PART 1

171K 8.2K 275
                                    

🦋🦋🦋
Jakarta, Indonesia

Sore ini aku baru saja pulang dari berlibur di Singapura bersama temanku, Keisya. Temanku itu sangat sibuk dan susah mengatur waktu, makanya saat dia ada cuti 1 minggu aku langsung mengajaknya cus berlibur.

Sekalian refresing. Aku sudah mengajak adik angkat ku itu untuk pergi berlibur bersama tapi dia menolakku dengan alasan tidak enak dengan Keisya. Yah, aku akui jika hubungan keduanya tidak begitu baik.

Keisya sangat anti dengan Amora. Entahlah aku tidak tau kenapa. Dia selalu mengatakan jika Amora itu tidak baik.

Padahal Amora itu sangat baik, dia itu seperti seorang malaikat, aku berharap kelak ada seseorang lelaki tampan yang melamarnya dan mereka hidup sangat bahagia. Ahh, menyenangkan sekali.

Lama aku melamun, akhirnya aku sadar setelah di tepuk oleh Keisya di pundakku. Ahh, aku melupakan wanita itu.

"Ra, aku pulang dulu ya, ini suster Ana bilang ada pasien yang harus operasi malam ini." tukasnya. Aku menganggukkan kepala kemudian tersenyum cerah. Oh ya, ngomong-ngomong temanku ini adalah seorang dokter bedah yang hebat. Berbeda denganku yang hanya bertopang dagu di rumah.

"Ya, terimakasih sudah menemaniku, Keisya. Aku sangat menyayangi mu."

"I'm too, bye, see you!"

Setelah Keisya menjauh dari pandanganku, barulah aku beranjak dari sofa itu. Badanku terasa sangat remuk dan aku sangat ingin berendam. 2 jam lagi suami ku akan pulang. Walaupun kami menikah karena perjodohan tapi aku mencintainya.

Namun aku sulit mengekspresikan rasa cintaku padanya. Aku terlalu pemalu. Jadi, aku hanya bersikap sewajarnya saja. Seperti menyeduh sebuah kopi, menyiapkan air di bak mandinya walaupun kami beda kamar. Kadang kala aku membawakan makan siang padanya ke kantor.

Dan dia tidak menolakku, walaupun sifatnya sangat dingin tapi aku sudah biasa. Karena kami sudah 1 tahun 6 bulan menikah.

"Kakak!"

Ah, perkenalkan dia adik angkat ku. Aku sudah berteman dengannya sedari kecil karena ibunya adalah seorang pelayan di rumah orangtuaku. Aku selalu berbagi apapun dengannya, aku selalu mengutamakan dirinya diatas kepentingan pribadiku.

Dia itu sangat berharga bagiku. Dia pernah menyelamatkan ku waktu aku hampir tertabrak motor saat duduk di bangku sekolah dasar.

Dia sangat lugu dan polos. Ah dia tambah lucu di saat memakai gaun kesukaanku yang dia minta tempo hari lalu.

"Ada apa, Mora? Kamu ingin sesuatu dari kakak, hm?"

Amora menunjuk sebuah paperbag yang ada di atas meja, di dalamnya ada sebuah gaun yang dibelikan oleh Keisya kepadaku di Singapura waktu itu.

"Apa isi di dalam paperbag itu, kakak? Apakah Mora boleh lihat?" Aku mencubit gemas pipi, hell, dia itu sangat polos bukan bahkan di saat umurnya yang menginjak 20 tahun saat ini. Dia hanya muda 3 tahun dariku.

"Tentu saja." Aku mengambil paperbag itu dan memberikannya kepada Amora. "Nih, coba buka apa isinya."

Amora dengan tergesa-gesa membukanya kemudian berdecak kagum seraya mengeluarkan gaun berwarna gold yang ada di dalam paperbag tadi. "So pretty! Ini sangat bagus kakak! Aku menyukainya!"

Bukan hanya Amora saja yang tertarik dengan gaun itu tapi aku juga. Itu gaun yang sangat aku inginkan dan Keisya membelikannya untukku. Astaga, Keisya aku sangat sayang padamu!

"Ya, itu sangat bagus!" kagum ku.

Tiba-tiba Amora memeluk gaun itu dengan erat. "Aku sangat ingin memiliki gaun ini, ini bagus sekali. Aku bahkan baru melihat gaun se-perfeck ini, kakak!"

VIERRA'S SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang