REASONS (9)

396 62 13
                                    

"Tidak ingin mampir?" tawar Dawon saat mobil Bona berhenti tepat di halaman rumahnya.

Bona tampak berpikir sejenak, lalu mengiyakan tawaran Dawon.

Kedua gadis itu turun dari mobil. Dawon lebih dulu melangkah untuk membuka pintu, di ikuti Bona di belakangnya.

Bona menatap seluruh penjuru rumah sederhana milik Dawon. Meski jauh dari kata mewah, namun tempat tinggal itu terasa cukup nyaman.

"Kalian hanya tinggal berdua?" tanya Bona seraya mengikuti Dawon yang melangkah menuju dapur. Adik barunya itu tampak tengah menuang air putih ke dalam gelas.

Dawon hanya menjawab dengan anggukan. Ia memberikan segelas air putih tadi pada Bona.

Tak langsung meminumnya, Bona meletakkan air putih itu di atas meja. Ia menarik kursi lalu duduk tepat di hadapan Dawon.

"Ibumu... sudah lama tiada?" tanya Bona hati-hati. Mungkin pertanyaannya terdengar lancang. Namun ia sangat ingin tau bagaimana kehidupan kedua saudarinya itu.

"Lima tahun lalu, Eomma meninggal karna kecelakaan." jawab Dawon.

Bona bisa melihat kesedihan disana. Sampai di sini ia cukup paham jika kehidupan yang di jalani Seola dan Dawon tidaklah mudah.

Meski keduanya adalah saudari satu Ayah, namun rasa canggung itu masih terasa. Pribadi Dawon cukup pendiam, sama halnya dengan Bona.

"Mengapa tidak pulang ke mansion saja?"

Setelah kecelakaan yang menimpa Seola, Bona pikir Dawon akan tinggal seorang diri di rumah itu. Ia dan kedua orang tuanya berniat membawa Dawon untuk tinggal di mansion Kwon.

Pertanyaan Bona membuat Dawon terdiam. Ada banyak hal yang harus ia pertimbangkan sebelum menyetujui ajakan Bona. Sejak fakta menyakitkan itu kembali terkuak, ia dan Seola tak berniat untuk berhubungan dengan sang Ayah maupun keluarga Kwon. Bahkan keduanya berniat untuk menjauh.

Namun saat melihat ketulusan dari Jiyong, Yuri dan Bona, Dawon merasa tak bisa jika harus membenci mereka.

Tinggal di mansion Kwon?

Dawon tentu tak siap, ia belum bertemu dengan tiga adik Bona yang lain. Reaksi dari mereka bisa saja tak sama seperti Bona. Karna kenyataannya, ia dan Seola hanyalah anak hasil hubungan yang tak terikat pernikahan.

"Dawon-ah." panggil Bona lembut karna Dawon tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Tempat kami bukan di sana."

"Wae? Kalian putri Appa juga."

Dawon menatap Bona.

"Akan ada banyak pihak yang menolak keberadaan kami."

"Mengapa kau berkata seperti itu? Eomma ku bahkan sudah sejak lama menginginkan kalian ikut bersama kami."

Bona paham arah pembicaraan Dawon. Bagaimana pun status Seola dan Dawon, keduanya tetap bagian dari keluarga Kwon.

"Lalu bagaimana dengan adik-adikmu?"

Bona bungkam, ia teringat bagaimana ketiga adiknya kecewa saat mengetahui jika mereka memiliki saudari yang berbeda Ibu.

"Aku tak yakin mereka akan menerima kami." ucap Dawon seraya tersenyum tipis. Gadis itu tampak beranjak.

"Pulanglah. Besok tak perlu menjemputku, aku bisa ke rumah sakit sendiri."

Dawon lalu melangkah menuju kamarnya di lantai dua, mengabaikan Bona yang masih terdiam di tempatnya.

.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang