24

10.7K 918 11
                                        

Kiel bangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik, ia mengedipkan matanya lalu menatap sekitar.

Terlihat di sana sahabat Karl sedang bermain game ia tak melihat Karl sama sekali, mereka terlalu berisik hingga Kiel ingin menenggelamkannya di palung mariana.

Mereka kira ini di rumah mereka? tolong siapapun hentikan pertengkaran mereka yang seperti tikus dan kucing itu, Kiel hanya ingin tidur dengan tenang tanpa di ganggu sedikitpun.

Tak!
Tak!

Dua sepatu melayang dan tepat mengenai kepala keduanya, mereka terdiam dan menoleh terlihat di sana Karl yang sudah berapi api menahan emosi.

"Ini rumah sakit bukan hutan, berisik lagi gue tendang kalian keluar" Ucap Karl setelah meredakan emosinya.

Leo hanya cengengesan sedangkan Carel ia hanya mendengus sambil mengusap kepalanya yang terkena lemparan maut dari Karl.

'Karl seharusnya kamu melempar mereka lebih kuat lagi' batin Kiel, ia masih kesal karena tidurnya terganggu.

"Haa" Karl menghela nafas, ia tadi hanya ke kamar mandi sebentar tapi kedua sahabatnya itu sudah bertengkar.

"Arl" Mereka menoleh ke arah kiel yang duduk di ranjangnya menatap mereka dengan mata sayu, Karl segera mendekat tidak mempedulikan sahabatnya.

"Ada yang sakit?? " Karl bertanya dengan wajah khawatir.

Kiel menggeleng ia hanya tidak bisa tidur setelah mendengar keributan tadi, Karl mengangguk mengerti ia duduk di sebelah Kiel sambil mengelus tangan adiknya yang di infus.

"Udah baikan Kiel? " Tanya Carel.

"Hm" Kiel menoleh ke arah lain ia bosan tak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

"Kiel kamu semakin imut saja" Ucap Leo mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Kiel.

Sebelum itu tangannya sudah di tepis oleh Karl, Karl menatap Leo dengan tajam ia harus menjauhkan Kiel dari pedo seperti sahabatnya ini.

Karl mengeluarkan ponsel nya dan memberikan kepada Kiel, melihat hal itu hati Kiel menjadi senang kakaknya ini pengertian tau saja dia sedang bosan.

"Sana kalian lanjut main, jangan berisik" Karl mendorong Leo dan Carel ke sofa tempat mereka bermain tadi.

"Posesif banget sih lo" Ucap Leo mendudukkan diri di sofa.

"Harus! Entar adik gue di culik pedo kek lo lagi" Setelah mengatakan hal itu Karl pergi keluar.

Kiel sibuk dengan ponsel Karl ia sedang mencari tontonan yang bagus, setelah mendapatkannya ia mencari posisi nyaman lalu mulai menonton.

"Kiel" Panggil Tsukasa yang membuatnya jengkel.

'Apa? Ganggu orang lagi nonton aja' balas Kiel masih fokus dengan tontonannya.

"Gak salah film kan lu? Grafik nya mencurigakan" Amane yang berada di samping Tsukasa mengangguk setuju.

'Entah dari covernya bagus kok'

"Baca deskripsi nya dulu" Karena merasa terganggu, akhirnya Kiel menurut.

Ia menghentikan film tadi lalu membaca deskripsi film baru di baca setengah Amane dan Tsukasa sudah ribut di pikirannya.

"Gak benar ni film ganti! , ganti cepat otak lu masih suci"

"Kiel gak usah nonton yang ini ya, yang lain aja"

'Ck, iya iya' Kiel mencari film lain, ia terus mengomel di dalam hati nya karena penasaran dengan lanjutan film tadi.

Tak kunjung mendapati film yang bagus akhirnya ia beralih ke aplikasi lain, tiba tiba Kiel teringat dengan film yang belum selesai ia tonton sebelum dia masuk ke tubuh ini.

'Judul filmnya apa ya?? mm.. Alurnya bagus sih banyak misteri yang belum terpecah kan' Kiel mengetik di pencarian meski ia ingat setengah setengah.

'Nah ketemu, udah banyak aja episode nya' Kiel menekan episode pertama.

Saat sedang asik dengan tontonan nya tiba tiba Leon duduk di sebelahnya begitu juga Carel, Kiel membiarkan mereka asal tidak menganggu acara menontonnya.

Di sisi lain

"Oi"

"Eh anj-"

Plak

"Aduh! " Tsukasa menatap Amane dengan kesal.

"Hm? Kamu mau lagi? "

"Ugh, maaf"

"Jadi ada apa kamu datang ke sini   Aflan? "

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Plot twist nya gak ketebak anjirr" Leo terus berkomentar tentang film yang mereka tonton tiga jam lalu.

"Hmm, pusing gue sama alurnya" Timpal Carel.

"Mc nya siapa sih El? " Tanya Carel.

"Devan sama Yuu" Jawab Kiel memakan buah yang di berikan Karl.

"Itu beneran Devan yang di tembak? " Tanya Karl ia juga ikut nobar tadi.

"Gak itu kembarannya" Jawab Kiel, membuat mereka terkejut.

"Lah? Terus Devan di mana dong? " Tanya Leo.

"Kalian tonton sendiri aja" Ucap Kiel ia males untuk berbicara panjang lebar.

"Oke deh keknya ni film bagus, walaupun kepala gue hampir pecah mikirin alurnya" Ucap Leo di angguki oleh Carel.

Pintu terbuka masuklah kakak mereka bersama kedua orang tua mereka yang.

"Eh ada kalian, gimana kabar kalian" Tanya Karla.

"Baik tante" Jawab keduanya.

"Baguslah kalau begitu" Karla mendekati Kiel dan Karl yang sedang berbisik.

"Hahaha" Karl tertawa membuat mereka menoleh, Kiel hanya tersenyum tipis.

"Apa yang anak mommy bicarakan? " Tanya Karla mengelus kepala keduanya.

"Bukan apa apa kok" Jawab Karl mendapat anggukan dari Kiel.

"Kita pulang dulu ya udah sore" Pamit Leo.

"Oh iya titip salam buat Ella sama Rose ya"

"Oke tante, kalau gitu kami pergi dulu" Ucap keduanya sebelum keluar.

"Hari hati"

"Nah Kiel waktunya makan" Ucap Karla dengan semangkuk bubur di tangannya.

'Dari mana bubur itu datang?! ' batin Kiel dan Karl terkejut.

"Ayo buka mulut mu" Kiel menutup mulutnya dengan rapat ia melirik Karl seolah meminta tolong.

Sebelum bubur itu masuk ke dalam mulut Kiel pintu kembali terbuka, kali ini Oliver masuk bersama dua perawat.

"Maaf menganggu, kami harus mengganti perban pasien" Ucap Oliver mendapat anggukan dari Karla, ia kemudian menyingkir mem berikan jalan untuk mereka.

»»————><————««»»————><————««

Yahho~

Beberapa menit lagi udah ganti hari ya, btw selamat hari raya idul adha. Kalian kurban apa nih??

Typo!

See you(*´︶'*)♡Thanks!

The Twins Figuran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang