Part 5

309 52 5
                                    

Setelah merutuk dalam hati. Velove melempar tatapan kesal ke arah DJ yang tengah asyik memainkan dan meremix lagu.

Daniel yang menyadari hal itu hanya tersenyum simpul. Ia pun berkata dalam hati, "Biar pun engga senyum, dia keliatan menarik. Auranya jutek dan galak, tapi engga bikin takut. Unik juga wanita ini."

Sementara Velove yang mendapati senyuman itu melirik dengan tatapan heran, "Kenapa senyum-senyum? Ada yang aneh di wajahku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Velove yang mendapati senyuman itu melirik dengan tatapan heran, "Kenapa senyum-senyum? Ada yang aneh di wajahku?"

Pria yang menjadi lawan bicaranya itu menggeleng pelan, "Engga, kamu menarik, Ve."

Velove tersenyum masam dan menanggapi, "Kamu muji atau ngatain?"

Daniel melirik ke arah lain dan berbisik dalam hati, "My God, biasanya cewek senyum engga jelas kalau sudah dipuji, tapi kenapa dengan cewek ini? Apa dia engga pernah dipuji??"

Velove melempar tatapan kesal pada pria yang duduk di sebelahnya itu, "Dan??"

Daniel tersadar dan melirik wanita di sebelahnya, "Iya, Ve?"

"Kamu belum jawab pertanyaanku," ucap Velove dengan tatapan kesal.

"Oh, iya. Aku tadi muji kamu, Ve. Kamu engga suka?" Daniel kembali bertanya.

Velove menjawab, "Bukan, aku engga terbiasa dipuji."

Daniel menatap heran, "Kenapa begitu? Kamu 'kan cantik, Ve. Pasti banyak yang suka."

Guratan senyum tipis terukir di bibir wanita berkaki jenjang itu. Ia merasa bahwa pria di hadapannya ini bersikap sedikit gombal.

Velove pun menanggapi, "Engga, aku jarang dekat sama cowok."

"Serius? Kok aku kurang yakin ya. Tadinya, aku sempat mikir mantanmu banyak." Daniel membulatkan kedua matanya seraya memaparkan.

Velove menggelengkan kepalanya pelan, "Aku engga punya history berpacaran meski banyak yang mendekat."

Mendengar hal tersebut membuat Daniel tersenyum jahil dan menggoda, "Kalau aku yang mendekat ke kamu, boleh?"

"Untuk apa?" Velove menatap Daniel keheranan.

Daniel menggeser kursinya lebih dekat dengan kursi yang ditempati Velove dan berkata, "Jadi pacarmu. Kira-kira diterima engga nih?"

Velove menatap ke arah lain dan berbisik dalam hati, "Ini yang aku engga suka. Pembicaraan yang menyangkut tentang pacar dan gebetan. Sensi rasanya kalau dengar kata 'pacar'."

My First and Last [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang