Hello, welcome to my story, friend!🦋😍
-Happy reading-
♡♥︎♡
Aku menatap sendu pandangan menyakitkan di depan mataku saat ini. Di depan ku, sudah ada Amora dan suamiku atau bahkan bisa disebut suaminya juga.Mereka berdua saling menyuapi satu sama lain pagi ini lagi, ini memang bukan yang pertama kali, tapi kenapa sangat menyakitkan.
Sekilas, Amora menatap kearahku dengan senyum miring andalannya. Ah, aku baru tau sifat aslinya akhir-akhir ini. Licik, manipulatif dan suka memutarbalikkan fakta. Menjijikan.
"Baiklah Amora, saya akan berangkat, jaga dirimu baik-baik, jika ada sesuatu yang mengganggumu lagi, telepon saja saya," ujar Vincent dengan melirik ku sekilas saat menekankan kata 'menganggu'
Amora tersenyum polos lalu memeluk pinggang suamiku dengan sangat mesra, aku reflek mengalihkan pandangan agar tidak terlihat begitu menyedihkan.
"Iya, kak. Mora akan jaga diri dengan baik apalagi 'kan ada anak kakak di perut Mora."
Sial! Situasi macam apa ini?! Aku berdiri kemudian berjalan kearah keduanya.
"Pergilah. Aku akan menunggumu pulang, sayang." ujarku dengan sangat manis, bibir merah ku langsung mencium pipi suamiku yang terlihat marah. Tapi aku tak perduli, jika aku tidak ingin mau kalah dengan Amora, aku harus melakukan hal ini, menunjukkan cintaku padanya walaupun terdengar menjijikan seperti wanita murahan.
Aku harus berani, sama seperti Amora.
Amora terlihat kesal kemudian dia tersenyum seraya melepaskan pelukannya dan berdiri jauh dari kami.
Aku dengan leluasa lebih dekat dengan Vincent dan memeluknya erat. Pria itu tak menolakku tapi dia tidak membalas pelukanku berbeda dengan Amora tadi. Ah, aku jangan terlihat sedih.
"Maaf, bisakah anda mencukupkan pelukan ini? Amora terlihat sedih saat melihat kita berpelukan, Vierra."
Aku menguraikan pelukanku dengan tatapan kecewa. "Aku juga istrimu, Vincent." lirih ku.
Vincent berjalan mendekati Amora yang kini malah menangis.
"Kakak, aku mual saat melihat kalian berpelukan, maaf, aku hiks menganggu kalian karena menangis, mungkin hiks ini hormon ibu hamil hiks hiks.."
Pembohong! Pembohong!
"Maaf, Mora. Saya berjanji tidak akan mengulangnya lagi. Maaf membuatmu tidak nyaman. Kamu sedang hamil dan itu membuat saya cukup khawatir."
Aku berlalu dari sana dengan airmata yang senantiasa mengalir melewati kedua pipi ku, tidak seorangpun yang tidak menangis jika melihat suaminya lebih perduli kepada wanita lain. Aku membencimu, Amora!
♡♥︎♡
Tok tok
Aku berjalan kearah pintu dengan mata yang bengkak.
Cek lek
"Mau apa kamu kesini, Amora?!" tanyaku dengan raut tak enak.
Amora memandangku dengan raut polos yang membuatku sangat mual. "Kakak, apakah kakak habis nangis?"
Huh, aku membencimu Amora sungguh. "Bukan urusanmu!" sentakku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasy(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...