OH CRAP!!
" Hey, kenapa? Barusan bos kamu bilang apa?", tanya Dimitri yang panik melihat wajah pucat Elena.
" Dim... This is.. Terrible.. Ok.. Gue ga tau juga harus seneng, takut atau gimana. But, Alice is coming here. Possibly with Nick, this evening, at 6 PM sharp. In Times Square!!!!", jelas Elena masih dengan nafas terengah-engah.Mereka diam sebentar, saling menatap ke mata satu sama lain. Bukannya panik, Dimitri malah terhanyut dalam tatapan gadis di hadapannya.
" Geraldo Bagas Dimitri!!! Don't just sit there! Tell me every solution I might havee?!!!", teriak Elena dengan muka marah." Y-ye-yeah sure. Okay. Hmm... Honestly, gue juga ga punya jalan keluar lain selain hadapain aja semuanya.", jawab Dimitri dengan santai.
" Hadapin semuanya Dim?? As in Semuanyaa?! Okay. Lo harus ingat lagi alasan kenapa kita terbang ke sini in the first place, which is not to be discovered! Dan lo jelas tau, kalau kita hadapin 'semuanya' seperti yang lo bilang, our cover will be blown up?!!"Elena menjambak rambut Dimitri frustasi. Dia tidak pernah menduga mereka bisa menemukannya disini.
May the truth set you free
Yeah, sure. I mean, come on. Apakah semuanya berakhir disini? Okay. Let's see. Lena, lo udah makin kurus belakangan ini, you cry yourself to sleep at night, lo kangen gila sama tuh cowok, dan lo sure as hell kangen juga sama keluarga lo sendiri.
Dimitri menahan tawa melihat tingkah Ellen sekarang. Gadis itu jarang sekali bisa bertigkah kanak-kanak.. And here it is.. Ellen masih menjambak rambug Dimitri kuat.
Dimitri yang tidak tahan melihat wajah menggemaskan Ellen menangkap kedua tangannya dan membalikkan tubuh mereka sehingga Ellen di bawah dan dirinya di atas.......
......
......
Okay, this is awkwardDimitri menarik hidung Ellen dengan gemas walaupun sebenarnya dia ingin menggigitnya bukan mencubitnya. Ellen, matanya terpaku pada Dimitri, sekilas teringat masa lalunya ketika dia masih bersama Damien. Setetes air matanya jatuh.
Hati Dimitri mencelos, mengetahui bahwa Ellen mengingat Damien. But, he doesn't show it." Dasar, cengeng banget kamu, Ellen.", kata Dimitri sambil tetap menarik hidung Ellen.
" Hiks... Hiks... Hiks... Dim... I miss him.. It hurts.. ", jawab Elena pelan; menyembunyikan mukanya dengan tangan Dimitri." Ellen, kamu sadar kan? You can't run away forever? Dan aku yakin, masalah itu semuanya udah berlalu.", Dimitri berkata sambil memegang bahu Ellen.
Elena yang memakai sweater merah, celana panjang hitam dengan rambut yang dibuat 'bun' asal, hanya mendesah keras dan berkata, " Dim, I'm scared. What if they still don't like me?"
" They miss you. That's for sure. I'm sure they still love you. Especially for that one person.", jawab Dimitri. Walau dia harus menahan pahitnya ketika mengucapkan kalimat terakhir itu.------------
Nicholas dan Alice sudah sampai di Times Square tepat jam 6 sore, siap dengan fotografer yang khusus mereka bawa untuk foto pre-wed.15 menit kemudian
" Nick... Itu tour guidenya kok ga datang-datang ya?", kata Alice yang merengek sambil menarik-narik tangan Nick, membuat Nick frustasi.
" Bentar ya, babe..."
" Kamu ingat nama tour guidenya?", tanya Alice.
Nick diam sebentar karena sebenarnya, dia juga tidak ingat nama tour guidenya.
" Enm.. Engga, babe... Gini deh, aku telepon dulu aja ..."
Secepat kilat, Nick mengambil iPhonenya, men-dial nomor agen tour guide yang telah dia pesan sebelumnya." Good evening, Mr. Ferraro. How can I help you?", tanya orang di seberang sana.
" Good evening. I have reserved a tour guide, but that person hasn't arrived yet. My wife and I are waiting. Get her here RIGHT NOW!" , jawab Nicholas dengan suara yang ditinggikan.
" Ye-yes, sir. We'll do as much as we can.
Get Lena on my phone now....",
KAMU SEDANG MEMBACA
My Runaway Babe
Romance" I think I fall in love a bit with anyone who shows me their soul. This world is so guarded and fearful. I appreciate rawness so much." Then, he asked, " Now, show me yours." The question I fear now standing right in front of me. The dreadful thing...