VI - Bimbang

2.2K 108 0
                                    

Pagi - pagi jam 8, aku masih berbaring di atas tempat tidurku sambil melamun menatap ke taman belakang. Kamarku dan taman belakang saling terhubung melalui pintu trasnparan di kamarku. Cahaya pagi memancar melalui pintu itu.

Oh ya, kamarku dilengkapi dengan tempat tidur berukuran King, kamar mandi yang cukup besar, lemari pakaian berwarna hitam, dan lantainya yang berwarna cream. Dinding kamarku dilapisi dengan wallpaper gambar kelopak - kelopak bunga mawar merah yang berjatuhan, dengan background nya yang berwarna hitam. Kuakui, kamarku ini memang terrkesan gelap, tapi ketika lampu dinyalakan, kamarku menjadi terang dan nuansanya elegan.

I'm a morning person - aku telah terbiasa bangun pagi setiap hari. Walaupun begitu, aku juga sering tidur sampai larut malam. Biasanya, aku menghabiskan pagi ku bersiap - siap berangkat kuliah atau kerja, tapi mumpung sekarang masih belum ada kepastian, aku berdiam diri di tempat tidurku.

iPhone ku berbunyi. Unknown number.

" Selamat pagi, Ms. Muller", sapa seseorang di ujung sana - suara wanita.

" Ya, pagi. Maaf, ini siapa ya?", tanyaku masih dengan suara serak baru bangun tidur.

" Ms. Muller, saya Victoria - sekretaris Pak Damien - dari perusahaan Baltimore."

"Oh, pagi. Bu victoria, ada apa menelepon saya?"

"Saya mau menyampaikan bahwa, Anda, Ms. Elena Muller telah diterima di perusahaan Baltimore. Selamat. Anda bisa mulai bekerja besok", jelasnya.

Jeda sebentar. Aku masih tidak mempercayai pendengaranku. Aku senang sekali. Aaaaa! Aku hampir teriak, tapi aku sadar bagaimana keadaanku sekarang.

" Halo, Ms.Muller, Anda masih disana?", tanya wanita itu.

" Ehm.. Ya, Bu Victoria. Saya akan datang besok. Ah, iya, saya akan bekerja sebagai apa ya disana?"

Waduhh, jangan - jangan bener nih, aku jadi OB, tawaku dalam hati.

" Aa.. Ms. Muller, jabatan Anda akan secepatnya diketahui besok. Anda boleh datang ke bagian HRD untuk mengetahuinya - kalau masih belum jelas, Anda saya sarankan datang ke kantor pak Damien."

" Oh, baiklah. Terimakasih Bu Victoria."

" Please, just call me Ms. Jay.", katanya.

" Terimakasih Ms. Jay"

Ms. Jay mengakhiri percakapan kami.

Aku benar - benar tak menyangka akan merasakan moment - moment ini - moment2 keterima kerja. Sudah lama sekali aku tak merasakannya. Terakhir kali aku merasakannya sekitar 2 tahun yang lalu di Tokyo.

Aku menghampiri Aunt Jennna di dapur. Dia tengah sibuk memilih makanan yang akan dimasak.

" Aunt Jenna, I'm accepted! " teriakku.

" There you go! Congratulation, my dear! I knew you would get in", balas Aunt Jenna dengan senyum lebar di wajahnya.

" I'm so proud of you.", bisiknya di telingaku.

Aku memeluknya dengan erat.


_______________


Siangnya, aku baru sadar bahwa persediaan baju kerjaku semakin menipis. Tidak mungkin aku hanya memakai kemeja dan celana Jeans besok ke kantor. Untungnya, Gwen datang dengan tunangannya - mereka bisa menemaniku belanja.

" Hay, Na! Apa kabar lu?, sapaku sambil memeluknya. Dia balas memeluukku.

" Heyho, Elena! I'm fine. How about you? All good?", tanyanya.

My Runaway BabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang