Kita

1.4K 69 7
                                    

Sejak Elena berfoto, ngobrol, minta tanda tangan, pegangan tangan dengan Adam, Damien sudah berusaha menahan amarahnya yang luar biasanya berhasil dia lakukan malam itu. Tambah lagi, Damien yang memfoto elena dan Adam dalam berbagai pose.
Di tengah kesengsaraan itu, Nicholas dan Tristan datang 'menghibur'. 

" Ckckck... Gue baru tau ternyata paras lo bisa terkalahkan sama penyanyi. I mean, hello? Ada nama 'verlac'di belakang lo, sedangkan bini lo sendiri lagi seriusnya ngobrol sama Adam. " kata Nick.

Dilanjutkan oleh Tristan,
" Yah, gimana lah ya Dam? Setinggi-tingginya tupai melompat, bakal jatuh juga. "

" Jadi maksud lo gue tupai gitu? Udah, kalau lo ga ada niat baik kalemin gue, ga perlu basa-basi Trisno! Lo juga,  Nick! " bentak Damien.

Damien sendiri merasa miris ditinggalkan oleh istrinya seorang, di hari pernikahan mereka.

Akhirnya, Adam and crew pulang kembali ke LA. Acara resepsi selesai sudah, dan penderitaan Damien selesai.

" John, handle kantor sampai 3 minggu ke depan. Don't call me coz i won't answer it." jelas Damien.

" Have fun, master and Mrs. verlac." balas John meninggalkan tuannya dan istrinya masuk ke helikopter.

" Dam, kita mau kemana? " tanya Elena polos sambil melepaskan high heels nya.

" You'll see, darling. " jawab damien antusias.

Ternyata, Damien membawa mereka ke sebuah pulau. Private island miliknya. Walau malam, suasana pulau itu sangat romantis. Untuk sampai di rumah mereka, mereka melewati sebuah jembatan yang di sebelah kiri dan kanannya ada lampu hias agak redup. Jembatan itu pun dihiasi bunga mawar merah. Di samping itu, belum banyak yang bisa mereka lihat karena gelapnya malam. 
Sesampainya di kamar, Elena merasa diselamatkan, karena akhirnya bisa melepaskan dirinya dari baju pengantin yang ribet itu. Terburu-buru dia meminta Damien untuk membuka resleting belakang bajunya. Di dalam kamar, Damien sebenarnya sudah menyiapkan lilin redup di sudut ruangan, aroma terapi, ranjang yang dipenuhi taburan kelopak bunga mawar merah berbentuk love, tak lupa mematikan lampu.

" Dam, dam dam!!  Tolong bukain resleting belakangnya, please!  I'm dying! " rengek Elena.
Damien mengasumsikan ini sebagai langkah Elena supaya mereka melakukan hal yang iya iya malam itu. Damien tentu saja mengiyakan kata-kata mutiara istrinya itu. Sesaat dia selesai, Damien hendak mau memeluk pinggang istrinya dari belakang, namun ternyata Elena sudah masuk ke kamar mandi.

Sabar Dam. Ellen lagi gugup kali., pikirnya.

Damien sudah membuka bajunya, dan hanya menyisakan celana pendeknya.
Elena keluar hanya memakai celana pendek dan tank top. Nothing special, namun tetap membuat Damien bergairah. Melihat kondisi kamar yang masih ada lilin, dan taburan bunga, Elena menghembuskan lilin itu, menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya, sehingga taburan bunga mawar itu pun jatuh ke lantai.

Damien merasa segala usahanya hancur berkeping-keping.
" S-sayang ki.... " protes Damien.
" sssttt..  Dam, seharian aku capek. Tidur aja ya. Good night, sayang. " kata Elena dan masuk ke alam mimpi.
Elena bahkan tak memberinya ciuman. Well, setidaknya dari sebuah ciuman itu, bisa memancing kedua belah pihak untuk berbuat lebih. Tapi, hanys good night dan tidur. Damien sudah merencanakan semuanya dengan sebaik baiknya, tapi apa yang terjadi disini?! Di malam pertama mereka, istrinya menolak ML dengan dia.

Tuhan, salah ku apa??, pikir Damien lagi.

Damien memaksakan dirinya untuk tidur, namun terbangun lagi saat jam menunjukkan pukul 3 pagi. Kekesalannya berujung pada sebuah ide.

Selagi istrinya masih tidur meringkuk bagaikan bayi, Damien menggendong tubuh ringan istrinya, dan bersama-sama dengan dia, mereka menaiki sampan. Mirip seperti kayaking, namun tanpa pelampung. Damien belajar dari ayahnya dulu. Menyusuri lautan hanya dengan sepasang dayung dan dirinya. Kali ini, istrinya diletakkannya di pangkuannya agar bisa tidur.

My Runaway BabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang