Elena's POV
Sampailah aku di kantor perusahaan Baltimore. Lokasi bangunan ini berada di pusat kota - dikelilingi oleh gedung pencakar langit lain yang tak kalah tinggi dengan yang satu ini. Aku masih bingung kenapa nama perusahaan ini "Baltimore", sedangkan jelas-jelas CEO nya adalah seorang "Verlac".
Ya udah kali ya... Keluarga orang kale bukan keluarga lu. Ga usah hepot banget lah..., batinku berkata.
Tanpa banyak berkata, aku memasuki kantor itu dan bertanya ke bagian receptionist nya.
" Mbak, saya mau tanya. Kantor pak Damien dimana ya?"
" Maaf, sebelumnya, anda siapa ya?"
" Saya Elena Muller. Saya baru diterima semalam. Saya disuruh Victoria pagi ini menghadap pak Damien sebelum bekerja."
" Oh, iya. Kantor pak Damien ada di lantai 8. Di ujung sebelah kiri dari lift."
" Makasih, ya , Mbak.", jawabku sembari tersenyum.
Aku menaiki lift menuju kantor pak Damien. Sesampainya aku di depan pintu ruangannya, aku di sambut hangat oleh seorang wanita cantik, dengan riasan wajah yang tidak terlalu tebal, dan bulu mata lentik.
" Selamat pagi, Miss Muller. Saya Victoria. Silahkan masuk."
" Oh, hay.. Victoria... Ehmm, gapapa nih aku panggil kamu begitu?"
" Nggak masalah kok, Elena. See? I call you with your name, too."
Ternyata, selain cantik, dia juga ramah dan bersahabat.
Victoria membukakan pintu buatku, dan aku masuk ke dalam ruangan Pak Damien. Ruangan itu di dominasi oleh warna cokelat tua. Lantainya dilapisi keramik berwarna biru tua. Ruangan itu juga dikelilingi oleh jendela kaca yang besar sebagai dindingnya. Dan terlihat Pak Damien sedang mengamati laptop di singgasananya.
" Selamat pagi, Pak Damien. Saya datang sesuai dengan permintaan Bapak. Are ..."
" Saya bilang datang jam 8.", terobosnya dingin. Matanya tak sedikitpun beralih padaku. Huh. Ga niat banget, nih cowo.
" Saya udah datang tepat pada waktunya, Pak. Bapak harusnya ga punya alasan buat ngomelin saya sekarang.", balasku sama cetusnya.
" Like I said, datang jam 8. Lihat sekarang jam berapa? Sekarang jam 7.58. Kamu kecepatan. Nah, sekarang, saya punya alasan ngomelin kamu."
Wahh, ternyata cowo ini mau cari masalah! Tapi tenang, bukan Elena namanya kalau ga bisa bermain kata-kata.
" Oke. Jadi sekarang Bapak maunya gimana? Apakah saya harus keluar lagi dari ruangan ini, dan balik lagi jam 8.00?", jawabku sambil tersenyum licik.
Aku melihat jam tanganku, dan jamku menunjukkan pukul 8.00 tepat.
Ku balas kau, wahai Damien.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Runaway Babe
Любовные романы" I think I fall in love a bit with anyone who shows me their soul. This world is so guarded and fearful. I appreciate rawness so much." Then, he asked, " Now, show me yours." The question I fear now standing right in front of me. The dreadful thing...