XVIII - Damn

1.3K 68 3
                                    

Elena's POV

Aku rasa hari ini adalah hari kesialan bagiku. Pagi tadi, aku terlambat bangun lantaran alarm ku terlambat berbunyi. Biasanya, alarm di hp ku otomatis berbunyi pada jam yang seharus nya, tapi saat aku lihat tadi, alarm itu diatur untuk berbunyi pada jam 7.00.

Aku buru-buru mempersiapkan diri. Terus, tadi pagi juga, ban mobil ku kempes, dan aku baru menyadari nya saat aku sudah sampai di kantor.

Sesampainya di kantor, aku di omelin sama Victoria dan tak terkecuali Damien. Aku tidak memberitahu mereka alasan ku yang sebenarnya, karena yaahh, memang bukan urusan mereka bagaimana saya masuk ke kantor, Intinya saya harus masuk kantor pada jam yang sudah ditentukan.

Di kantor, ternyata Eric tidak datang, jadi, yahh, semua tugas dilimpahkan kepadaku. Kurang sial apa lagi coba?

Belum lagi aku harus bekerja sampai larut hari ini. Yepp, aku belum pulang dari kantor dan aku sama sekali ga tau harus pulang naik apa. Ingat kan, ban mobil ku kempes?

1 jam kemudian.

22.05. Akhirnya, tugas ku selesai sudah. Sekarang, aku harus mulai memikirkan bagaimana caranya aku pulang.

Aku keluar dari ruanganku dan hendak mau ke toilet. Aku masuk ke salah satu bilik toilet. Sesaat kemudian, aku mendengar suara kunci di putar dari luar, which means, aku terkunci dari luar.

Aku panik betul. Belum sempat aku berteriak minta tolong, aku disiram dengan air dingin dari luar toilet. Aku menggigil. Dari dalam, aku hanya bisa melihat sepasang wedges merah bergerak ke luar toilet. Aku yakin pasti dialah pelakunya.

Aku menggigil kedinginan. Aku bahkan tak sanggup melakukan apapun sekarang. Aku menelepon Victoria, tidak ada yang menjawab. Aku juga telepon Eric, tidak diangkat. Habislah aku.

Damien's POV

Aku sudah menunggu gadis itu sejak jam 21.00 tadi. Mobilnya masih disini, tetapi pemiliknya belum kelihatan sama sekali.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.00, tapi kenapa Elena belum keluar juga? Aku mulai khawatir.

Memang sih tadi dia disuruh lembur tadi, tapi harusnya sekarang dia sudah keluar. Kemana sih dia? Elena, where are you?

Aku menelepon Nadine.

" Halo, Nad. Ini Damien."

" Oh, hay, Dam. Ada apa nelepon malam-malam gini?"

" Sorry ya Nad , mengganggu. Gue mau tanya, Elena sama lo ga?"

" Lah? Dia ga sama gue kok Dam. Dia kan harusnya udah pulang dari kantor sekarang."

" Iya emang. Tadi pagi dia disuruh lembur lantaran telat nyampe kantor. Harusnya dia emang udah Keluar sekarang. Tapi dia sama sekali belum keluar loh."

" Mobilnya masih disitu?"

" Masih."

" Waduh Dam. Mending lo cari deh dia. Atau telepon aja."

" Oke oke. Entar gue kabarin lagi. Thanks ya."

" No problem."

Aku menelepon Elena.

Thank God, dia mengangkat.

" Elena."

" Daa.. Daa.. Damien."

Astaga! Dia kenapa? Aku takut sekarang.

" Elena. Can you hear me? Listen, kamu sekarang dimana?"

" Daa... Daam.. Too... Tolongin gue.. Gue... Gggggaa.. Tataahan .. Laalagi."

Tut tut tut tut...
Dan, handphonenya mati.

My Runaway BabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang