REASONS (11)

401 61 17
                                    

Mobil Bona berhenti tepat di halaman mansion Kwon. Gadis itu melepas seatbelt di tubuhnya lalu bersiap untuk turun. Pergerakkannya terhenti saat gadis yang duduk di sebelahnya hanya diam.

"Dawon-ah."

Yang di panggil menoleh. Tampak sekali jika Dawon begitu gugup, sekaligus takut.

"Ayo turun." ajak Bona.

Dengan kegugupan yang luar biasa, Dawon perlahan turun mengikuti Bona yang sudah lebih dulu turun.

"Bawa barang-barang adikku ke dalam." ucap Bona pada salah satu penjaga mansion.

Pemandangan pertama yang mampu membuat Dawon tercengang, di hadapannya saat ini sebuah bangunan mewah bak istana. Dawon bahkan tak berkedip menatap betapa mewahnya mansion Kwon.

"Kalian sudah datang." Yuri dan Jiyong tampak menghampiri.

Beberapa pekerja mansion juga tampak berbaris. Mereka membungkuk hormat menyambut kedatangan Dawon.

Mendapat perlakuan yang menurutnya berlebihan tentu membuat Dawon terkejut. Ia sudah seperti Presiden saja.

"Ayo masuk, ini juga rumahmu." ucap Yuri seraya merangkul Dawon.

Gadis itu tampak menelan salivanya susah payah.

Rumahku?
Yang benar saja. Ini bahkan berkali-kali lipat jauh lebih mewah dari pada tempat tinggal lamanya.

Yuri menuntun Dawon untuk masuk, melewati beberapa pekerja yang langsung membungkuk pada mereka.

Sungguh hal itu membuat Dawon merinding!

Jiyong dan Bona tampak berjalan di belakang mereka.

"Terima kasih sudah menerima dan membawa Dawon kemari." ucap Jiyong pada Bona. Ia begitu bersyukur karna salah satu putrinya bersedia menerima Seola dan Dawon.

"Nde, dia juga adikku." jawab Bona yang mampu membuat Jiyong terharu.

Sejauh ini Jiyong bisa melihat bagaimana Bona memperlakukan Seola dan Dawon.

Bona peduli pada Seola dan Dawon meski mereka adalah saudari yang berbeda Ibu.

"Di mana mereka?" tanya Dawon pada Yuri.

Tentu Dawon menanyakan keberadaan ketiga adik Bona. Sejak ia datang ia tak melihat Luda, Eunseo dan Yeonjung.

Yuri tak menjawab, ia terus merangkul Dawon untuk masuk. Hingga tiba di ruang tengah, mereka bisa melihat tiga gadis dengan pakaian santai tampak sedang menonton televisi.

Yuri sudah memberitahu ketiga putrinya tentang kedatangan Dawon. Ia meminta ketiganya untuk ikut menyambut.

Namun lagi-lagi mereka menolak. Memilih mengabaikan apa saja yang di lakukan kedua orang tua juga kakak mereka.

"Luda, Eunseo, Yeonjung." panggil Jiyong saat ketiga putrinya bersikap acuh.

"Dawon datang, setidaknya beri dia sambutan." ucap Jiyong kembali.

Yeonjung menoleh, ia menatap kedua orang tua juga kakaknya. Lalu beralih menatap Dawon.

Benar-benar skenario yang indah. Gadis yang pernah menolongnya justru menjadi alasan rasa sakitnya sekarang.

Yeonjung beranjak, ia berjalan perlahan menghampiri kedua orang tuanya.

Luda dan Eunseo hanya diam di tempat seraya melihat apa yang akan Yeonjung lakukan. Tentu adiknya itu bukan akan menyambut Dawon.

"Dunia sangat sempit eoh. Kau datang menjadi penolong, tapi kenyataannya kau penghancur keluarga ini."

"Yeonjung!" tegur Jiyong. Ucapan putri bungsunya itu terdengar tak pantas.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang