Sepulang dari kantor, Velove turun dari taksi dan memasuki rumahnya yang berukuran tanggung. Rumah itu terbilang sederhana.
Hal itu ditunjang dengan adanya 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, ruang keluarga, dan ruang tamu. Terlepas dari detailnya, rumah yang ditempati oleh keluarga kecil itu menyimpan banyak memori manis.
"CKLEEK" Velove menekan gagang pintu dan memasuki kamarnya.
Ia meletakkan handbagnya di atas meja kerja. Kemudian, ia berbaring di atas kasur dan menghela nafas pelan.
Ia berkata dalam hatinya, "Hufft, Hari ini cukup menyebalkan. Semua itu cuman karena bully tentang status single dan pacar. Semoga mama sama papa engga ikutan."
Ia bangkit dari kasur dan membuka lemari. Diambilnya setelan babydoll berlengan dengan warna merah jambu. Lalu, ia memasuki kamar mandi yang berada di pojok kiri ruangan.
Digantungkannya handuk dan baju ganti di gantungan yang berdekatan dengan pintu. Setelah menanggalkan pakaiannya, Velove berdiri di bawah pancuran shower.
Dinyalakannya air dingin bercampur hangat. Ia pun membiarkan bulir-bulir air membasahi tubuh dan surainya yang berwarna cokelat gelap.
Sembari menikmati hangatnya rintik air, Velove merenung dalam hati, "Apa benar kalau kita memiliki pasangan dan jatuh cinta, pikiran dan hati hanya tertuju padanya? Bahkan, sampai sekarang aku masih heran dengan
perkataan orang-orang tentang hal itu."~~~
Usai membersihkan diri dan berganti baju, Velove keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan.
Di meja makan tersebut, telah duduk kedua orang tuanya yang sedang menikmati makan malam. Velove menyapa dan duduk di samping sang mama.
"Malem, ma, pa." Velove menyapa dengan senyum manis.
"Malam nak," balas Andy, papa dari Velove.
"Nih nasinya." Amelia, mama dari Velove, menyerahkan sepiring nasi kepada putri semata wayangnya.
Velove menerima sepiring nasi dan menatap sang mama dengan senyuman, "Terima kasih, ma."
"Sama-sama nak. Makan yang banyak ya," ujar Amelia dengan senyuman lembut seraya mengambil beberapa lauk dan meletakkannya di piring milik Velove.
Velove hanya mengangguk dan mulai mengambil lauk lain. Ia pun melahap makanannya perlahan. Hal serupa dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Di sela kegiatan makan malam itu, mereka bertiga mengobrol santai. Andy sebagai kepala keluarga memulai pembicaraan.
"Gimana kerjaanmu di kantor, Ve?" tanya Andi seraya menyendok nasi dan lauk.
"Lancar kok pa. Meski ada beberapa kendala." Velove memotong daging di piringnya dengan sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last [COMPLETED]
RomanceVelove, wanita workaholic yang sulit percaya akan cinta, menikmati status singlenya tanpa terpikir akan melabuhkan hati pada seorang pria. Hal itu membuatnya disindir oleh keempat sahabatnya. Label pemilih dalam hal pasangan pun disandangnya. Hingga...