DIATAS FOTO DAMIEN YANG SEBENARNYA.
*cast damien harusnya Andres Valensoco.Damien's POV
Dia kelihatan sedih akhir-akhir ini. Matanya sayu, tubuhnya semakin kurus, dan dia bertindak seakan semua baik-baik saja, walaupun aku tau, deep in her heart, sesuatu terjadi. And, so, it's decided, Dimitri bakal ajak Elena pergi ke Puncak.
"Hah? Kita mau ke puncak?! Serius Dam? Aku udah boleh pulang emang?", teriaknya.
" Ya boleh lah, sayang. Apa gunanya aku ngancem Dimitri? Pasti bisa dong.", godaku.
" Ih, kamu ngapain pake ngancem Dimitri segala, Damien? Ga bakal mempan. Dia baik kok.", jawabnya.
tidak bisa menyangkal, Elena tentu saja punya hubungan khusus dengan Dimitri, bahkan dia sampai membelanya sampai segitunya.
Pintu kamar terbuka dan datanglah Lily.
" Kak Ellen!! Aaa!! Aku kangen banget!!"
Lily sudah berlari menuju ranjang, dan kedua perempuan itu berpelukan erat.
" Iya, Lily. Aku juga kangen. Kamu kenapa ga keliatan akhir-akhir ini?"
" Huh! Tanya aja tuhh sama bang En. Setiap aku sampai rumah, dia langsung suruh aku masuk ke dalam kamar, katanya biar ga ribut dan supaya aku bisa konsentrasi. Alasannya aneh banget kan, kak?", jawab Lily dengan nada mengejek.
Aku tertawa kecil dalam hati. Ya, memang aku yang menyuruh Lily langsung masuk ke kamarnya, I mean, seriously, ini urusan aku dan Elena, and I don't want Lily to think yang engga-engga tentang aku dan Ellen.
Elena menyipitkan matanya ke arahku, dan mencubit pinggangku pelan.
" Lily, nanti malam beresin barang-barang bawaan kamu. Kita pergi ke puncak besok."
" YEAAAAA!!!! I love youu bang En!! Seneng deh punya abang pengertian banget. Berarti aku boleh ga masuk sekolah dong?!! hahahahah!!", kata Lily dengan tawanya yang menggelegar itu.
" Iya dek. Tapi sekali ini aja. Gue ga mungkin biarin lo ga sekolah lama-lama, yang ada entar gue di omelin sama mama papa. Take it from me, sekali-sekali ga sekolah itu sehat kok."
Lily tertawa keras hingga beberapa orang bahkan mengintip ke dalam ruangan.
" Saya bilangin apa tadi? Jangan berisik. Pasiennya belum sembuh total, Damien! Lo bisa ga sih jagain dia?"
Yep, lo semua tau itu siapa. Dimitri. Dia masuk ke dalam ruangan dengan muka jengkel juga sombong. Huh, gue aja yang salah sama dia.
Author's POV
Lily yang melihat itu saja terdiam seketika, bungkam, bagaikan ada petir yang menyambarnya ketika dia melihat kedua mata dokter yang baru masuk tadi. Dia tampak gagah dengan jas putih yang melekat di tubuh kekarnya, mata birunya dan bulu matanya yang panjang, and of course, rambutnya yang agak berantakan. Sexy as hell, kata Lily dalam hati.
" Eh! Sembarangan ngomong lo! Bukan gue yang ribut!", bela Damien.
Dimitri menatap ke sekeliling ruangan, Damien dengan muka tak meyakinkannya, Elena yang effortlessly menggigit bibir bawahnya, dan seorang remaja perempuan berdiri disana seperti patung.
Dimitri menyipitkan matanya.
" Ehm.. Lo siapa?", tanya Dimitri DENGAN KETUSNYA!!"
Damien yang mendengar nada bicaranya langsung memotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Runaway Babe
Romance" I think I fall in love a bit with anyone who shows me their soul. This world is so guarded and fearful. I appreciate rawness so much." Then, he asked, " Now, show me yours." The question I fear now standing right in front of me. The dreadful thing...