Part 32

59.9K 4.9K 134
                                    

Amora cepat-cepat merangkak
menuju pintu ketika mendengar suara langkah kaki. Pasti itu pria yang semalam menidurinya, ya, pasti! Pria yang akan ia manfaatkan kehadirannya di sini.

Ceklek

"Hallo, sayangku. Apa kau merindukan ku sehingga siang-siang begini datang kemari?" tanya Amora dengan sedikit sensual. Ia mendongak seraya mengedipkan matanya pada pria besar yang sekarang menunduk untuk mengecup bibirnya.

Menjijikan memang tapi Amora bisa apa?

"Tidak usah sok manis, wanita jalang. Sesuai ucapanku, aku membawakan informasi penting untukmu. Mungkin, jika aku mengatakan hal ini kau akan bersorak senang sampai meminta aku setubuhi lagi hahahaha..." ujar nya dengan tertawa keras layaknya bapac-bapac. Yang membuat Amora benar-benar harus menutup kupingnya.

Berapa kali sudah Amora menyumpah serapahi pria tua di depannya ini?! Sudah menghina ingin terus menikmati lagi! Menjijikan sekali!

"Informasi apa?" Amora bersedekap dada, memandang lurus mata pria besar di hadapannya.

"Mertuanya Tuan Vincent atau bisa di bilang orangtua angkat mu itu ternyata orangtua kandung mu tapi hanya Bapak Devin saja, Ibu Kinara tidak masuk."

Amora terdiam sejenak tapi tak lama kemudian dia kembali bertanya. "Jadi, papa Vierra itu papa kandung ku?"

"Iya, kalian berdua nyonya Vierra bersaudara tiri karena satu bapak tapi beda ibu."

Hening

Sampai akhirnya Amora tertawa terbahak-bahak sambil menepuk kedua tangannya seolah bangga. "Astaga, aku tidak nyangka pria berkharisma seperti papa berselingkuh di belakang mama Vierra hahaha dan berselingkuh dengan seorang pelayan sehingga melahirkan anak yaitu aku. Sungguh plot twist yang indah."

Amora meletakkan tangan untuk menopang dagu. Ia mulai membayangkan wajah syok Vierra jika mengetahui papa yang selalu dia banggakan setiap waktu malah berselingkuh sehingga menghasilkan benih cantik seperti dirinya. Membayangkan itu membuat jiwa-jiwa kepuasan dalam hati Amora bergejolak bahagia tak terkira.

"Pasti Vierra hancur banget, gak sabar keluar dari gudang ini," lirih Amora tersenyum misterius.

Amora mulai mendekatkan wajahnya kearah pria itu dengan senyum lebar lalu mulai melumat bibir hitam yang tebal itu yang juga di balas tak kalah kasar sampai bibir Amora mengeluarkan ringisan kesakitan.

Amora mendorong dada bidang pria itu dengan keras. "Bayarannya cukup untuk ciuman, sayangku. Aku sangat bangga dengan usaha kerasmu. Lain kali dapatkan informasi selengkap-lengkapnya dan juga lainnya, ya."

Pria itu terkekeh keras dengan sinis. "Dasar wanita jalang pantas saja keluarga besar Tuan Vincent membencimu. Licik sekali tapi anehnya aku mau kau suruh karena apa?"

"Karena bayarannya adalah tubuhku. Pria mana yang menolak barang gratis di depan mata, kan?" balas Amora tak kalah sinis.

Pria itu tertawa mendengar jawaban wanita binal di hadapannya. Dasar! "Kau akan selamanya denganku, kau tau? Kau akan terus terikat denganku."

Amora mengerti maksud ucapan itu. "Jangan berharap jika aku bisa hamil, bodoh! Aku tidak akan mau menjadi istrimu!"

Pria itu mendekatkan mulutnya ke telinga Amora. "Kau melakukannya berulang kali dengan berbagai laki-laki tapi apakah kau kira aku tidak tau jika kau sering melakukan aborsi? Di tempat ini kau tidak bisa melakukan apapun sampai perutmu kelak membesar dan melahirkan anakku."

Amora mengepalkan tangannya penuh emosi. Dengan wajah memerah ia mengangkat tangannya untuk menampar pria besar di depannya yang tidak dia ketahui namanya.

VIERRA'S SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang