"Waktu memang berlalu dengan cepat hari ini, namun kenangannya akan sampai puluhan tahun kedepan."
♡♥︎♡
Baru kemarin rasanya Vierra demam sehingga keningnya harus di berikan kompresan dan harus meminum obat resep dari apotik karena Vierra tidak mau di datangkan seorang Dokter.Vierra masih mengingat raut wajah khawatir dan juga cemas Vincent kepadanya tiga hari yang lalu. Ia juga ingat saat Vincent memeluknya dengan berbagai macam omelan yang membuat kupingnya pegang.
"Tapi puji Tuhan sekarang sudah sembuh." ujar Vierra sebagai jawaban atas pertanyaan dari sosok ibu mertuanya yang semalam menginap di sini.
"Kamu gak mau makan apa-apa, sayang?" tawar Vincent yang duduk di sebelah Vierra dengan tangan yang melingkari bahu wanitanya.
"Gak ada, aku belum lapar." Jawab Vierra polos. Ia mengelus perutnya sekali dengan senyum lebar.
"Benar juga kata Vierra!" bunda tertawa melihat sikap Vierra yang cukup aneh. "Mau gak nanti sore kita ngemall? Sama mama, sama bunda juga."
Saat Vierra akan mengangguk, Vincent langsung menerobos dengan mencium bibir Vierra agar gadis itu tidak berbicara apapun. Untung saja yang berada di sana hanya ada mama dan bunda.
"Ekhem! Vincent, udah! Habis nafas tuh nanti anak bunda!" Tegur Bunda dengan raut wajah kesal.
Vincent menyudahi ciumannya saat mendapatkan cubitan maut di perutnya.
"Kamu ya! Bikin malu, di sini itu ada mama sama bunda tahu!" bisik Vierra dengan geram. Pipinya memerah karena malu.
"Kan suami istri juga, mereka gak bakal iri!" balas Vincent sengit.
"Vincent! Kamu ya kerjaannya nyosor terus! Vierra itu baru sembuh! Kamu mau istri kamu demam lagi kayak kemarin?!" cecar bunda dengan tangan berkacak pinggang sehingga membuat mama tertawa.
"Gak, lah bun!" tolak Vincent mentah-mentah.
"Kalau bunda tahu menantunya baru aja sembuh dari sakit, kenapa malah ngajak ke mall sih?!"
Bunda mencebikkan bibirnya ke bawah. "Ya, kan biar kepala Vierra gak pusing lagi, refresing lah!"
"Dih, udah deh bunda, Vincent mau bawa Vierra ke kamar aja deh. Mau lanjut di kamar aja. Mau ikut gak, bunda?"
Vincent menurunnaikkan alisnya bersiap untuk mengangkat tubuh istrinya. Sementara bunda sudah mendelik sebal.
"Jangan bikin mantu bunda tersiksa ya! Nanti bunda bawa istri kamu kabur!"
Vierra memukul bahu Vincent dengan wajah memerah. Ia menatap bunda dengan tak enak hati.
"Maaf ya, bunda. Vierra gak bisa hari ini nemenin ke mall, soalnya bayi besar ini mau di manja." udah terlanjur basah, mending nyebur aja deh batin Vierra.
Sekarang gantian, Vierra yang harus melihat wajah memerah milik Vincent.
"Gapapa, sayang. Bunda bisa pergi sama mama kamu hari ini. Besok aja kita nge mall barengnya."
Ternyata memang Vierra harus ikut ke mall ya.
"Siappp!" Vierra berlagak hormat kepada bunda sebelum akhirnya Vincent membawa Vierra berlari anak tangga menuju kamar mereka yang berada di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIERRA'S SECOND LIFE
Fantasy(ENDING) "APA YANG KAMU UCAPKAN, VINCENT!?" Dadaku terasa sangat sesak, bagai terhimpit benda berat tak kasat mata. Dia, orang yang berada di depan ku, suamiku sendiri, menyatakan bahwa dia telah menghamili gadis yang kini menangis di balik punggun...