REASONS (17)

424 64 23
                                    

Eunseo turun dari mobil dengan tergesa. Wajahnya begitu menyiratkan kecemasan. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil juga tampak memasuki halaman mansion.

Luda terlihat turun. Tatapan keduanya bertemu beberapa detik, sebelum akhirnya Luda lebih dulu berpaling lalu melangkah masuk.

Eunseo berjalan di belakang Luda. Tadi ia meninggalkan kelas begitu saja padahal mata kuliah sedang berlangsung. Terlalu panik juga khawatir saat mendengar kabar tentang Ibunya yang jatuh pingsan.

Luda masuk begitu saja ke dalam kamar kedua orang tuanya. Di sana ada Jiyong, ia juga melihat Bona yang tengah memeriksa sang Ibu. Luda mendudukkan dirinya di sisi tempat tidur. Menatap lirih wajah Ibunya yang tengah terlelap.

"Apa yang terjadi?" tanya Luda.

Bona terlihat membereskan perlengkapan kesehatannya setelah selesai memeriksa Yuri.

"Eomma terlalu banyak pikiran." ucap Bona menjawab kecemasan Luda.

Eunseo terlihat berdiri di sisi Jiyong. Menatap penuh kekhawatiran pada Ibunya. Ia tau, penyebab kondisi Ibunya drop. Apalagi juga bukan karna memikirkan Seola dan Dawon.

Terhitung sudah satu bulan dua gadis itu menghilang tanpa jejak. Seolah sudah merencanakan untuk kabur dengan persiapan matang. Orang-orang suruhan Ayahnya bahkan tak mampu menemukan mereka.

Eunseo menoleh saat merasakan usapan lembut tangan Jiyong di bahunya.

"Gwenchana, Eomma akan baik-baik saja." ucap Jiyong. Pria itu tampak melangkah keluar dari kamar.

Eunseo yang melihatnya segera menyusul.

"Appa."

Jiyong berbalik, keduanya kini sudah berada di luar kamar.

"Appa belum menemukan mereka?"

Pertanyaan yang hampir setiap hari Eunseo ajukan pada sang Ayah. Jiyong cukup bersyukur karna hati salah satu putrinya mulai terbuka. Meski sedikit terlambat, setidaknya putrinya menunjukkan kepeduliannya pada Seola dan Dawon.

"Belum Nak. Tapi Appa janji akan berusaha lebih keras untuk menemukan saudarimu." Jiyong mencoba meyakinkan.

Wajah Eunseo berubah murung. Sebenarnya pergi kemana dua saudarinya itu? Mengapa mereka hilang bak di telan bumi?

"Sudah satu bulan Appa, bagaimana kondisi mereka sekarang?"

Itu yang terus mengganggu pikiran Eunseo. Terlebih mengingat kondisi Seola yang masih membutuhkan perawatan medis. Eunseo benar-benar menyesal karna sudah mengabaikan mereka.

Jiyong tampak mendekat, ia mengusap lembut surai kecoklatan Eunseo.

"Appa sangat berterima kasih karna kau mengkhawatirkan mereka."

"Appa benar-benar minta maaf, semua kekacauan ini bermula dari Appa."

Mengingat kembali segala perlakuan ke empat putrinya pada Seola dan Dawon. Menjadi pelampiasan kemarahan ke empat putrinya, mungkin itu juga menjadi alasan mereka memilih pergi.

Keduanya bukanlah orang yang pantas di salahnya. Karna pada kenyataannya semua itu adalah kesalahan Jiyong sendiri.

"Jika nanti Appa menemukan mereka, Appa tak akan memaksa mereka untuk kembali."

Eunseo sedikit bingung dengan ucapan Ayahnya.

"Jika kalian memang tak ingin di satukan, Appa akan siapkan tempat tinggal lain untuk mereka. Appa tak akan membawa mereka pulang ke mansion."

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang