Sy cepat up hahahah😋
Selamat malam cemua, makasih buat vote dan komennya.
Komennya jaga marahin Amora ya 🥺💖
🦋🦋🦋
"Nyonya anda mau kemana? Bukan bermaksud ingin tahu, tapi saya takut Tuan marah jika tau nyonya pergi tak memberitahukannya."Langkah Vierra berhenti lalu berbalik untuk menatap pelayan setengah baya di belakangnya.
"Anda tenang saja, saya di suruh Vincent untuk ke kantornya. Kalau anda tidak percaya, lihat ke depan, disana ada asisten Vincent yang menjemputku," jelas Vierra seraya merapikan rambutnya.
"Bagaimana dengan penampilanku?" tanya Vierra kepada para pelayan yang berjejer di sampingnya. Vierra sadar jika pergi ke perusahaan janganlah sampai memakai dress ketat.
"Nyonya sungguh menawan."
"Nyonya cantik seperti peri!"
Vierra menutup mulutnya karena salting, telah mengucapkan terimakasih wanita berusia 23 tahun melangkah keluar dari halaman mansion itu.
"Nyonya! Nona Amora pergi dari rumah!"
Sebelum masuk kedalam mobil asisten Vincent, Vierra berbalik karena ada seseorang yang dengan lantang berteriak padanya.
"Wah, benarkah?" Vierra pura-pura terkejut. "Tapi aku sungguh bersyukur itu artinya beras di rumahku tidak kurang lagi saat di makan olehnya."
🦋🦋🦋
Sedari tadi banyak karyawati yang menatap tak suka karena kehadirannya namun berbanding terbalik dengan para Karyawan yang menatap memuja padanya. Namun Vierra tidak perduli, ia tetap berjalan di samping Ezra, asisten Vincent.
"Itu ruang tempat Tuan Vincent bekerja, nyonya."
"Aku boleh masuk sekarang?"
"Tentu, silahkan." setelah Vierra masuk, wanita itu mendatarkan ekspresinya saat melihat kehadiran wanita lain yang satu ruangan dengan suaminya. Hanya di halangi oleh kaca yang mengelilingi tempat bekerja sekretaris Vincent itu.
Vierra masih diam di tempat seraya bersedekap dada, wajahnya datar sesekali ia menyugarkan rambut panjanganya kebelakang tanpa di sadari kedua orang yang sibuk bekerja itu. Kecuali sekretaris Vincent yang terus menatap suaminya sehingga tidak begitu fokus bekerja.
Vierra kesal bukan main saat wanita itu berani bertopang dagu untuk menatap suaminya yang bekerja di depan laptop.
"Ekhem," dehem Vierra dengan keras membuat keduanya terperanjat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasy(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...