Part 27

156 22 10
                                    

Hari-hari sibuk terus melangkah, hingga tiba lah hari yang sangat dinantikan oleh seorang Alvin Leonard, hari Sabtu. Sesuai dengan rencana, ia akan berkunjung ke rumah Velove yang berlokasi di Jakarta Pusat.

Saat ini, waktu menunjukkan pukul 17.15, Alvin baru saja selesai berdandan dengan pakaian bergaya casual. Air mukanya menunjukkan perasaan antusias dan sumringah. Rupanya, ia berharap jika kali ini kedatangannya tak mengganggu wanita dengan pribadi yang cuek itu.

"Hmm, udah rapi, tapi kaya ada yang kurang," ucap Alvin pada pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm, udah rapi, tapi kaya ada yang kurang," ucap Alvin pada pantulan dirinya di cermin.

Ia pun berpikir sejenak tentang sesuatu yang kurang. "Wait, engga afdol kalau bertamu di rumahnya dengan tangan kosong. At least, harus ada buah tangan," lanjutnya.

Dalam sekejap, muncul lah ide di dalam pikirannya untuk membeli kudapan ringan yang tentunya disukai oleh semua orang. Kudapan ringan itu tak sulit untuk dicari dan harganya juga beragam, tergantung dari si penjual.

Saat mobilnya telah keluar dari area apartement, Alvin pun memilih lajur yang pernah dilaluinya untuk menuju rumah Velove. Namun, dua puluh menit kemudian, ia menghentikan mobilnya di sekitar jalan Pecenongan Raya. Setelah memesan menu berdasarkan pilihan, Alvin mengantri seraya memegang nomor antrian.

"Atas nama Alvin." Suara dari penjual makanan pun terdengar menyebut namanya. Ia pun maju dan menyerahkan nomor antrian.

"Terima kasih, mas," ucap Alvin dengan senyum simpul sembari meraih satu kantong plastik berisi sekotak martabak telur yang masih hangat.

Kemudian, ia kembali memasuki mobil dan melaju, meninggalkan lokasi tempat yang didominasi dengan aneka ragam stand makanan berat dan ringan itu. Sembari memegang kemudi, Alvin berujar dalam hati, "Kalau begini, aku jadi engga malu dan punya alasan buat ketemu dia."

***
Sementara itu, di rumah Velove, wanita karir yang masih gemar melajang itu tengah sibuk memindah channel televisi yang ada di kamarnya. Tatapan matanya yang datar terkunci pada setiap acara dari yang dilewatinya dengan menekan beragam nomor pada remote secara acak.

"Malam ini, acaranya engga ada yang menarik. Rata-rata, berita dan ajang pencarian penyanyi dangdut," keluh Velove. Ia pun mengerucutkan bibirnya, merasa jengah dengan beragam acara televisi yang tak sesuai seleranya.

Di saat itu juga dering notifikasi di ponselnya berbunyi, "TLING.. TLING.. TLING.."

Diraihnya benda pipih tersebut seraya memeriksa pemberitahuan chat yang masuk. Dari layar ponsel, tertera jelas, sekitar beberapa pemberitahuan pesan chat pada grup obrolan.

Benita_Feb:

Aku gabut guys..
Ada yang sama?

Evelyn_Mart:

Aku juga gabut, tapi lagi nyantai sih

Angel:

My First and Last [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang