PART 18

81.3K 6.6K 238
                                    

🦋🦋🦋
V

ierra masih merenungkan soal kejadian tadi sore di balkon kamarnya saat ini. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam namun dia masih tak mau beranjak dari posisinya berdiri.

"Aku gak nyangka bakal ketemu dia dan aku bersyukur dia udah pergi dari rumah ini," Vierra meminum cokelat hangat di yang ada di tangannya.

"Apa saat ini Amora dan satpam itu udah kerja sama? Amora yang nyuruh dia buat kurung aku waktu di gudang, aku yakin tapi dia gak mau mengaku, secara kan dia cinta mati sama Amora!" desis nya.

Tiba-tiba saja, ada seseorang yang memeluk bahunya namun segera Vierra singkirkan.

"Vincent!"

"Melamun terus, kesambet mampus lo!" sentaknya.

"Gak bakal, aku kan kuat iman."

Vincent mencebikkan bibirnya kemudian meminum kembali wine yang ada di tangannya. "Ngapain?" tanyanya tanpa menatap Vierra.

Vierra menghela nafas pelan. "Mau lihat pemandangan aja,"

"Lo kayak trauma banget lihat mukanya satpam tadi, lo sembunyiin sesuatu?" Vincent melirik tajam dengan sinis.

"Enggak kok!" balas Vierra dengan sedikit bentakan.

"Oke." Vincent memainkan gelas wine nya di pembatas balkon. "Yang pastinya gak mungkin wanita kayak lo suka sama satpam tadi," gumam Vincent membuat Vierra menatapnya.

"Kenapa kamu seyakin itu?"

Vincent tertawa kecil lalu meminum wine kembali. "Lo itu cantik, berpendidikan masa mau sama satpam modal tampang aja enggak."

Tanpa sadar pipi Vierra memerah karena mendengar pujian Vincent. "Makasih!"

Vincent segera menatap Vierra dengan raut bingung itu membuat Vierra malu luar biasa. "Lo bilang makasih karena gue bilang lo cantik? Gitu aja lo udah merona."

"..." Vierra diam dengan wajah semakin memerah malu, ia hanya menatap ke bawah.

"Gimana kalau gue-"

Vierra mendongak menatap Vincent yang menggantungkan ucapannya. "Ap-"

Cup

"Lo seksi banget malam ini. Makasih udah memanjakan mata gue."

Vincent pergi begitu saja setelah membuat Vierra luruh ke lantai karena terkejut sekaligus melenyot. Ia memegang pipinya yang di cium Vincent dari samping. Bibir dingin Vincent masih saja terasa di pipinya.

Ia menatap baju yang di kenakannya, tidak seksi hanya dress satin berwarna hitam dengan tali spagetti. Seksi? Padahal Vierra rasa tidak terlalu.

🦋🦋🦋

Amora mengepalkan tangannya, ia mencoba berkali-kali menghubungi seseorang namun tidak kunjung di angkat.

"Lo kemana sih sialan?!" teriak Amora, untung saja kamarnya kedap suara.

Tiba-tiba saja ponsel Amora bergetar itu membuatnya segera mengangkat telepon tersebut.

Papaku is calling...

"Hallo sayang, gimana kabarnya?"

Bukan suara Papa di seberang sana, melainkan suara Mama Karin. Amora tersenyum sebelum menjawab pertanyaan berikutnya.

"Amora udah baikkan kok, udah gak sakit lagi."

"Beneran gak nih anak Papa?" kini gantian, Papanya yang berbicara padanya.

VIERRA'S SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang