REASONS (3)

532 65 12
                                    

"Jadi kau membawanya ke rumah sakit Haesung?"

Dawon mengangguk, kakak beradik itu kini sedang dalam perjalanan pulang. Seola meminta Dawon untuk menceritakan semua yang terjadi hari ini.

"Unnie, bukankah itu cabang dari rumah sakit tempatmu bekerja?"

Seola mengangguk. Ia juga baru tau jika gadis yang adiknya selamatkan adalah salah satu putri dari pemilik rumah sakit besar itu.

Seketika Seola jadi teringat pertemuannya dengan Kwon Jiyong tadi. Entahlah, nama juga wajah itu benar-benar tak asing baginya.

"Apa kau berniat menjenguk gadis itu?"

Dawon tampak berpikir sejenak.

"Ku pikir tidak perlu. Aku sedang tak ingin bertemu banyak orang."

Seola menoleh sekilas pada Dawon. Memiliki adik yang introvert terkadang membuatnya khawatir. Adiknya itu selalu merasa tak nyaman jika berada di keramaian. Dia juga tak senang bertemu orang banyak.

"Tidurlah jika lelah. Unnie akan bangunkan jika sudah sampai." ucap Seola seraya fokus pada kemudi.

.

.

.

Di ruang rawat mewah itu, hanya Jiyong dan Yuri yang menemani Yeonjung. Kondisi putri bungsu mereka juga sudah membaik.

Jiyong menarik kursi lalu duduk tepat di sebelah bangsal Yeonjung. Sudah tiga hari sejak Yeonjung dirawat di rumah sakit, putrinya itu seperti tengah mendiamkannya.

Yeonjung masih marah padanya. Jiyong sadar, dirinya yang terlalu keras pada Yeonjung. Hingga tak jarang keduanya sering terlibat perdebatan.

Putri bungsu keluarga Kwon itu tampak duduk bersandar di kepala bangsal. Tangannya sibuk memainkan ponsel, mengabaikan keberadaan sang Ayah yang sejak tadi berada di sebelahnya.

"Yeonjung-ah."

Gadis itu hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada layar ponsel.

"Appa minta maaf eoh." ucap Jiyong, merasa bersalah karna apa yang menimpa Yeonjung itu juga karna dirinya.

Yuri yang duduk di sofa sedikit jauh dari bangsal Yeonjung, wanita itu menatap sang suami yang tengah berusaha mengajak si bungsu berbicara.

"Kau tau, Appa sangat menyayangimu. Appa melarangmu melakukan hal-hal yang nantinya akan merugikanmu Nak. Appa hanya ingin yang terbaik untuk putri Appa."

Yeonjung sedikit terusik dengan ucapan Ayahnya. Perlahan gadis itu membalas tatapan Jiyong, tatapan tulus seorang Ayah.

"Appa minta maaf jika selama ini Appa terlalu keras padamu."

Bungsu Kwon tampak menunduk. Ia menyadari sikapnya yang mungkin sudah kelewat batas. Segala kenakalannya di sekolah, itu yang membuat sang Ayah selalu memarahinya.

Bukan tanpa alasan, Yeonjung hanya butuh perhatian. Ia merasa jika selama ini kedua orang tua juga kakak-kakaknya terlalu sibuk.

"Mianhae eoh." ucap Jiyong kembali, menatap lembut pada putrinya yang kini mulai menatapnya.

"Appa, aku tak butuh maafmu."

Mata indah itu mulai berkaca-kaca.

"Yang kau lakukan hanya selalu memarahiku setiap aku membuat masalah."

"Kau tau Appa, aku pernah mencoba menjadi anak baik seperti yang kau mau. Tapi saat aku melakukannya, kau justru tak pernah memperhatikanku."

Bulir bening itu mulai jatuh, namun dengan cepat Yeonjung menghapusnya.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang