XVII - The Devil

1.4K 69 1
                                    

Elena's POV

That first move was preety good, walau, aku merasa sedih. Damien, lo tau gue banget. Dia bahkan tadi bilang " Engga. Kamu lagi kenapa-kenapa sekarang."

Damien, maafin aku. Aku ga bisa secepat itu percaya sama kamu. Denger-denger hari ini, rumor bilang ada pegawai wanita baru kerja disini. Katanya sih orang nya cantik. KATANYA, ya.. Haahaha!

Pagi ini kuhabiskan dengan ngomong + becandaan sama Eric.

" Ric, katanya ada pegawai baru ya?"

" Iya, Ellen. Kata mereka sih gitu."

" Owh. Dia kerja di bagian mana?".

" Kenapa lo? Kepo banget?"

Dasar Eric! Rese banget dari tadi!

" Suka-suka gue dong. Balik ke Topik. Dia kerja di bagian mana?"

" Katanya sih di bagian HRD."

" Oh gitu."

Oke. Saatnya bertingkah jahil.

" Eh, Ric! Katanya orang nya cantik ya?"

" Iya. Kenapa?"

" Halah! Masa lo gitu ga peka sih Ric? Kan lo biasa suka mainin cewe. Ga lo kejar dia?"

Duarr!! Rasakan!!

" You got me. Pinter juga lo ya, Len!"

" Siapa bilang gue bodo?"

" Lo emang ga meragukan, Len. Tapi belum pernah ada yang menyaingi gue dalam masalah beginian"

" Oh, gitu. Try me, then."

" Kan tadi lo bilang gue suka mainin cewe, berarti lo ngakuin dong ya gue ganteng."

Yep. Aku dikepung. Again!

" ahh! Lo mah, Ric. Makin rese tiap hari. Tau ga?"

" Baru tau?"

Sanking kesalnya, aku keluar dari ruanganku - meninggalkan Eric sendirian di dalam.

Tiba-tiba ada seorang wanita menabrakku. Aku hampir jatuh ke lantai, tapi tangan seseorang menahanku dari belakang. Aku sudah menutup mataku - preparing for the worst - dan saat kubuka, aku melihat mata hazel yang teduh itu menatapku, khawatir. Siapa lagi kalau bukan Damien?

Wadaoww!! Argh!! Siapa sih yang ngelabrak gue??!!

Damien membantuku berdiri sambil memegang tangan dan bahuku. Di depanku, seorang wanita berpakaian serba hitam berdiri.

" Maafkan saya."

Aku melihat wajahnya yang kelihatan menyesal akan kelakuan teledornya tadi. Dia cukup cantik menurutku. Tapi, ada aura yang sangat mencurigakan dari wajahnya. Dan satu lagi, wajahnya kelihatan familiar. Surely, aku pernah bertemu dengannya.

" Iya, gapapa. Hati-hati lain kali.", kataku kepadanya.

Wanita itu pergi meninggalkanku dan Damien.

" Kamu gapapa?", Tanya Damien kepadaku, masih memegang tangan dan bahuku.

" Gapapa. Lepasin pak."

Bukannya melepaskanku, dia malah memegang bahuku dan memutar badanku, sehingga aku mengahapnya.

" Kamu harus hati-hati, Elena. Liat-liat jalan. Kalau tadi kamu jatuh gimana?"

Dia peduli sama aku.

" Iya pak. Pak, bisa tolong lepaskan saya? Saya ga mau ada beredar gosip yang engga-engga disini."

My Runaway BabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang