REASONS (37)

378 64 16
                                    

Satu persatu teman sekelasnya beranjak setelah memberikan penghormatan terakhir pada mendiang Yeoreum.

Pada akhirnya, teman satu kelas Yeonjung itu menghembuskan nafas terakhir setelah beberapa tahun berjuang untuk bertahan hidup.

Yeonjung bisa melihat bagaimana keluarga Yeoreum begitu kehilangan. Ia tak bisa membayangkan jika dirinya yang berada di posisi mereka.

Kehilangan salah satu orang yang begitu berharga tentu sangat menyakitkan.

"Ayo."

Dayoung menarik Yeonjung perlahan untuk beranjak dari sana. Mereka harus segera kembali ke sekolah karna teman-temannya yang lain sudah lebih dulu pergi.

.

.

.

Sejak tadi Yeonjung hanya mengaduk minuman yang ia pesan. Dayoung terus memperhatikan Yeonjung yang hanya diam sepulang dari mengunjungi mendiang teman mereka.

"Ada apa?"

Yeonjung menoleh saat Dayoung bertanya. Ia lalu menggeleng pelan.

"Aku hanya... teringat keluarga Yeoreum. Mereka tadi sangat terpukul."

Jadi itu alasan Yeonjung hanya diam sejak tadi?

Memang sejak kapan gadis itu jadi peduli dengan orang lain, selain orang terdekatnya?

"Yang ku dengar dia sudah lama sakit. Itu lah mengapa dia jarang terlihat di sekolah." ucap Dayoung.

"Kau banyak tau tentang dia eoh."

"Yak! Aku ini ketua kelas jika kau lupa. Tentu saja aku tau semua tentang murid di kelas kita."

Yeonjung menyengir lebar mendengar jawaban Dayoung. Ia sampai lupa jika Dayoung adalah ketua kelas. Dia tau semua tentang murid-murid di kelasnya.

"Semoga saja keluarga ku tak lebih dulu meninggalkanku. Aku tak siap kehilangan. Jika perlu biar aku saja dulu."

Tuk!

Awss~

Yeonjung mengusap keningnya yang baru saja mendapat sentilan keras dari Dayoung.

"Mulutmu itu jangan sembarangan berbicara."

"Yak! Tidak dengan menjitakku juga. Kau pikir tidak sakit."

Dayoung tak peduli. Terkadang Yeonjung suka berucap seenaknya. Ucapan adalah Doa, bagaimana jika itu benar-benar terjadi?

Meski semua tau jika di dunia ini tak ada yang abadi. Pada akhirnya satu-persatu akan pergi juga.

.

.

.

Luda menatap saudari-saudarinya yang tengah berkumpul di ruang tengah. Yeonjung dan Eunseo tampak duduk di karpet, sedangkan Seola, Bona, dan Dawon duduk di sofa.

Jika sudah tak memiliki kesibukan, mereka akan berkumpul dan menonton bersama di ruang tengah. Luda tampak menghampiri, ia lalu duduk tepat di sebelah Seola.

"Mengapa baru turun?" tanya Seola karna Luda yang terakhir bergabung.

"Aku mengerjakan tugas dulu." Luda menjawab seraya menyandarkan kepalanya di bahu Seola.

"Rasanya lelah sekali." ucap Luda kembali.

Seola tampak mengusap lembut surai kecoklatan Luda. Tampak sekali raut lelah di wajah adiknya itu.

"Jika kesulitan, kau bisa meminta bantuan Unnie atau yang lain. Jangan sampai kau kelelahan."

Luda mengangguk. Hatinya menghangat setiap kali mendapat perhatian dari Seola.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang