"Ve? Ada tamu buat kamu, nak." Amelia membuka pintu kamar Velove seraya memberitahu.
"Siapa, Ma?" Velove yang sedang berbaring di atas kasur menatap dengan rasa penasaran yang perlahan muncul. Ia tak merasa bahwa dirinya memiliki janji temu dengan orang lain, kecuali teman-teman dan kekasihnya yang hari ini sedang sibuk dan tak bisa melakukan apel malam seperti di hari-hari sebelumnya.
"Cowok, Mama juga engga gitu kenal, tapi dia nyari kamu." Amelia menanggapi dengan rasa penasaran yang bersemayam dalam hati dan pikirannya. Terang saja, pria yang dekat dengan putri semata wayangnya hanya lah Alvin, tak ada pria lain yang pernah bertamu ke rumah selain sosok tersebut.
Kedua manik mata Velove teralih sekilas. Sembari memikirkan tentang laki-laki yang dimaksud, ia bangkit dari kasur dan keluar dari kamar, melangkah menuju ruang tamu.
"Sore, Ve." Ethan menyapa dengan senyum ramah. Ia bersikap begitu agar terlihat akrab dengan wanita yang menyandang status sebagai kekasih dari Alvin, putra kesayangan Bosnya.
"Kamu siapa?" Velove mengerutkan keningnya. Ia merasa asing dengan pria yang kini bangkit dari posisi duduk dan menatapnya lekat-lekat.
"Ah maaf kalau udah bikin kamu bingung." Ethan menanggapi dengan senyum lembut. Kemudian, ia mengulurkan tangan pada Velove dan berujar, "Sebelumnya, perkenalkan, namaku Ethan. Aku pengawal pribadi dari Tuan Muda Alvin."
"T-tuan Muda??" Velove semakin tak paham dengan ucapan Ethan barusan.
"Sebaiknya kamu duduk dulu, Ve. Biar aku jelasin semuanya tentang siapa Alvin yang sebenarnya." Ethan berusaha menenangkan wanita yang terlihat kebingungan dan panik di hadapannya saat ini.
Velove pun menurut dan duduk di sofa dengan tatapan yang menyiratkan beragam pertanyaan. "Langsung aja, Mas. Aku engga suka berbelit-belit," lanjutnya dengan tegas.
Kemudian, Ethan mengeluarkan buku kecil yang merupakan kumpulan foto Alvin bersama dengan sang papa saat masih remaja. "Kamu kenal Alvin di mana dulunya?" Sebelumnya, Ethan melayangkan pertanyaan untuk memastikan jika informasi yang diperolehnya benar.
"Di Melly's Garden Bar. Waktu itu, aku lagi mabuk berat." Velove menatap sekilas dan mengalihkan pandang ke arah lain. Perlahan, memori pertemuannya dengan Alvin pertama kali berputar dalam ingatannya. Tanpa disadari, seulas senyum kecil tersemat pada bibir merahnya. Ia merasa bahwa pertemuan itu merupakan hal yang lucu dan berkesan untuknya saat ini.
"Oh, memang dia kerja jadi DJ ya. Aku kira salah lihat lho." Ethan berkomentar dengan tatapan yang menyiratkan kemenangan akan dugaannya sejak lama.
"Iya, kerjanya malam-malam, pulangnya dini hari. Aku juga heran kenapa dia mau kerja kaya gitu," imbuh Velove dengan senyum yang kian mengembang.
"Sangat disayangkan, padahal Alvin itu kaya." Ethan mulai membongkar jati diri tuan mudanya dari hal mendasar.
"Kaya? Maksudnya?" Velove kembali menatap Ethan dengan kedua mata memicing, seakan ia salah mendengar ujaran dari lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last [COMPLETED]
RomanceVelove, wanita workaholic yang sulit percaya akan cinta, menikmati status singlenya tanpa terpikir akan melabuhkan hati pada seorang pria. Hal itu membuatnya disindir oleh keempat sahabatnya. Label pemilih dalam hal pasangan pun disandangnya. Hingga...