Part 14

228 47 3
                                    

Menelusuri area perumahan sembari teringat dengan apa yang dikatakan Velove, Alvin menyunggingkan senyum lembut di bibirnya.

Rupanya, ia teringat akan perkataan Velove yang tak percaya bahwa dirinya seorang DJ di Melly's Garden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya, ia teringat akan perkataan Velove yang tak percaya bahwa dirinya seorang DJ di Melly's Garden. Ia pun berkata dalam hati,

"Apa katanya? Aku tampak seperti pengusaha muda? Dia engga benar tau hidupku yang sebenarnya gimana."

Di saat yang sama, Alvin pun teringat dengan masalah di antara dirinya dan sang papa, Andri Leonard. Seberkas ingatan tentang masalah pribadinya muncul secara tiba-tiba.

Flashback

Tangerang, 7 Desember 2019

@Leonard's Residence

Kala itu adalah hari Sabtu, tepatnya jam 9 pagi, Alvin tengah bersantai di kamarnya dengan kanvas dan peralatan melukisnya.

Dengan kondisi yang prima dan pikiran yang jernih, ia memusatkan konsentrasinya untuk melukis pemandangan kota New Zealand yang pernah dikunjunginya 2 tahun lalu.

Kedua netranya tak lepas dari setiap goresan yang tertoreh di atas lembar putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua netranya tak lepas dari setiap goresan yang tertoreh di atas lembar putih itu. Ia mencurahkan seluruh perasaannya pada kegiatan favoritnya ini.

Melalui melukis, Alvin dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan yang utuh. Ia tak pernah lepas dari canvas dan peralatan menggambarnya yang teramat lengkap.

Namun, di satu sisi, sang papa tak mendukung hobinya. Di tengah kegiatannya itu, pintu kamarnya dibuka secara mendadak.

"BRAKKK!" Adrian membuka pintu dan masuk ke kamar putra semata wayangnya.

"Jangan buang-buang waktu dengan ini, Vin." Adrian mendekati putranya dengan tatapan serius.

Alvin tak menatap atau pun menanggapi perkataan lelaki setengah baya itu. Ia tetap asyik dengan pensil yang menari lemas di atas lembar canvas.

Lalu, Adrian pun merasa geram. Dengan paksa, ia pun merengkuh tangan Alvin dan melempar canvas dari tempatnya, "Ikut papa sekarang!"

Alvin merasa kesal dan melepas cengkraman tangan lelaki itu, "Papa apaan sih?? Ini hobiku!"

My First and Last [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang