27

6.8K 644 5
                                    

Siang ini Kiel sedang membaca buku untuk menghilangkan rasa bosannya, setelah tadi ia belajar matematika dan bahasa Inggris bersama guru yang ia sudah lupa nama guru tersebut.

Ia menutup buku merasa bosan selesai membaca buku tersebut, ia melirik jam dinding setelahnya ia menuju balkon kamar menatap pemandangan rumahnya dan pepohonan yang rindang.

Kakak dan kembarannya akan pulang telat, ia masuk ke dalam dan keluar lalu menyalakan TV menonton kelanjutan film yang belum selesai ia tonton.

Di sisi lain, Karl harus menahan diri untuk tidak membolos dari pelajaran tambahan yang ia dapat, sebelumnya ia tidak termasuk dalam hal ini namun entah bagaimana ia di pilih oleh guru untuk mengajarkan teman sekelasnya, dengan berat hati ia menerima ajakan guru tersebut dari pada ia di teror dengan pertanyaan itu.

"Huftt" Entah sudah berapa kali ia menghela nafas hari ini, ia menatap teman sekelasnya yang sedang mengerjakan tugas yang ia berikan.

"Karl bagaimana menurutmu? " Salah satu dari mereka bertanya, Daniel nama dari temannya.

"Sini" Daniel memberikan bukunya, Karl menerima buku tersebut dan mulai memeriksa jawaban dari Daniel.

Daniel mendekat mana tau jawabannya salah lagi, entar dia kena umpatan seperti hari hari sebelumnya.

"Nih, bilangan pecahan lu salah, kalau di bagi yang ini di balik. Entar ketemu jawabannya" Daniel mengangguk mengerti, sepertinya ia beruntung kali ini tidak mendapat kata kata kasar dari Karl.

"Lu dah siap? Sini gue periksa" Bersenang lah kalian karena hari ini Karl tidak banyak mengeluarkan emosinya.

"Nih" Wendy teman sekelasnya yang selalu mendapat nilai jelek pada matematika.

Karl mengerutkan dahinya melihat banyak nya tulisan bahas Jerman, di tambah lagi peletakan angka nya sangatlah banyak!!

"Udah gue bilangin pangkatnya di luar akar, ulang!! Kalau pakai bahasa Jerman lagi gak usah belajar sama gue" Karl melempar buku Wendy, siswi itu hanya tersenyum bodoh menanggapi ucapan Karl.

"Santai, robek buku gue entar lu lempar kek gitu" Wendy mengambil bukunya yang tergelatak di lantai.

"Lu kalau salah lagi gak usah belajar sama gue" Karl menatap Wendy dengan sengit, ia sudah lelah melihat angka yang berserakan di buku siswi itu.

'Aku ingin pulang!! '

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Tok tok

"Masuk" Pintu terbuka dan masuklah seorang pelayan ke dalam kamarnya.

"Saya datang mengantarkan cemilan untuk anda" Pelayan tersebut meletakkan nampan di nakas lalu beranjak keluar setelah berpamitan pada Kiel.

"Auranya tak asing" Gumam Kiel setelah pelayan tadi pergi.

Kiel menatap buah yang di bawakan oleh pelayan tadi rasanya ada yang tidak beres dengan buah tersebut, ia tadi meminta Zahra si kepala pelayan untuk mengambil kan jeruk, lalu kenapa pelayan yang baru ia lihat ini membawakan apel untuknya.

Tok tok

Kiel menoleh sekilas ia mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.

"Tuan muda, saya membawakan jeruk yang Anda minta" Zahra, kepala pelayan itu membawa nampan yang berisikan jeruk.

Ia akan meletakkan nampan tadi namun tidak jadi melihat sebuah apel yang sudah di potong, ia menatap Kiel yang juga menatap ke arahnya seolah meminta penjelasan.

"Siapa dia? " Kiel menatap Zahra yang masih berdiri dengan nampan di tangannya.

"Maaf tuan muda, sepertinya ada kesalahan di sini" Zahra menjawab dengan tenang.

"Siapa dia " Kiel kembali bertanya namun kali ini dengan kalimat tak ingin di bantah.

"Dia adalah pelayan baru yang baru masuk kemarin sore, namanya Sera" Zahra menjawab pertanyaan Kiel dengan tenang.

"Dia mencurigakan" Gumam Kiel yang terdengar oleh Zahra, ia menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Kiel.

"Awasi dia"

"Baik, tuan muda"

"Saya akan mengambil apel ini, dan ini jeruk yang Anda minta" Kiel mengangguk, ia tadi sudah mengambil sepotong sebelum Zahra masuk ke dalam untuk memastikan sesuatu.

"Saya permisi dulu, selamat menikmati waktu anda" Setelah Zahra keluar Kiel mengambil pisau perak di dalam laci nakas.

Ia memotong apel tersebut, seperti dugaannya apel ini sudah di beri racun pisau peraknya berubah menjadi hitam itu menandakan bahwa apel itu beracun.

Di lihat dari warna apel yang sedikit gelap dan dagingnya seperti sudah lisut saja Kiel sudah  curiga, biasanya apel yang di berikan oleh Zahra berwarna lebih terang dan terlihat masih segar.

"Aku akan mengingat wajahnya" Kiel menyimpan pisau itu dan membungkus apel tadi dengan tisu lalu membuangnya ke tong sampah.

Kiel mengupas jeruk yang di bawakan Zahra tadi, ia kembali menghidupkan TV dan melanjutkan acara menontonnya yang tertunda.

Di sisi lain pelayan yang tadi mengantarkan buah apel untuk Kiel tadi sedang berada di belakang mansion, ia terlihat sedang mengangkat jemuran.

"Semoga rencana ku berhasil" Gumamnya memindahkan jemuran pada keranjang yang ia bawa.

"Aku hanya perlu menunggu efek racun tadi bekerja" Ia membawa jemuran tersebut masuk.

Ia tak menyadari bahwa gerak geriknya di awasi oleh seseorang yang berada tak jauh dari tempatnya, ia pergi setelah melihatnya masuk ke dalam mansion.

»»————><————««»»————><————««
Yahho~

maaf ya lama, segini dulu bye.

See you
(*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang