Seorang gadis terlihat menatap kakaknya yang tengah menyusun pakaian di dalam koper. Wajahnya tampak masam sejak tadi, itu karna sang kakak yang lagi-lagi mengajaknya pindah.
"Haruskan aku ikut pindah?" tanya Dawon.
Seola menutup koper yang berisi pakaian miliknya dan sang adik. Ia beralih menatap Dawon yang bersandar di dinding seraya memperhatikannya.
"Unnie tak mungkin membiarkanmu sendirian di sini."
"Tapi aku sudah nyaman di sini Unnie."
Seola menghela nafas, ada rasa bersalah karna sudah membuat adiknya kesal.
"Mengapa Unnie di pindah tugas lagi? Bukankah semua rumah sakit sama saja."
"Dawon-ah."
Seola melembutkan nada bicaranya, menatap wajah adik satu-satunya yang ia miliki.
"Ini yang terakhir, dan kemungkinan kita akan menetap di Seoul."
Tempat baru, lingkungan baru, hal yang cukup sulit untuk gadis introvert seperti Dawon. Mau tak mau ia tetap harus menuruti ucapan kakaknya.
Hanya Seola, kakak sekaligus keluarga yang Dawon miliki.
Setelah kepergian sang Ibu beberapa tahun lalu, kedua gadis itu hanya hidup berdua. Mereka tak mengenal kerabat maupun sanak saudara yang lain.
Satu-satunya orang tua tunggal yang mereka miliki, namun sebuah kecelakaan berhasil merenggut nyawa Ibu mereka.
"Mianhae eoh, Unnie harus memaksamu lagi." ucap Seola pada Dawon.
.
.
.
Kegiatan rutin yang tak pernah mereka lewatkan, keluarga Kwon mewajibkan semua anggota keluarganya untuk mengikuti sarapan. Seperti yang terlihat pagi ini, keluarga terpandang itu tampak tengah menikmati sarapan dengan tenang.
"Yeonjung-ah, Appa menerima laporan tentang kelakuanmu di sekolah."
Suasana yang tadinya tenang kini berubah mencekam saat Jiyong mulai membuka suara, membahas tentang dirinya yang lagi-lagi dihubungi pihak sekolah.
"Sehari saja, bisakah kau menjadi anak baik dan berhenti membuat masalah?"
Yuri tampak mengusap lengan suaminya, memberi isyarat pada sang suami agar tak tersulut emosi saat menasehati putri bungsu mereka.
"Aku tak membuat masalah, mereka yang lebih dulu mencari masalah denganku." jawab Yeonjung santai. Tak peduli dengan raut wajah Ayahnya yang mulai memerah.
Luda menatap Eunseo yang duduk di sebelah Yeonjung, seolah bertanya masalah apa yang kembali adik mereka perbuat.
Eunseo hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Jika kau terus seperti ini, Appa akan menarik semua fasilitasmu!"
Yeonjung menatap sang Ayah dengan kesal. Tanpa mengatakan apapun, gadis itu beranjak lalu pergi dari sana. Mengabaikan seruan Jiyong juga Yuri.
"Anak itu benar-benar." geram Jiyong.
"Sudah ku katakan untuk tak terlalu keras padanya." ucap Yuri.
"Jika kita terus membiarkannya, dia akan semakin berlaku seenaknya. Berapa kali pihak sekolah menghubungiku hanya karna Yeonjung yang selalu membuat masalah."
Jiyong tampak frustasi, menghadapi putri bungsunya yang semakin hari semakin sulit ia jangkau. Yeonjung bahkan tak pernah mendengar ucapannya.
"Aku selesai, aku akan berangkat." ucap gadis berwajah dingin yang sejak tadi hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASONS
FanfictionSebuah alasan untuk memulai segalanya dari semula. Seola - Bona - Luda - Dawon - Eunseo - Yeonjung # 1 - wjsn 09-12-2022 # 1 - sibling 18-12-2022 # 1 - bona 31-01-2023