Tenang, tenang ya kalian bacanya!
Jangan terlalu di bawa serius karena semua karakternya itu FIKSI dan cerita ini sama sekali tidak berkaitan dengan REALITA!
Oke?Calm down, everything gonna be okay 👌
Happy reading, sweety
♡
Dua hari berlalu sejak kejadian di mana Vincent melabrak papa mertuanya dengan sangat tidak sopan. Kini, Vincent dan Vierra berada di sebuah Villa besar di tengah pulau pribadi milik Vincent tentunya di Roma, Italia.Pemandangannya luar biasa indah apalagi saat melihat keluar, hanya lautan yang bisa mereka nikmati keindahannya. Tentunya bukan hanya mereka berdua saja yang berada di sana, melainkan ada beberapa pekerja Vincent yang selalu stay di tempat itu dari dulu.
Vincent memakaikan kaos putih dan celana pendek di tubuhnya, ia berjalan keluar dari dalam villa besar tersebut untuk menemui Vierra yang berada di dapur. Wanitanya itu sangat keras kepala, padahal sudah ada koki tapi Vierra tetap kekeh ingin memasak."Sayanggg.." rengek Vincent, memeluk tubuh sintal Vierra dari belakang. Body wanita itu benar-benar menggoda kaum adam, termasuk Vincent. Itulah sebabnya kenapa Vincent selalu cemburu buta saat melihat Vierra keluar hanya menggunakan dress tali spagetti seperti yang di kenakannya sekarang ini.
"Hm? Baru bangun?" tanya Vierra tapi tangannya dengan cekatan memasukkan beberapa bahan masakan.
"Iya, tapi kamu udah ninggalin aku duluan." Vincent mengecup singkat bibir Vierra sebelum akhirnya dia duduk di meja pantry. "Hari ini kayaknya udah gak sedih lagi ya, sayang?" bibir Vincent menyunggingkan senyum manis.
Vierra pun menarik sudut bibirnya membentuk senyum kecil, ia membawakan se-mangkok berisi pasta ke meja pantry. "Ngapain sedih, semuanya juga sudah berlalu. Aku gak mau ngingetin hal itu lagi. Terlepas dari semua itu, aku lebih memikirkan gimana kalau seandainya mama tahu. Aku gak tahu, sesakit apa nantinya mama."
"Walaupun mama bilang jika dia sudah ikhlas atas semuanya." Lanjut Vierra dengan santai tapi matanya tidak bisa bohong jika dia terlihat rapuh.
Vincent menarik kursinya mendekati Vierra. Ia menggenggam tangan wanitanya itu dengan lembut. "Jangan terlalu di pikirin ya, sayang. Selagi mama gak tahu soal perbuatan bejad papa, semuanya bakal baik-baik aja."
Vierra menganggukkan kepalanya pelan. "Vincent, bukannya besok itu persidangan perceraian papa dan mama? Kamu ingat, kan?"
Vincent menganggukkan kepalanya lambat. "Menurut informasi dari Ezra, katanya persidangan itu di tunda dulu."
"Hum? Kenapa? Papa gak ma-"
"Iya, papa kamu bilang jika dia masih belum bisa ikut ke ruang sidang karena kondisinya yang masih belum stabil, bahkan papa lo sekarang gak bisa beranjak dari ranjang pasiennya." tentu kalimat terakhir itu hanya ia sebutkan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasy(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...