REASONS (33)

429 61 21
                                    

"Seola bilang kau mendapat kekerasan dari orang tua pesienmu, kau tak apa?" tanya Jiyong saat mereka tengah melakukan sarapan pagi.

Kemarin Seola sempat menghubunginya dan menceritakan keributan yang terjadi di rumah sakit. Jiyong sempat marah, ia meminta Direktur rumah sakit untuk memberi peringatan pada pria yang sudah menyakiti putrinya. 

Ucapan Jiyong sontak membuat orang-orang di sana menoleh pada Bona. Tak ada yang tau tentang hal itu. Mereka juga sedikit heran karna pagi ini Bona terlihat memakai syal di lehernya.

Bona melirik pada Seola, seharusnya saudarinya itu tak mengatakannya pada sang Ayah.

"Benar begitu Nak?"

Yuri tampak khawatir. Wanita itu tak tau jika putrinya mendapat kekerasan dari seseorang.

"Gwenchana, pria itu hanya shock karna putrinya meninggal."

"Tapi tak seharusnya dia menyalahkanmu." Seola ikut menambahi.

"Jadi kau di salahkan karna tak berhasil menyelamatkan nyawa anaknya? Sepertinya mereka sudah gila."

Ucapan Luda sama persis seperti yang di katakan Seola kemarin. Dokter juga hanya manusia biasa, saat mereka tak bisa menyelamatkan nyawa seseorang, itu karna memang sudah garis hidup orang itu.

"Apa yang dia lakukan padamu Unnie?" tanya Dawon.

"Tidak ada, hanya..."

"Pria itu mencekik Bona. Jika aku tak segera datang, entah apa yang akan terjadi."

"Mwo?" Mereka semua tampak terkejut.

Bona langsung melayangkan tatapan tajam pada Seola. Ia kesal karna saudarinya itu harus mengatakan yang sebenarnya pada mereka.

Bona memakai syal karna tak ingin keluarganya melihat memar di lehernya. Namun usahanya sia-sia karna Seola sudah memberitahu keluarga mereka.

Yuri beranjak menghampiri Bona. Ia membuka perlahan syal hingga terpampang jelas memar kemerahan bekas cekikan kemarin. Hal itu semakin membuat mereka semua terkejut sekaligus khawatir.

"Seperti itu kau bilang tak apa-apa Unnie?" ucap Yeonjung tak habis pikir. Membayangkan bagaimana orang itu mencengkram kuat leher kakaknya.

"Sudah di obati?" tanya Yuri lembut. Wanita itu juga khawatir, namun berusaha untuk tak panik. Yuri paham, Bona berusaha menutupinya karna tak ingin membuat semua orang khawatir.

"Sudah Eomma, Seola sudah mengobatinya kemarin."

Yuri kembali memakaikan syal itu. Ia lalu kembali duduk di kursinya.

"Sebenarnya bukan aku saja yang terluka." Bona beralih menatap Seola. Ia menduga jika Seola pasti hanya menceritakan dirinya yang mendapat kekerasan. Padahal pria itu juga sudah menyakiti Seola.

"Pria itu juga mendorong Seola kemarin. Lihatlah keningnya sampai terluka."

Sepertinya Bona tengah melancarkan aksi balas dendam. Kini giliran dirinya menceritakan apa yang di alami Seola kemarin. Ia tau, Seola pasti juga berusaha menutupinya.

Seola tersentak saat tiba-tiba Eunseo menyingkap poninya. Dengan begitu luka yang tertutup plaster dapat dengan jelas mereka lihat.

"Unnie, kau berusaha menutupinya di balik ponimu?" ucap Eunseo.


"Bukankah ini sudah keterlaluan? Dia sudah menyakiti Bona dan Seola."

Yuri menuntut penjelasan pada Jiyong tentang tindakan apa yang suaminya itu lakukan setelah kedua putri mereka terluka. Yuri tentu tak terima kedua putrinya di sakiti.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang