Happy reading!
Selamat menikmati hari jumat Agung semuanya!🐞🥰
Pagi hari ini, Vierra duduk di kursi meja makan sendiri sambil menikmati sarapan paginya yang sudah tersedia. Ia melirik ponselnya yang menyala terdapat notifikasi pesan WhatsApp dari Keisya.
Keisya🍦
online°Ke mall yuk Vie?
Lama kita gak quality time bareng.
Kamu mau?Lama terdiam dengan menimang-nimang, akhirnya Vierra setuju dengan ajakan Keisya. Lama juga sudah tidak main dengan teman satu-satunya itu.
Oke. Nanti jemput aku ya?
Siap!
Jangan ajak Devin!
Tenang aja, dia masih ada pasien kok
sampai malam nanti.Siappp!
"Ngapain makan sambil main hape?"
Celetukan itu membuat Vierra menoleh kearah pintu ruang makan di mana terdapat Vincent yang sudah rapi dengan kemeja hitamnya di ikuti oleh asistennya, Ezra.
"Balas chat," balas Vierra sedikit ketus. Ia kembali melahap makanannya yang sisa sedikit. Ia teringat dengan kejadian kemarin antara dirinya dan Vincent. Menyebalkan karena Vierra tidak tahu apa yang di katakan oleh pria itu. Ia saja baru mendengar ada bahasa seperti itu.
Vincent sama sekali tidak beranjak dari tempatnya berdiri, membuat Vierra tidak nyaman karena makan sambil di perhatikan begitu. "Kamu ngapain sih berdiri di sana?! Enggak ke kantor?!"
"Lo gak nawarin gue sarapan bareng gitu?" ujar Vincent dengan raut kesal. Ia bersedekap dada seperti wanita yang sedang merajuk.
Vierra mengulum senyumnya. "Aku udah mau selesai."
"Kenapa gak dari tadi lo suruh gue turun buat sarapan bareng, ha?!"
"Ya kamu biasanya, kan sarapan di kantin kantormu itu."
"TEGA!" Vincent berbalik pergi dari hadapan Vierra di ikuti Ezra yang menoleh pada Vierra sekilas kemudian menunduk lalu mengikuti Vincent dari belakang.
Vierra menggaruk pelipisnya bingung. "Aneh, ah lupa!" Vierra berjalan cepat-cepat menyusul Vincent ada sesuatu yang harus dia minta pada suaminya itu.
"Vincent berhenti!" Vierra menarik tangan Vincent yang hendak masuk kedalam mobil Mercedes-Maybach Exelero yang di miliknya dari sekian banyak mobil mahal yang berada di garasi.
"Kenapa?" tanya Vincent dengan raut wajahnya yang datar seperti dada Amora. Ehh, Vierra tidak boleh berpikir demikian.
"Aku boleh minta uang?" tanya Vierra sedikit ragu karena ini kali pertama dalam hidupnya meminta uang. Padahal uang Vierra lumayan berada di ATM tetapi dia harus memanfaatkan Vincent yang akhir-akhir ini terlihat menyukainya.
Ya, bolehkan Vierra geer?
Lagian, jika dia pergi ke mall bukankah itu akan menguras kantongnya? Karena terbiasa hidup mewah dan glamor, Vierra tidak bisa menggunakan barang-barang murah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasía(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...