5

37.8K 2.8K 48
                                    

Kiel membuka matanya, ia mengedipkan matanya beberapa kali setelah sepenuh ya sadar Kiel di baut terkejut oleh wajah Karl yg berada di depannya.

Bruk!

Karena terkejut Kiel terjatuh dari kasur yg cukup tinggi itu hingga membuat Karl terbangun, Kiel masih betah dengan posisinya tak lama setelahnya ia duduk.

"Kiel? " Gumam Karl menoleh ke arah samping.

"Kiel!! " Karl yg ingin turun dari kasur terkejut melihat Kiel duduk dengan tangan yg mengusap kepala nya.

"Ah, maafkan aku" Karl segera membawa Kiel ke dalam pelukannya.

Kiel diam di dalam pelukan Karl mungkin masih terkejut, Karl mengelus kepala Ciel kadang ia meniup kepalanya agar rasa sakit nya hilang.

Karl menggendong Kiel dan mendudukkan Kiel di kasur, ia melepaskan pelukannya dan menatap Kiel wajahnya masih datar namun sekilas ada kilat biru di matanya membuat Karl bergidik ngeri.

"Nah, sekarang mandi dulu ya" Ucap Karl di angguki oleh Kiel, Kiel menuju kamar mandi dan Karl menuju kamarnya.

15 menit akhirnya Kiel sudah selesai ia duduk menunggu di sofa beristirahat sebentar, tak lama masuklah Karl ke dalam dan tersenyum kecil melihat Kiel ia pun mendekat.

"Kiel ayo turun" Kiel menoleh ke arah suara dan terlihat Karl di sana

Mereka menuju ruang makan bersama sampainya mereka duduk bersampingan dan makan malam pun di mulai dengan tenang hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yg baradu dengan piring.

Selesai makan malam mereka berkumpul seperti biasanya di ruang tengah, Karl sedang bermanja dengan Kiel yg membuat kedua kakaknya cemburu meski tertutup dengan wajah datar mereka.

"Kiel bagaimana sekolahmu hari ini? " Tanya Karla, mengusap rambut Kiel yg duduk di sebelahnya.

"Buruk" Jawab Kiel membuat mereka bingung berbeda dengan Karl.

"Apa terjadi sesuatu? " Tanya Alex menatap putranya yg lain.

"Tadi ada sedikit-, oh bagaimana lukamu Kiel? " Penjelasan Xavier terhenti begitu teringat jika Kiel tadi terluka.

Karl yg sedang bermanja dengan Kiel menjawab "sudah membaik, aku sudah mengganti perbannya tadi" Jawab Karl di angguki Kiel.

"Apa?! " Karla terkejut dan segera mengambil kedua tangan Kiel.

"Bagaimana ini bisa terjadi? " Tanyanya menuntun jawaban dari mereka.

"Saat di kantin ada orang yg mendobrak meja kami, hingga gelas yg berada di dekat Kiel terjatuh dan melukai tangannya" Jelas Xavier di angguki yg lain.

"Beraninya.. " Geram Karla tertahan dan tampa sengaja meremas tangan Kiel yg terluka membuat perban tersebut berdarah.

"Mom, tangan Kiel" Ucapan Xander membuat Karla tersadar dan melepas genggaman nya.

"Astaga! Maafkan mommy sayang" Karla segera memanggil seorang pelayan untuk mengambil kotak p3k.

"Sakit ya" Kiel yg sedang melamun tersentak mendengar ucapan Karl tepat di telinganya kirinya.

"Ap.. Shh" Rintih Kiel membuat Karl reflek mengelus rambut Kiel.

"Biar mommy obati, kamu tahan sebentar ya" Ucap Karla membuka perban di tangan Kiel dan mengobati luka tadi lalu memperbannya.

Alex melirik jam yg menunjukkan pukul 21.05 sudah larut "kembalilah ke kamar kalian, besok sekolah bukan? " Ucap Alex dengan tegas namun masih ada nada lembut di sana.

"Iya" Balas mereka lesu (-Kiel), dan beranjak menuju kamar masing masing.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Pagi telah datang, Kiel, Karl, dan kedua kakak kembarnya Xavier dan Xander sudah berada di sekolah, mereka berangkat lebih pagi karena malas dengan para wanita yg berteriak seperti orgil. Kemarin mereka beruntung karena parkiran yg sudah sepi.

"Ayo Kiel" Karl menarik tangan Kiel menuju kelas.

Kiel mengikuti Karl ia mencoba menyesuaikan langkah kakinya dengan Karl namun tidak bisa, Kiel tiba tiba berhenti membuat Karl yg menariknya otomatis berhenti juga.

Kiel meletakkan tangannya di lutut dan mengatur nafasnya "aku lelah" Gumam kiel di dengar oleh Karl.

"Ah! Maaf" Ucap Karl tersadar akan kesalahannya.

Karla menunggu Kiel selesai mengatur nafasnya lalu melanjutkan langkah mereka menuju kelas kali ini Karl menyesuaikan langkah kaki Kiel yg lebih pendek darinya, lihatlah adiknya sangat lucu dengan syal yg melingkar di lehernya karena hari yg cukup dingin.

Mereka akhirnya sampai di kelas Kiel melepas syal yg di gunakan nya dan duduk di samping Karl, kemarin malam ia bermain game hingga larut malam ia bermain game untuk menghilangkan rasa bosannya.

'Aku mengantuk, tak ku sangka tubuh yg ku tempati ini mudah lelah' batin Kiel menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

'Yah..tubuh ku dulu juga begini karena kurang olahraga, aku hanya melatih jari jemariku dengan bermian game' batin Kiel melirik keluar jendela, ah dia yg meminta tukar tempat duduk dengan Karl.

'Aku tak percaya harus bersekolah umum lagi, dulu aku sekolah umum ketika masih SD itupun sampai Kelas empat' Kiel menutup wajahnya yg silau karena sinar matahari.

"Kiel, sudah bel" Ujar Karl menepuk bahu Kiel, membuatnya tersentak Kiel segera menegakkan tubuhnya dengan lesu.

Kiel menatap jam kelas yg berada di belakang lalu tak lama datanglah guru yg mengajar Matematika 'rasanya waktu cepat berlalu, ugh! Matematika! Setelah ini ada b.ing, aku sedang malas untuk belajar keduanya' batin Kiel dengan aura suram di sekitarnya.

Di sisi lain tepatnya di kelas XII IPA1 Xavier dan Xander sedang bersama teman mereka mendengarkan perbincangan temannya, karena jamkos guru yg mengajar fisika ada urusan dan meninggalkan tugas.

"Tumben banget yak, tu guru gak masuk" Ucap Ferli di angguki oleh Angga.

"Lebih baik kalian kerjakan tugas nya" Celetuk Ansa yg duduk di samping Arga.

"Ya, ya" Balas Ferli melanjutkan membuat tugasnya.

"Xander, bisa bantu gue" Ucap Ken di balas anggukan oleh Xander.

"Mana? " Tanya Xander.

"Ini ni, gak ngerti gue" Tunjuk Ken di bukunya.

"Rumusnya salah" Ucap Xander menunjuk kesalahan Ken.

"Bukannya emang itu rumusnya" Ujar Ken mengambil catatannya, dan menunjukkan contoh di buku itu.

Ray yg duduk di depan Xander menoleh ke belakang "lihat baik baik soalnya" Timpal Ray membuat Ken kembali melihat soal tersebut.

"Eh, gue salah rumus! Ulang lagi deh" Keluh Ken membuat Angga dan Ferli tertawa.

"Lu emang ceroboh ya Ken" Ujar Arga membuat Ken menoleh tak Terima.

"Gue gak seceroboh itu" Sangkal Ken menatap Arga sengit.

"Benarkah?" Ucap Xavier yg sedati tadi diam.

"Lo kok ikut ikutan juga" Mereka tertawa melihat Ken yg terpojok kan begitu juga teman sekelas mereka.

"Kenapa kalian ikut ikutan juga" Teriak Ken tak terima, yg membuat tawa mereka tambah kencang.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Maaf typo!
See you (*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang