Elena's POV
Drrrrrringggg!!! Drrrriing!!!
" Ugh, let me sleep, you alarm!", umpatku sambil berusaha mematikan alarmm ku itu.
Yep, I fall asleep again.
1 jam kemudian, yang rasanya masih 5 menit.
" Gila. Gue ngantuk banget. Ini udah pagi kan?"
Dan, aku melihat alarm ku, and guess the time? 8 AM! Which means, aku telat! As in telat banget. Harusnya tadi aku bangun jam 6.45 atau jam 6.30, dan yaahh kembali ke kebiasaan lamaku sejak dulu bila tidu terlalu lama, aku mematikan alarm dan kembali tidur lagi.
" I'm so dead today."
Aku mandi dan berpakaian secepat kilat - mengambil baju mana saja yang pertama kali ku lihat dalam lemari pakaianku. Aku tidak sempat memakai make-up, tapi ya sudahlah, lagian make-up ku tiap hari cuma sedikit olesan bedak, eyeliner, eye shadow, dan lip balm. That's all. Kuputuskan hanya memakai bedak dan lip balm. Yang lainnnya bisa kulakukan di kantor nanti.
Aku ke bawah mendapati aroma masakan yang menggelitik hidungku.
Ahh, ini bau apa ya? Bukannya semalam Aunt Jenna ga pulang? Terus, siapa yang masak dong?
Sesampainya di dapur, aku melihat seorang pria masih memakai kemeja yang lengannya digulung dan celana kerja, plus celemek.
Hahah.. Aku lupa lelaki ini masih ada disini. Damien.
" Good morning, Elena", sapanya.
" Oh, hey. Damien, lu masak?"
" Iya, sejenis itu. Aku masih pemula, masakannya dikit aja."
Di meja makan, sudah tersedia 2 gelas teh, 2 piring yang masing-masing isinya pancake dan segelas maple sauce di tengah meja.
Gini namanya bukan pemula kali, Damien.
" Ayo, makan dulu."
Aku memang tergiur untuk mencoba makanannya, namun aku sadar akan tanggung jawabku. Dengan sedih aku menolaknya.
" Damien, gue harus berangkat kerja sekarang. Gue udah telat. Entar aja, ya"
Saat aku beranjak mau pergi, Damien menahan tanganku dan aku menoleh ke arahnya, bersiap-siap menerima ocehannya karena keterlambatanku.
" Damien, sorry banget, gue telat hari ini, lain kali ga akan terjadi.", kataku sambil menundukkan kepala.
" Elena, kamu makan aja dulu, entar sakit. Udah gue siapin spesial buat kita. Oh iya, santai aja. Kamu boleh berangkat nanti habis makan pas kamu udah siapin penampilan kamu. Masih berantakan."
Aku cukup tertegun sesaat mendengar ucapannya. Ternyata, CEO ini masih baik juga sama aku.
" Dam, lo udah beneran sadar kan?", tanya ku hati-hati, karena aku teringat akan ciumannya kemarin.
Rona merah mulai muncul di pipiku.
Dia mengerjap beberapa kali.
" Eh, kok nanya nya gitu? Iya lah, aku udah sadar. Emang kenapa, Elena?"
" Ehm... Engga."
Tidak tidak. Aku harus buat ini jelas sama dia. Aku ga boleh nahan ini sekarang. Dia harus ingat
Dengan keberanian yg masih tersisa dalam hatiku, aku melontarkan semua isi hatiku.
" Pak Damien! Karena bapak udah sadar sekarang, saya harap kejadian kemarin ga terulang lagi.", kataku dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Runaway Babe
Romansa" I think I fall in love a bit with anyone who shows me their soul. This world is so guarded and fearful. I appreciate rawness so much." Then, he asked, " Now, show me yours." The question I fear now standing right in front of me. The dreadful thing...