"Alan" Mereka menoleh ke arah sumber suara, terlihat di sana Aflan berjalan ke arah mereka.
"Af.. " Lidahnya kelu, Alan hanya menatap Aflan yang berjalan mendekat.
Amane hanya diam tak bisa berkata kata, ia menarik Alan mendekat ke arahnya merasa ada yang aneh.
'Tsukasa apakah Aflan masih bersamamu? '
'Ya Aflan masih di sini, ada apa? '
'Gawat ada yang menyamar menjadi Aflan, sepertinya dia mulai bergerak'
'Aku akan mengurusnya, setelah ini kita akan berbicara'
'Tunggu! Amane kau masih belum pulih, aku akan ke sana bersama Aflan'
Amane menarik Alan ke arahnya, Alan terdiam di belakang Amane. Apa yang terjadi? Ia kembali menatap ke arah Aflan.
Tunggu itu buka Aflan, Aflan tak pernah menunjukkan mata yang seperti itu kepadanya. Siapa dia?
"Amane, siapa dia?" Bisik Alan, Amane tersentak ia lantas melirik ke arah Alan yang menundukkan kepalanya.
"Dia bukan Aflan, Aflan tak pernah menatapku seperti itu" Gumam Alan yang terdengar oleh Amane.
"Ada apa? " Tanya Amane dengan suara tenang tidak dengan matanya yang menatap tajam ke arah Aflan kw itu.
"Ada apa Amane? Aku hanya ingin bertemu dengan Alan" Jawabnya sambil tersenyum yang mana hal itu semakin membuat Amane jengkel.
"Apa aku tidak boleh bertemu dengan adikku? " Tanyanya berjalan mendekat.
"Kau bukan kakak ku" Ucap Alan membuat nya berhenti dan menatap Alan dengan senyum tipis.
"Alan, apa kamu seperti ini karena Amane? " Ucapnya dengan wajah sedih yang mana hal itu membuat Amane bertambah kesal.
"Aku sangat merindukan mu tapi apa? Kau malah seperti ini kepada ku. Apa kau tidak merindukan ku? "
'Dia membuat ku kesal saja? Berhenti membuat wajah seperti itu dengan tubuh Aflan,bajingan sialan' batin Amane dengan aura hitam di sekelilingnya.
"Kau bukan kakakku! Siapa kau?!berhenti menggunakan tubuh kakak ku sialan, kau membuat ku mual" Ucap Alan dengan emosi yang di tahan.
"Ah, kau sudah tau ya" Ucapnya merubah wajahnya yang tadi bersedih berubah dengan seringai licik di wajahnya.
'Apa? Kenapa? Ada apa dengan ku? Tidak tunggu dia siapa?? Aku merasa pernah bertemu dengannya' batin Alan melihat makhluk di depannya yang masih menggunakan tubuh kakaknya.
Syut!
"Alan kau baik baik saja? " Alan tersadar begitu ia mendengar suara Aflan.
"Af" Alan menatap ke depan, di sana terlihat wujud asli dari makhluk yang menyamar menjadi kakaknya.
Makhluk berwujud hitam pekat, tinggi dan besar dengan mata ungu pekat menatap nyalang ke arahnya.
"Kau! " Ucapnya menunjuk Aflan dengan geram.
'Tak ku sangka mereka bergerak lebih cepat dari dugaan ku, jika begini aku tak punya pilihan lain' batin Aflan menatap ke arah makhluk yang sedang bertarung dengan Tsukasa.
"Aflan? " Ia menoleh dan tersenyum lembut, Aflan mengelus kepala Alan dengan lembut.
"Sepertinya kau harus kembali, lain kali aku akan mengunjungi mu" Aflan mencium pucuk kepala Alan lalu kening sang adik.
"Dah, jaga dirimu baik baik" Setelah mengatakan hal itu tubuh Alan tiba tiba lemas lalu ia tenggelam dalam kegelapan.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
"Kiel" Karl menggenggam tangan kiel yang terbaring di sebelahnya.
Sudah hampir 2 minggu setelah ia sadar, kiel bahkan belum sadar semenjak kejadian itu. Jika di ingat lagi itu sudah hampir satu bulan yg lalu saat mereka keracunan.
Ia bangun lebih cepat karena racun di tubuhnya hanya sedikit, sedangkan racun di tubuh Kiel itu cukup banyak. Ia sedikit lega mendengar pelayan itu di kurung di ruang bawah tanah, ia akan bermain dengan pelayan itu nanti.
Karl masih di rawat karena masih dalam masa penyembuhan, dan selama itu pula ia hanya diam memandang ke arah Kiel berharap sangat adik segera sadar.
Karl tersentak merasakan tangan Kiel yg berkeringat ia menatap wajah Kiel yang sudah di banjiri oleh keringat dingin.
Karl menekan tombol untuk memanggil dokter, tak lama setelahnya mata Kiel secara perlahan terbuka memperlihatkan netra yg kosong.
"Kiel" Karl berseru senang melihat adiknya sudah bangun.
Kiel menoleh ke arah sumber suara, ia melihat Karl yang tersenyum senang ke arahnya. Lucu itu yang terlintas di pikirannya.
Pintu tiba tiba di buka, masuklah Oliver bersama dua orang perawat. Karl memberikan ruang untuk mereka agar bisa memeriksa Kiel.
"Apa ada yang sakit? " Tanya Oliver sembari memeriksa denyut nadinya.
Kiel menggeleng lemah sebagai jawaban ia diam melihat Oliver yang dengan cekatan memeriksanya, serta seorang perawat yang mencatat setiap perkembangannya.
"Istirahatlah, aku akan kembali lagi untuk memeriksa mu nanti" Oliver pergi setelah mengatakan itu bersama dua perawat tadi.
Kiel menatap Karl dengan bingung, apa yang terjadi dengannya? Kenapa ia ada di rumah sakit? Ada apa dengan Karl apa dia sakit juga?
"Arl kenapa aku di sini? " Tanya Kiel tanpa menatap ke arah Karl.
"Jangan terlalu di pikirkan, istirahatlah aku akan selalu bersama mu" Ucap Karl mengelus tangan Kiel yang di infus.
Kiel menoleh sekilas dan melihat Karl yang tersenyum lembut, ia menolehkan kepalanya ke samping lalu mengangguk.
"Selamat malam" Ucap Karl sebelum menyusul Kiel yang sudah tertidur terlebih dahulu.
Pagi harinya Kiel terbangun merasakan ada yang mengelus kepalanya, ia menoleh ke samping di sana terlihat Xander yang terdiam menatap ke arahnya.
"Kak" Panggil Kiel melihat Xander yang melamun.
"Ya? " Ucapnya setelah menetralkan wajahnya yang masih terkejut.
"Kapan kamu bangun? Apa ada yang sakit? " Tanya Xander.
"Malam tadi" Jawab Kiel dengan suara lirih.
Xander beranjak dan memilih duduk di sebelah kanan Kiel, ia cukup peka karena Kiel yang dari tadi gelisah seperti mencari sesuatu.
"Karl di toilet, sebentar lagi akan kembali" Ucap Xander menjawab kebingungan Kiel.
"Um"
"Makan dulu ya, agar kamu cepat pulih"
Kiel mengangguk mengerti, ia menerima suapan bubur Xander dengan setengah hati. Ugh, tidak enak!
Suapan ke tiga Kiel menolak ia sudah tidak kuat masih mending ia makan bubur bayi dari pada bubur rumah sakit yang tidak ada rasa.
Karl yang sedari tadi memperhatikan interaksi tersebut terkekeh kecil, ia kemudian bergabung di sana. Sama seperti Kiel ia berhenti di suapan ke lima.
Mereka memakan obat yang di berikan oleh Xander, setelahnya mereka menonton film bersama untuk menghilangkan rasa bosan.
»»————><————««»»————><————««
Yahho~
Maaf ya lama, sebagai permintaan maaf aku kasih kalian sedikit bocoran deh.
Mulai dari bab selanjutkan bakal ada banyak konflik dan misteri yang bakal di kupas sedikit demi sedikit.
Dah, see you (*´︶'*)♡Thanks!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins Figuran [END]
Teen Fiction[ BROTHERSHIP ] ❗ Remaja bernama Alan berumur 14 tahun ia adalah anak rumahan yang akan keluar jika ada kepentingan saja bahkan bisa di hitung dengan jari dalam setahun ia keluar rumah. Ketika sedang menonton film pada laptop di balkon kamar di tem...