Part 26

73.1K 5.9K 223
                                    

Vincent tertawa kecil lalu merangkul pinggang Vierra. "Ternyata lo udah duluan datang, jalang."
Amora menutup mulutnya terkejut lalu memandang kebelakang nya. "Kakak bilang siapa jalang?" tanyanya dengan raut polos minta di tampar.
Vincent menatap datar Amora lalu memutar bola matanya dengan malas. "Lo lah siapa lagi! Pura-pura polos aja kerjaan lo!"
Vierra terkekeh kecil lalu memutar-mutar rambutnya dengan tangan. "Ngaku aja Amora, kamu udah terperangkap di sini. Gak bisa menghindar lagi."
Amora terkejut kemudian mundur beberapa langkah kebelakang, saat ia mundur dengan sigap para bodyguard Vincent itu menodongkan pistol kearahnya. Itu membuat Amora menjerit ketakutan. "Akhhh! Kalian kenapa kayak gini sama Mora? Mora salah apa? Kak Vierra, Mora takut..." Ia menatap Vierra dengan pandangan sendu, jika dulu Vierra selalu tertipu dengan tatapan itu, namun berbeda dengan sekarang.
Vierra memilih mengabaikan Amora yang terduduk di lantai seraya memegangi perutnya, seolah-olah di perut ratanya itu ada isinya.
"Lo capek gak lihat dramanya si polos ini?" bisik Vincent di telinga Vierra.
Vierra mengangguk lalu tanpa sadar mendekatkan mulutnya ke telinga Vincent. "Udah lebih dari capek sih."
"Gimana kalau kita selesain aja hari ini si jalang Amora biar musnah sekalian?"
Vierra tertawa kecil lalu dengan tatapan menggoda ia menatap Vincent. "Musnahin anak kamu juga?"
Vincent mencubit pelan pipi Vierra karena kesal. "Ya kali gue mau berhubungan badan sama nih jalang yang ada panu-an tubuh gue," hina Vincent terang-terangan yang di dengar semua orang.
Bahkan sebagian dari bodyguard nya tertawa.
Amora mendongak menatap Vincent namun siapa yang tau jika kedua tangannya sempat mengepal. "Kak Vincent lupa apa yang udah kita lakuin satu bulan yang lalu di kamarnya kak Vierra, hah?!"
"Makin ngelantur nih cewe," desis Vincent lalu tangannya menarik Vierra menuju rumah kaca tersebut melewati Amora.
Saat melewati Amora, kedua kaki Vincent di cegat dan di peluk erat oleh Amora. "KAK VINCENT LUPA KALAU KITA UDAH LAKUIN SEXS DI KAMAR KAK VIERRA WAKTU ITU?! KAK VINCENT LUPA KALAU SATU BULAN YANG LALU KAKAK UCAPIN JANJI SUCI DI DEPAN ALTAR DAN NIKAHIN AKU SECARA SIRI?! APA KAKAK LUPA SEMUA HAL ITU!? kalau aku udah mengandung aja kak Vincent seolah-olah gak mengenal aku lagi, aku gak mau hanya di perlakukan sebagai pemuas nafsu bejat kak Vincent. Aku ini," Amora menepuk dadanya yang turun naik, airmatanya sampai berhamburan keluar.
"Istri mu, kak."
Vincent menarik Vierra mendekat lalu memeluk pinggangnya. Ia menendang Amora sehingga wanita itu terjungkang jatuh ke bawah. Mengenaskan. Lagi-lagi itu membuat para bodyguard tertawa merasa lucu.
"Beneran udah gila nih cewe," Vincent mencium rambut Vierra untuk me-rilekskan dirinya yang hampir menggampar Amora.
Vierra tertawa kecil melihat Amora yang menangis seraya memeluk lututnya sendiri. Tangan Vierra menggapai rambut Vincent dan mengelus nya pelan. "Dia memang udah gila dari dulu. Oh ya Vincent, apa tujuan kita ke sini?"
Vincent menepuk keningnya saat teringat sesuatu, ia memberikan isyarat kepada bodyguard nya untuk membawa Amora masuk kedalam rumah.
"Kita masuk dulu. Pusing gue lihat mukanya si ondel-ondel."
Tanpa memperdulikan Amora yang meraung keras dibelakang sana karena di seret kasar, Vincent malah memeluk lengan Vierra agar masuk ke dalam.
♡♡♡
"Akhh! Sakit! Kalian bisa gak sih hati-hati sama Mora, Mora itu lagi hamil anaknya kak Vincent!" kesal Amora saat di duduk kan di lantai dengan kasar. Ia tidak sadar jika banyak pasang mata yang menatapnya sedari tadi.
"Mana mungkin anak saya sudi menghamili wanita kotor seperti dirimu. Kasta mu dan anakku berbeda jauh. Dan lagi, untuk apa Vincent menghamili wanita seperti mu jika di depannya saja ada Vierra yang cantik jelita juga sederajat dengan dia. Saya tanya, untuk apa?" sarkas Bunda yang membuat Amora mengangkat kepalanya.
Amora terkejut kemudian mengalihkan pandangannya ke segala arah, bibirnya bergetar karena melihat pemandangan meremehkan yang di tujukan kepadanya saat ini. Dan yang paling terkejutnya adalah melihat..
"Mama?" Amora masih menyangkal semua isi pikiran negatifnya, ia merangkak mendekati mama namun mama malah menjauhinya. "Mama, perut Amora sakit, kenapa mama jauhin Mora, mama benci sama Mora?"
Mama berdecih sinis, ia mendekati Vierra yang bingung menatapnya. "Sayang," ujarnya yang di tujukan kepada putri kandungnya.
Vierra menahan lengan mama dengan wajah cengo. "Ma? Kenapa? Ada apa ini?"
Mama sadar jika selama ini Vierra selalu menjaga jarak darinya, semenjak ia pernah menampar Vierra dulu karena fitnahan Amora. "Maafin Mama."
Vincent menepuk tangannya sekali. "Maaf-maafannya nanti dulu. Gue pengen bongkar nih kebusukan ondel-ondel."
"Maksud kalian apa? Mama? Mama mau ngebela hak Amora, kan? Mama mau kak Vincent ceraiin kak Vierra, kan? Mama, ayo ma tunjukkin kalau mama mau di kasih kepercayaan lagi sama Mora. Mora selalu-"
Plak
"Berhenti berpikir jika wanita jelek seperti mu akan menikah dengan putraku! ANDA TIDAK AKAN BISA DI SANDINGKAN DENGANNYA KU BILANG!" teriak Bunda yang kelepasan menampar pipi Amora. Ayah Vincent langsung saja menarik Bunda dan memeluknya. Vierra bahkan terkejut lalu berlari mendekati Bunda untuk menenangkan nya.
"Bunda sabar, bunda." Vierra mengelus punggung bunda agar wanita paruh baya tersebut tenang.
Amora memegang pipinya dengan kasar. Airmatanya hendak kembali mengalir namun dia tahan. Akhirnya tanpa aba-aba ia berlari dan hendak menerjang bunda.
Tangannya menggapai rambut panjang itu dan menariknya sehingga membuat bunda berteriak kesakitan.
"Mora juga bisa marah sama kelakuan tante ke Mora! Mora gak pernah salah sama tante, Mora udah capek tahan semuanya! Mora capek di hina-hina, Mora capek selalu di bandingkan sama kak Vierra, Mora selalu di berada di posisi paling salah di mata tante, salah Mora apa?! Sekarang-"
Bunda menatap Amora dengan tajam sebelum akhirnya Vincent menarik tangan Amora dan mendorongnya sehingga wanita itu terbaring di  lantai dengan tubuhnya yang remuk redam. "Sakit hiks hiks, padahal Amora cuma bela hak Mora yang selalu di hina sama Bunda!"
"Lo keterlaluan banget gila! Dia itu Bunda gue! Sialan! Gue sampai gak pernah kayak gitu sama Bunda gue, papa gak pernah ngomong kasar sama Bunda semua keluarga kami MENGHORMATI BUNDA! CUMA LO YANG BERANI JAMBAK RAMBUT BUNDA GUE! SIALAN LO!" Tangan Vincent bersiap hendak menampar Amora namun ia tersadar kemudian pergi dari sana.
Vierra mendekati Amora yang menangis tersedu-sedu. Ia jongkok di depan wanita itu dan tanpa persetujuan Vierra nampar kedua pipi Amora.
"Balasan karena sudah menarik rambut bundaku. Jaga kelakuanmu, Amora jika benar-benar tidak ingin mati. Untung saja Vincent segera pergi untuk meredakan emosinya, jika dia membiarkan emosi nya bekerja, kamu gak bakal menghirup nafas esok hari," tegas Vierra lalu mendorong kepala Amora dengan kasar.
Bunda langsung di duduk kan Papa di sofa, bukannya Papa tidak perduli tentang pertikaian tadi hanya saja dia sedang melawan emosi nya yang hendak meletup-letup.
"Tampar lagi sayang, bunda kesel lihat wajah dia itu."
Vierra tertawa sinis kemudian berdiri. "Nanti aja, bund. Kita ungkap dulu apa tujuan Amora di bawa ke sini."
"Oh oke." Bunda menyisir rambutnya dengan tangan, beberapa helai rontok di tangannya.
"incent belum datang. Dia lagi lampiasin emosinya. Tapi, bunda ada kejutan."

"Masuk!"

Semua orang mengalihkan pandangannya ke arah pria yang di tarik paksa oleh bodyguard Vincent itu. Pria itu sudah babak belur dan Amora bergetar karena melihatnya.

"Vierra!" Mama segera menangkap tubuh Vierra yang mulai linglung karena melihat pria itu berjalan mendekat.

Dia adalah Tono.

"Jujur tentang apa yang kamu ketahuilah, Tono!" tegas Bunda dengan berjalan menghampiri Vierra yang memegang kepalanya.

Tono menunduk tak berani menatap mereka.

"Bicara sekarang!" bentak ayah membuat pria paruh baya itu terkejut. Di sini ada Ayah, Bunda, Mama namun tidak ada Papanya Vierra.

"Sa-saya yang mengunci nyonya Vierra waktu itu di gudang, maaf, kan saya nyonya, waktu itu sa-saya di suruh nona Amora!" ujar Tono, mantan satpam di rumah Vincent itu dan juga pria yang di kehidupan pertama Vierra memperkosa nya.

Amora berdiri dengan mata melotot bahkan nyaris matanya keluar. "Enggak! Aku gak pernah punya niat kayak gitu ke kakak aku sendiri! Kamu itu udah bawahan suka fitnah lagi!" Amora menunjuk wajah Tono dengan geram. "Jangan percaya omongan manusia tua ini! Amora gak sejahat itu!"

Bunda bertepuk tangan dengan masih memeluk Vierra. Mama juga hanya diam di samping mereka. "Mengelak berarti kenyataannya, kan?"

"Enggak! Kenapa sih tante selal-"

"Jaga ucapanmu, bodoh!" sela Ayah.

Amora menunduk lagi karena ketakutan saat merasakan intimidasi dari Ayah Vincent tersebut.

"Kenapa kamu mau melakukan perintah, Amora?" sekarang gantian, Mama yang bertanya pada Tono.

"Ka-karena saya sangat suka dengan nona Amora, ampuni saya tolong ampuni saya. Saya khilaf."

Bunda tertawa kecil lalu ia mengibaskan tangannya. "Kalau kamu suka dengan Amora, cepat perkosa dia di depan saya. Sekarang!"

"TANTE, JANGAN ASAL NGOMONG!"

"Gak ngasal kok, kalian dua, kan memang cocok. Tono, turuti perintah saya atau kepalamu saya bakar."

"Ampuni saya, nyonya."

Vincent berjalan mendekat kemudian sedikit melirik Vierra yang ada di pelukan Bunda. Heran juga karena Vierra terlihat sangat ketakutan dengan Tono Tono itu. Wajar sih, wajah pria itu kan buruk rupa.

"Kak Vincent! Maafin Amora tadi ya-"

"Perkosa wanita gila ini sekarang!" perintah Vincent dengan jari telunjuk menunjuk Tono. "Aku ingin manusia hina seperti kalian menyatu dan melahirkan keturunan yang sama hinanya."

Tono bergetar ketakutan saat di dorong untuk mendekati Amora yang saat ini berteriak tak percaya.

♡♡♡
Tbc lanjut part 2 untuk penderitaan Amora, ini baru awal ygy.

Maaf lambat up huhu, makasih banyak yang udah stay di lapak aku ini.

Makasih juga udah kasih aku alur ni sekarang, siapa itu nama pena aku lupa, tapi aku sangat-sangat berterimakasih sama dia karena bantu aku untuk membuat nih alur.

Kece! Kalau bisa kita berteman aja hehe (ngelunjak)

Maaf gak bisa up teratur, karena aku juga sibuk banget di real life.
Jangan lupa follow ig aku. @sshrly_aa.

Pasangan paling paling apa ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasangan paling paling apa ya?

VIERRA'S SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang