadi lebih pendiam bahkan makannya menjadi lebih sedikit, setiap hari ia akan mengunjungi Kiel untuk memastikan keadaan Kiel.
Sahabatnya di buat bingung dengan sifat Karl tersebut, mereka bahkan mengatakan Karl seperti mayat hidup tapi Karl tak peduli dengan hal itu. Biasanya dia akan memarahi sahabatnya dan memberikan kalimat yang akan membuat mereka bungkam.
Flashback off
Keduanya tersenyum melihat Karl yang tertidur, Xavier mengelus kepala Karl dengan lembut.
"Dia pasti frustasi melihat kondisi Kiel si ruang operasi ketika itu" Ucap Xander, mendapat anggukan dari Xavier.
"Pulanglah, aku akan menjaga Kiel, Karl pasti tidak nyaman tidur di posisi ini" Ucap Xavier.
"Baiklah, aku akan kembali nanti" Xavier mengangguk, setelah itu Xander keluar dengan Karl berada di gendongannya.
Setelah Xander keluar Xavier mendudukkan diri di sofa dan memainkan ponsel nya, sesekali ia juga akan melirik ke arah Kiel yang tertidur dengan damai.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
"Permisi, ada surat untuk anda" Ucap seseorang setelah mengetuk pintu.
Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang menatap nya dengan sengit, karyawan tersebut tersenyum kaku.
"Ada surat untuk anda nona" Karyawan itu memberikan sebuah surat yang di Terima dengan baik oleh wanita tersebut.
Setelah mengambil surat itu ia menutup pintu tanpa mengucapkan apa apa, karyawan itu hanya memaklumi hal tersebut ia sudah biasa dengan sifat penghuni apartemen ini.
Di dalam wanita itu membolak balik surat itu, namun ia tidak menemukan nama pengirim sama sekali. Dengan sedikit keraguan ia membuka surat itu dan membaca isinya.
Setelah membaca isi surat tersebut ia meremas amplop tersebut, matanya menunjukkan amarah dan kebencian yang sangat mendalam.
"Bajingan itu, masih bisa menemukan ku" Gumamnya dengan suara tertahan.
"Aku sudah menduga dia akan menemukan ku, tak ku sangka dia menemukan ku dengan cepat" Ia mendudukkan diri di sofa, amplop yang ia remas tadi sudah di buang entah ke mana.
"Hah.., lagi pula aku tidak akan bisa menang melawannya, satu satunya cara hanya dengan membunuh nya dan itu sangat mustahil bagiku" Ia menutup matanya dengan pergelangan tangan.
Setelah cukup lama berdiam di posisi itu ia kembali membaca isi surat itu, ia melipat kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam saku celana yang ia gunakan.
"Akan ku percepat penerbangan ku, dan ku berikan kejutan yang luar biasa untuk nya" Sebuah senyuman terbit setelah ia mengatakan hal itu.
Di sisi lain di alam bawah sadar Kiel terlihat Tsukasa dan Amane yang sedang berbincang atau adu mulut??
"Tsukasa kau harus mengontrol emosimu"
"Kenapa? "
"Huft, aku tidak mau di hantui oleh 'orang itu', kau tau kan jangan membuat situasi semakin rumit"
"Tapi aku tidak bisa melihatnya hidup dengan damai begitu saja"
"Dengar, ini memang tubuhnya tapi jiwanya berbeda, Alan tidak akan tau dengan masalah itu"
"Kenapa tidak memberitahu nya saja?! "
"Tidak akan mudah untuk menjelaskan semuanya kita harus mengunggu waktu yang tepat untuk itu. Selama itu kau harus mengontrol emosimu, kita akan mengawasi perbuatan mereka"
"Oke baiklah, aku akan mengikuti apa yang kau ucapkan. Tapi jika mereka sudah kelewatan batas aku tidak akan tinggal diam"
'Jika bisa nanti aku akan membunuhnya'
"Aku juga akan ikut campur jika mereka sudah kelewatan"
Setelah itu mereka diam untuk beberapa saat sampai suara Tsukasa mengalihkan atensi Amane.
"Aku bingung kenapa masalah Kiel harus Alan yang menghadapi nya?, karena dia juga aku juga harus menghadapi si gila itu!! " Amane menoleh sekilas, lalu kembali menatap ke depan.
"Entahlah, aku juga kesal karena harus terlibat di masalahnya"
"Haa, kenapa dia melempar masalahnya ke orang lain?! Aku jadi ingin mencongkel bola matanya dan merobek mulutnya itu"
"Sudah terlanjur, kau bisa mengomelinya setelah semua maslah ini selesai" Setelah percakapan itu tak ada lagi yang berbicara, mereka sibuk dengan pikir masing masing.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~
Ohayou, up nya jadi pagi karena malam kelupaan maaf ya!!
Typo!
See you(*´︶'*)♡Thanks!
![](https://img.wattpad.com/cover/324480753-288-k753548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...