Part 38

100 10 9
                                    

Terlepas dari kesibukan Alvin dan Velove yang terbilang cukup padat, terdapat orang suruhan yang mengawasi setiap pergerakan mereka. Namun, orang suruhan tersebut lebih menyorot pada kegiatan yang dilakukan oleh Alvin.

"Ini hasil pengintaian yang saya lakukan belakangan ini, Tuan Leonard," ucap Ethan, orang suruhan yang diperintahkan oleh Adrian Leonard, papa dari Alvin.

Mimik wajah Adrian tampak serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mimik wajah Adrian tampak serius. Ia pun meraih setumpuk foto dan mengamati lembar demi lembar kegiatan yang dilakukan oleh putranya. Selain itu, ia juga mengamati potret Velove yang tengah menikmati kebersamaan dengan Alvin melalui sederet potret yang turut disertakan.

"Siapa wanita ini?" tanya Adrian dengan tatapan penug selidik.

"Menurut info yang saya dengar, wanita itu adalah salah satu karyawati di Garryson Corporation, perusahaan property ternama di Jakarta." Ethan menjelaskan dengan ekspresi wajah datar sembari menatap tuannya segan.

"Hmm, namanya siapa?" selidik Adrian lagi.

"Velove Annastasya, tuan." Ethan menjawab to-the-point.

Adrian tersenyum saat mengetahui dari wanita yang dekat dengan putranya disebut. Ia kembali menatap wajah Velove melalui lembar foto dan berujar dalam hati, "Sepertinya, aku bisa membuat Alvin pulang melalui wanita ini. Mereka engga seharusnya bersatu."

Ethan menatap tuannya dengan seksama dan kembali bersuara, "Ada lagi yang perlu saya selidiki tuan?"

"Ah, iya. Kamu terus amatin pergerakan mereka. Selain itu, saya mau kamu cari tahu alamat rumah dan teman-teman dari wanita yang bernama Velove ini." Adrian memerintahkan sembari menempelkan foto Velove dan Alvin yang sedang berduaan. Ia pun melingkari wajah Velove dengan spidol merah seakan wanita incaran putranya itu adalah target tembak siap bidik.

"Siap tuan!" Ethan menegaskan. Lalu, ia berlalu dari ruang kerja bosnya.

Sementara, Adrian yang kini sendirian di dalam ruangan mengulas senyum penuh arti. Dalam hati, ia berujar, "Sekian lama engga ketemu, kamu malah pacaran dengan wanita yang papa engga tahu asal usulnya. Semakin seenaknya saja kamu, Alvin."

***
Di sore harinya, saat Velove baru saja tiba di rumah, ia dikejutkan oleh suara bel pintu rumah. Wanita yang hendak memasuki kamar itu segera berbalik badan dan membukakan pintu untuk tamu yang menanti.

"CKLEEK.." Velove membuka pintu dan mendapati sosok tinggi dan tampan yang menyandang status sebagai kekasih hatinya kini.

"Udah makan malam?" tanya Alvin dengan senyum merekah pada wajah manis nan mulusnya itu.

"Baru aja balik dari kantor, Vin. Masih harus mandi dulu," jawab Velove, mengisyaratkan jika memang dirinya belum mengisi perut dengan sesuatu yang bisa meredakan cacing perut yang mulai meronta, meminta diberikan asupan gizi.

"Ya udah, kamu mandi dulu. Biar aku pindahin makanan ini di piring," ucap Alvin sembari melangkah dan membawa dua bungkus makanan dengan kedua tangannya.

My First and Last [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang