"Kamu memberitahu semuanya? "
'Iya'
"Bodoh!! kenapa kau beritahu nya" Teriaknya dengan emosi, kepada makhluk di depannya.
'Kenapa? '
"Hah, jika seperti ini tak ada waktu lagi dia pasti sudah bergerak" Ucapnya menghela nafas panjang.
Makhluk di depannya itu hanya diam tidak mengerti dengan ucapannya, ia kemudian berbalik dan menghilang meninggalkannya sendiri.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Kiel turun dari bus dan berjalan menjauh dari halte tersebut, ia kemudian memasuki gang kecil dan masuk ke daerah kumuh yang ada di sana.
20 menit perjalanan akhirnya ia sampai di sebuah rumah yang lumayan besar yang terdapat di daerah kumuh tersebut.
Ia menaiki pohon untuk mengintai orang yang berada di dalam rumah itu, di sekitar rumah dapat ia lihat puluhan bodyguard yang berjaga di sana.
Di dalam rumah itu ia melihat beberapa penjaga yang berinteraksi dengan seorang pria dengan pakaian yang cukup mewah.
'Itu dia, di mana mobil nya? ' Kiel menatap sekeliling akhirnya ia melihat sebuah mobil hitam yang terparkir cukup jauh.
Kiel turun dan mendekati mobil yang terparkir cukup jauh dari rumah tadi, ia bersembunyi di balik pohon dan menatap jendela ke arah kursi pengemudi.
"Sesuai dugaan" Ia mulai membuat suara berisik di semak semak yang berada di sebelah pohon tempat ia bersembunyi.
Sang sopir yang berada di dalam mobil keluar dengan rasa penasaran tinggi ia berjalan mendekati semak semak tersebut, perlahan tangannya terulur namun sebelum itu ia merasakan sesuatu yang keras menabrak belakang kepalanya.
Sopir tersebut jatuh pingsan, Kiel segera menangkap tubuh sopir itu. Ia menariknya ke dalam semak tersebut lalu mengganti baju nya dengan sang sopir.
Kiel mengikat tubuh sopir tadi lalu mendudukkannya di balik pohon besar tempat ia bersembunyi, tak lupa juga menutup mulut sang supir.
Ia keluar dari tempatnya, bertepatan dengan itu pria yang tadi di lihatnya datang bersama seorang pria lain, mereka tampak berbincang ringan.
"Benar kah begitu? "
"Ya,kau tak perlu cemas. Semuanya berjalan sesuai rencana"
Setelah perbincangan itu mereka hanya melakukan basa basi sebelum berpisah, seperti yang di lakukan oleh pebisnis.
"Baiklah jika begitu kita akan melanjutkan besok" Pria tadi akhirnya masuk ke dalam mobil.
'Aku belum pernah mengemudikan mobil, tak masalah ini sama seperti bermain game'
'Jadi ayo kita buat dia mabuk'
Kiel menghidupkan mobil, ia kemudian menunduk memperhatikan ketiga pedal yang ada di kakinya.
"Ayo mulai" Kiel menghela nafas sejenak.
Pria yang di ketahui bernama, Ronan Crishaten itu menatap supirnya yang diam menunduk.
"A-" Belum selesai ia berbicara mobil mundur lalu berbelok memasuki gang.
Ronan yang tidak siap terantuk ke kursi depan, ia kembali duduk dengan mengusap dahinya yang terasa nyeri.
'Apa apaan itu, apa dia sedang kesal?! ' Ronan menatap Kiel yang fokus mengemudi.
"Kita akan kemana tuan? " Kiel bertanya dengan suara yang di beratkan.
"Kau siapa? " Tanya Ronan dengan pisau di tangannya yang berada di depan leher Kiel.
Kiel melirik tangan Ronan, Ronan semakin menekan pisau yang ada di leher Kiel.
"Kau ingin mati? " Ronan menatap Kiel, ia kemudian menyingkirkan tangannya dari Kiel.
Kiel tersenyum miring, ia menambah kecepatan mobil matanya melirik sekeliling, Ronan yang tak siap kepalanya kembali terantuk dengan keras.
Di depan sana adalah pembelokan curam, dengan jurang di sebelah kirinya. Kiel menambah kecepatan mobil, Ronan baru sadar ketika mereka sudah hampir menabrak pembatas jalan.
"Belokkan mobilnya bodoh!!" Teriak Ronan, ia dengan sempoyang mencoba untuk mendekati Kiel.
Kiel menoleh, ia mendorong Ronan ke belakang ia melirik ke samping jarak mobil mereka dengan jurang hanya sekitar satu meter, Kiel kembali menambah kecepatan mobil.
Ia kemudian membuka pintu mobil dan melompat keluar, mobil itu melaju dengan cepat hingga menabrak pembatas jalan dan terjun bebas ke dalam jurang yang curam.
Duarr...
Terdengar suara yang sangat keras dari jurang tadi, mobil itu meledak.
Kiel bangkit dan berjalan mendekati tepi jalan, ia menatap jurang tempat mobil tadi jatuh.
"Ha..hah ha..haha" Dengan nafas tak beraturan ia tertawa melihat mobil di bawah sana sudah terbakar, ia bisa melihat cahaya kemerahan di gelapnya jurang tersebut.
Kiel berjalan dengan tertatih tatih menjauh, ia menuju seberang jalan dan masuk ke daerah hutan. Di bantu oleh cahaya bulan Kiel menyusuri hutan dengan kondisi tubuh yang penuh luka.
Meski luka yang di deritanya tidak terlalu parah, Kiel berhenti ketika mendapati ada sebuah rumah kosong.
'Rumah? Lebih baik aku beristirahat dan mengobati luka ku' ia berjalan mendekati rumah tersebut.
Kiel memasuki rumah itu, di dalam terlihat di sana sofa usang yang sudah berdebu. Kiel duduk di sana setelah membersihkannya.
Ia terbatuk batuk karena debu yang tebal, Kiel membuka tas nya ia mengambil kotak p3k dan mulai mengobati luka gores di tubuhnya.
Selesai mengobati luka di tubuhnya, Kiel menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 23.48 semoga saja Karl tidak masuk ke kamarnya.
Di sisi lain tepatnya di atas tangga seseorang sedang memperhatikannya membalut luka gores di tubuhnya.
'Siapa dia? '
'Aku ingin mengecek nya, sayang sekali aku tidak bisa turun karena dinding ini' ia mengelus dinding halus yang membatasi bagian atas dan bawah rumah itu.
'Tunggu, bukannya dia?! ' raut wajahnya yang datar berubah menjadi sedih, matanya seolah olah menunjukkan rasa rindu yang mendalam.
"Maaf, maaf kan aku" Ucapnya dengan suara lirih, air matanya turun dengan sendirinya.
"Hm? " Kiel menoleh ke atas ketika air menetes di tangannya.
"Apakah hujan? " Ia diam sejenak, namun telinganya hanya menangkap suara jangkrik.
"Mungkin keringat ku" Kiel melanjutkan membersihkan sofa tadi.
'Untuk sementara aku akan bermalam di sini'
'Siapa pun itu aku izin menginap' Kiel membaringkan tubuh nya dan mulai terlelap.
Mahkluk yang memperhatikannya masih setia menatap Kiel yang tertidur.
"Tidur nyenyak, aku akan menjagamu" Ia berbalik, meninggalkan Kiel yang sudah tertidur lelap.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~
Jangan lupa jaga kesehatan!
See you(*´︶'*)♡Thanks!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...