Part 52

34.2K 1.7K 43
                                    

"Yohanes 3 : 7
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali."


Wanita dengan pakaian pasien khas rumah sakit jiwa itu melamun dengan tatapan kosong ke depan. Di bawah matanya terdapat lingkar hitam yang menandakan jika dia kurang tidur selama beberapa hari ini.

Tiba-tiba saja ia mendengar pintu selnya di buka, tetapi dia sama sekali tidak perduli dengan keadaan suster-suster maupun psikiater di tempat ini karena keadaannya juga sedang terikat oleh rantai.

"Clara!!"

Wanita yang bernama Clara itu tersentak dari lamunannya. Ia menoleh dengan tubuh gemetar ke tempat pintu sel-nya berada.

"Ma-mama?" nafas Clara rasanya terhenti beberapa detik saat melihat sosok berpakaian putih yang kurang lebih berjarak 5 langkah dari tempat tidurnya.

"KAMU TIDAK BISA MENJAGA JATI DIRI KAMU! KAMU ITU ANAK PEREMPUAN BUKAN ANAK LAKI-LAKI! Jujur, mama sangat kecewa sama kamu!" ujar perempuan dengan wajah pucat tersebut. Dia menatap anaknya dengan raut kecewa kentara.

Deg

Air mata Clara tiba-tiba saja menetes, tangannya terulur hendak menggapai sosok ibu yang sangat ia rindukan kehadirannya dari beberapa bulan yang lalu.

"Mama, maafin Clara, Ini sama sekali bukan salah Clara, INI SALAH LELAKI BRENGSEK ITU!" Clara berteriak marah dengan wajah memerah.

"Di-dia udah gunting ra-rambut aku."

Raut wajah ibunya tetap sama, masih kecewa pada ucapan anaknya.

"Kamu tahu, kan berapa lama buat manjangin rambut kamu ini? Mama butuh waktu hampir 20 tahun buat panjangin rambut kamu. Rambut kamu ini, Clara, langka! Sampai kamu umur 100 tahun pun rambut kamu tidak akan tumbuh lagi."

Sosok berpakaian putih itu tampak mengambil nafas dalam-dalam.

"Lihat, rambut kamu itu hanya bisa mencapai punggung, tidak pernah lebih lagi, kamu gak menghargai usaha mama sampai mama meninggal seperti ini hanya untuk mengantarkan kamu ke salon. Seandainya waktu itu kamu yang meninggal, mama tidak akan sebenci ini dengan kamu, Clara."

"KENAPA?! KENAPA MAMA BENCI SAMA CLARA?! INI GAK MUNGKIN HANYA MASALAH RAMBUT, KAN, MA?! PASTI ADA-"

"Mama semakin benci sama kamu. Sekarang, kamu semakin mirip dengan wajah pria brengsek yang sudah menghancurkan hidup mama. Papa mu itu."

Dada Clara rasanya semakin lama semakin sesak dan dia hampir tidak bisa menghirup udara di sekitarnya. Bayangan ibunya di sana semakin kabur oleh karena menumpuknya airmata di pelupuk mata Clara.

"Selain itu, karena akibat kebotakan mu ini, semua orang tidak akan lagi menyewa kamu sebagai jalang, karena wajah kamu mirip laki-laki dan itu.. buruk. Clara, kamu tidak bisa melakukan apapun jika kamu seorang pria karena kamu suka tubuhmu di pakai oleh orang bukan memakai."

"Ap-apa maksud mama bilang BEGITU?!" dikit-dikit Clara berteriak nyaris frustasi.

"Sikap mu mulai menurun dari pria sialan itu. Dan kamu bukan anak saya lagi, saya tidak memiliki anak laki-laki."

Itulah perkataan terakhir sosok berpakaian putih itu sebelum akhirnya menghilang di gantikan oleh beberapa suster yang menahan diri Clara agar bisa tenang saat di berikan bius.

"MAMA! JANGAN TINGGALIN CLARA!"

Para suster di sana saling menghela nafas panjang dan melirik satu sama lain dengan wajah lelah karena sudah hampir 20 menit mereka mencoba menyadarkan pasien mereka yang tengah mengalami halusinasi.

VIERRA'S SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang