Ekstra Part

7.2K 357 10
                                    

Kehidupan Sekolah

Novel yang membahas tentang kehidupan sekolah dari 2 orang saudara kembar yang menjadi protagonis di novel ini.

Xander Olvi Gerdan, Xavier Olf Gerdan mereka merupakan protagonis di dalam cerita tersebut. Xander sebagai ketua OSIS dan sang kakak merupakan ketua basket dan anggota OSIS.

Novel yang berisikan tentang kehidupan sekolah dan masalah masalah yang di hadapi oleh kedua protagonis tersebut, tentu saja di sini ada Antagonis ia selalu mencari keributan di sekolah yang membuat pekerjaan para OSIS bertambah.

Antagonis itu bernama Liandra Ken Vergon brandal sekolah yang selalu mencari ribut dengan anggota OSIS.

Puncak dari masalah adalah ketika  di temukan mayat seorang murid baru yang di duga meninggal akibat kekerasan yang ia dapatkan, ada beberapa tersangka yang terlihat di CCTV sekolah.

Salah satu dari tersangka tersebut ialah Liandra namun yang menjadi masalah ialah di antara tersangka itu tidak di temukan bukti apapun.

Untuk menjaga reputasi sekolah pihak sekolah menerapkan aturan baru, semenjak di terapkan aturan tersebut suasana sekolah terasa sangat berbeda jauh.

Para murid yang awalnya bersemangat kini terlihat linglung, OSIS berusaha mencari cara agar kasus ini segera terselesaikan dan suasana sekolah seperti semula.

Mereka khirnya membentuk anggota khusus untuk menyelesaikan kan masalah ini, sekitar dua bulan akhirnya masalah tersebut terpecahkan. Mereka berhasil menangkap pelaku pembunuhan itu, dan suasana sekolah kembali seperti semula.

Namun peraturan yang di tetapkan oleh pihak sekolah masih berlaku, peraturan tersebut juga berlaku untuk para guru dan pegawai yang bekerja di sekolah ini.

Begitulah kira kira isi novel yang di baca oleh Alan, tubuh Kiel yang di tempatinya merupakan figuran yang menjadi korban dari pembunuhan di sekolah itu.

Menurut Alan, itu cerita yang menarik, lagi pula ceritanya tidak membosankan kan, yah walaupun kadang ia emosi karena ulah Liandra.

"Bagaimana menurut mu? " Tanya Alan menatap Aflan sang kembaran.

"Bagus, aku tidak tau bahwa dunia yang kita tempati itu dunia novel" Jawab Aflan.

"Aku juga begitu, awalnya aku tidak peduli dan aku baru sadar beberapa hari yang lalu" Jawab Alan.

Posisi mereka saat ini ialah Alan berada di pangkuan Aflan, mereka menatap langit biru yang indah dengan tenang.

"Apa kita bisa terlahir kembali? " Tanya Alan dengan tiba tiba.

"Mungkin, tapi aku lebih suka di sini" Jawab Aflan, ia mengusap rambut Alan dengan lembut.

"Ya, di sini kita tak perlu melakukan banyak hal. Kita juga tidak merasa lapar dan haus" Timpal Alan.

Aflan hanya tersenyum, ia kembali menatap langit dengan tangan yang tak henti hentinya mengelus rambut Alan.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Setahun telah berlalu semenjak kejadian itu, Kiel saat ini berada di kamarnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, tangannya terulur menyentuh mata kirinya yang terdapat eye patch.

"Apa kalian baik baik saja? " Gumamnya, Kiel tersenyum sendu menatap dirinya di cermin.

"Kiel, ayo! " Teriakan tersebut membuat Kiel menoleh ke arah pintu.

Di sana terlihat Karl yang menatapnya dengan lembut, Kiel beranjak dari sana ia mengambil tasnya dan berlari menuju ke arah Karl.

Kiel memeluk Karl dengan tiba tiba, Karl yang mendapat hantaman tersebut hanya tersenyum ia membalas pelukan adiknya dengan erat.

"Morning" Kiel tersenyum menatap wajah Karl dengan senyum lebar di wajahnya.

"Morning too" Balas Karl, ia melepas pelukan mereka dan menarik tangan Kiel dengan lembut.

"Ayo yang lain sudah menunggu" Kiel mengikuti Karl yang membawanya keluar.

Ketika sampai di depan lift Kiel tiba tiba berseru, Karl menatap ke arahnya dengan bingung.

"Ada apa? "

"Ada yang tinggal, kamu duluan aja nanti aku nyusul" Kiel berlari menuju kamarnya meninggalkan Karl seorang diri.

Karl menggelengkan kepalanya lalu melangkah memasuki lift, kembali ke Kiel ia sedang mencari buku yang sangat penting untuknya.

"Hei" Kiel berbalik, ia di buat terkejut begitu melihat sosok Alan yang transparan.

"Ah, h-halo" Kiel membalas dengan canggung, ia berusaha menenangkan jantungnya yang berdisko.

"Tempat ini sudah banyak berubah ya" Aflan menatap sekeliling.

Kiel bangkit dari duduknya, ia menatap Aflan yang melayang memperhatikan kamarnya dengan seksama.

"Ada apa? " Tanya Kiel melihat Aflan yang menatap lukisan di atas ranjangnya.

"Aku hanya ingin melihat lihat" Jawab Aflan tampa menoleh ke arah Kiel.

Kiel mendekat ia memperhatikan lukisan yang di buat oleh Alan ketika ia berada di tubuhnya, senyum tipis terbit di bibirnya.

"Apa kau sudah sembuh? " Aflan melirik ke arah Kiel.

"Ya, ini semua berkat mu. Terimakasih" Ujarnya dengan senyum lebar.

"Oke, lu gak berangkat? Di tungguin tuh" Kiel tersentak kecil ia lupa jika sekarang hari yang penting bagi kakaknya.

"Ah, kau benar. Kalau begitu aku pergi dulu" Kiel berlari keluar kamarnya, Aflan hanya diam ia menatap pintu kamar yang tertutup.

"Di sini ternyata" Aflan menoleh, ia mendapati Alan yang menatapnya dengan bingung.

"Ada apa? " Tanya Aflan, tangannya terulur untuk mengelus suara hitam milik Alan.

"Ayo, aku ada sesuatu untuk mu" Mereka menghilang meninggalkan asap kecil di kamar itu.

Sorak sorai dari penonton membuat suasana semakin ramai, para pemain kembali masuk ke lapangan.

Kiel menatap kedua kakaknya dengan mata berbinar, kakaknya benar benar keren!

Pertandingan semakin seru sekolah Kiel mendapatkan skor 15 dan lawan mendapat skor 10,waktu bermain tinggal 3 menit lagi.

'Ayo! ' keringat dingin mengalir di dahinya, Karl melirik ke arah Kiel yang menatap pertandingan dengan serius.

Ia terkekeh melihat wajah Kiel yang terlihat lucu di matanya, ia kemudian menatap ke lapangan.

Xavier mengiring bola dengan lihai, ia terkepung oleh dua lawan di depannya.

"Ck" Ia melirik sekitar dan menemukan Ken yang sedang kosong.

Ia melempar bola ke arah Ken, Ken menerima bola dengan senyum kecil ia segera berlari menuju ring lawan.

Hap

Bola masuk ke ring dengan sempurna, bertepatan dengan waktu yang habis. Sorak penontonnya memenuhi studio tersebut begitu juga Kiel ia berseru senang melihat tim kakaknya lah yang menjadi pemenang.

Xavier keluar dari studio, ia sudah di tunggu oleh keluarga dan temannya. Senyum terukir di wajahnya, Xander merangkul kembarannya.

"Selamat bro"

"Kakak, selamat! " Seru Kiel.

"Selamat kak"

"Wow, itu tadi sangat keren" Ucap Angga di angguki oleh Ferli.

Mereka berbincang bincang dan tertawa ketika Angga membuat lelucon.

'Aku harap ini bisa berlanjut'

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Akhirnya selesai,walaupun kurang nyambung🙃

Jangan lupa vote and comen!

Dah, see you (*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang