Part 33

75 19 7
                                    

Akhir pekan yang hanya berlangsung 2 hari itu dilalui Velove dan sahabar-sahabatnya dengan riang-gembira. Tentu saja, hal itu merupakan moment yang cukup langka karena masing-masing dari mereka cukup sibuk dengan kegiatan satu sama lain, terutama bagi Metta, Angel, dan Evelyn yang telah memiliki kekasih hati.

Kini, mereka telah kembali ke medan pekerjaan dengan segudang rutinitas. Mengandalkan kemampuan dan bakat masing-masing, mereka berkutat dengan laptop, kertas, dan beragam alat tulis kantor yang tersedia.

Namun, di tengah kegiatan sibuk tersebut, Ryan selaku tangan kanan dari Pak Anton yang memegang jabatan tertinggi perusahaan menghampiri ruangan para pekerja, termasuk ruangan yang ditempati oleh Velove dan Benita.

Pria bertubuh tinggi dengan kulit kecoklatan dan janggut tebal itu membagikan undangan pada seluruh karyawan dan karyawati. "Nanti di hari Sabtu akan diadakan pesta ulang tahun dari putra bungsu dari Pak Anton. Kalian semua diharapkan bisa hadir tepat waktu," ucap Ryan dengan air muka tegas, memancarkan wibawanya untuk mewakili sang bos menyampaikan undangan.

Pengumuman tersebut ditanggapi oleh setiap karyawan dengan beragam komentar. Lain halnya dengan Velove yang memperhatikan undangan dengan sejumlah informasi yang tertera.

"Evan Aldino Sugiharto," ucap Velove dalam hati sembari menatap info yang menyertakan alamat rumah dari pemilik perusahaan dan juga waktu yang tertera. Sesekali, wanita dengan bibir merah itu membolak-balikkan undangan yang digenggamnya, memastikan jika dirinya ingat sesuatu yang berkaitan dengan nama Evan.

"Oh, jadi ini putra bungsu dari Pak Anton yang katanya mau dikenalin dari beberapa minggu lalu? Bukannya, dia masih nempuh pendidikan di Amsterdam ya." Velove kembali terhanyut dalam pikirannya sendiri.

Tanpa di sadari oleh Velove, ekspresi dari wajahnya yang kebingungan memancing Benita yang kini menghampiri meja kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa di sadari oleh Velove, ekspresi dari wajahnya yang kebingungan memancing Benita yang kini menghampiri meja kerjanya. "Ve? Nanti Sabtu, kita berangkat bareng ya?"

Velove yang mendengar suara Benita seketika tersadar dan melirik lawan bicaranya seraya menanggapi, "Boleh. Naik mobilmu ya?"

"Iya, Ve. Aku yakin si Evelyn dan yang lainnya berangkat barengan sama Angel dan Metta," lanjut Benita sembari menampakkan senyum kemenangan, senang karena tawarannya diterima oleh sahabat terdekat yang selalu diandalkannya.

Kemudian, Velove mengulum senyum kilat dan kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat terjeda. Sementara, Benita yang baru saja kembali ke meja kerjanya berujar dalam hati, "Akhirnya, setelah beberapa kali dengar nama Evan, aku bisa lihat sosoknya di hari Sabtu. Jarang-jarang 'kan bisa lihat anak dari petinggi perusahaan yang misterius itu."

***
Di lain tempat, Alvin yang baru saja keluar dari ruangan meraih ponsel dan mengetikkan pesan pada Velove.

Alvin:

Ve, kamu ada acara engga nanti?
Kalau kamu free, aku jemput kamu ya. Kita makan siang bareng.

Beberapa detik, pesan itu hanya bertanda centang dua berwarna abu-abu. Sangat jelas, jika Velove belum membaca pesan itu. Alvin yang masih menanti jawaban memilih untuk menjelajah website guna mencari tempat makan siang yang recommended. Hitung-hitung, jika Velove jadi makan siang bersamanya, ia bisa mengajak wanita karir itu ke tempat makan yang bagus dan membuatnya terkesan.

My First and Last [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang