🦋🦋
Vierra😍
*
**
"Lepaskan!" Vierra mendorong baju Vincent lumayan keras membuat pria itu terkekeh kecil dengan merdu. Kenapa pria ini di kehidupan lalu begitu mencintai Amora sampai mengkhianati Vierra ya? Amora itu bahkan tidak cocok sebagai pelayan pribadi pria itu, malah jadi istrinya. Aneh.
"Saya juga hanya memuluskan rencana anda."
Vierra menatap datar Vincent lalu bersedekap dada, kini keduanya berada di kamar Vierra. "Tidak udah sok tahu!"
"Begitu ya?" Vincent berdecih sinis.
"Kalau saya mengatakan tidak bekerja tadi mungkin saja Amora akan kesenangan karena dia lebih tahu dari mu, bukankah itu akan merusak reputasimu sebagai seorang istri dari Vincent George Abraham?"Vierra menyergitkan dahinya heran. "Kenapa denganmu? Kenapa berubah?"
Vincent menepuk dadanya sekali. "Apa yang berubah? Saya tidak sedang menjadi sofia the first!"
Vierra berjalan mendekat kemudian menyentuh dahi Vincent. "Ku harap otakmu tidak bergeser dari tempatnya!" Vierra tidak menyangka jika Vincent pandai bercanda, ia kira pria itu akan hidup datar-datar saja seperti dada Amora. Cih.
Vincent mendatarkan ekspresinya. Ia mengambil tangan Vierra dari keningnya kemudian mencium punggung tangan itu dengan lembut membuat Vierra melotot tak percaya.
"Anda yang berubah bukan saya. Kenapa alasannya?"
Vierra menarik tangannya kemudian berdehem pelan. "Kamu tidak perlu tau."
Vincent memicingkan matanya namun ia segera mengangkat ponselnya yang berdering di balik celana selututnya. Tanpa melepaskan tatapan dari wajah cantik istrinya, Vincent mengangkat ponsel itu tanpa melihat siapa peneleponnya.
"Vincent lo di makam eh maksud gue haha di rumah, kah?"
Vincent menyergitkan dahinya lalu menghela nafas pelan dan menjawab. "Iya, ada apa?"
"Gue sama Damond mau otw kesana, isengin bini lo!"
Vincent menatap Vierra yang sudah berjalan menjauh menuju kamar mandi. "Berani lo?"
"Wes, kenapa nih? Apakah ada benih-benih sperma astaga maksud gue benih-benih cinta?"
"Sorry, lo gila?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasy(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...