REASONS (10)

402 57 17
                                    

Menjalani kehidupan tanpa sang kakak di sampingnya, membuat Dawon seolah kehilangan semangat hidup. Genap satu bulan, Seola terbaring koma di rumah sakit. Sempat mengalami henti jantung hingga membuat tim medis angkat tangan. Kondisi Seola semakin hari justru semakin menurun.

Selama satu bulan Dawon selalu datang ke rumah sakit, bahkan terkadang ia menginap. Berat rasanya jika ia terlalu lama meninggalkan Seola. Takut jika sewaktu-waktu hal buruk terjadi pada kakaknya. Selama itu pula, keluarga Kwon terus mendampingi dua gadis itu.

Tentu hanya Jiyong, Yuri, dan Bona. Karna hingga saat ini, tak ada satupun dari adik Bona yang bersedia datang ke rumah sakit. Hingga detik ini pula, Luda, Eunseo dan Yeonjung belum mengetahui wajah dua anak Ayah mereka dengan wanita lain.

Berkali-kali Bona membujuk Dawon agar bersedia tinggal di mansion Kwon. Namun Dawon terus menolak.

Dawon pernah menanyakan tentang ketiga adik Bona yang tak pernah datang ke rumah sakit. Bona hanya menjawab jika mereka sedang memiliki kegiatan lain. Dawon tau jika Bona berbohong.

Luda, Eunseo dan Yeonjung membencinya. Mereka membenci anak seorang wanita simpanan.

"Dawon?"

Gadis itu tersentak saat seseorang menyentuh bahunya. Mata Dawon membulat saat melihat seseorang yang kini duduk di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Dawon tampak gugup, bagaimana mungkin ia tak menyadari kedatangan gadis di sebelahnya itu?

"Ah i-itu... aku baru saja menjenguk teman." jawab Dawon asal.

Kwon Luda, gadis itu mengangguk mendengar jawaban Dawon.

"K-kau sendiri, sedang apa?"

Dawon balik bertanya, ia berusaha menormalkan detak jantungnya. Ia terlalu terkejut melihat Luda.

"Aku menjemput adik-adikku. Yeonjung sedang melakukan check up."

Luda baru saja pulang dari kampus dan berniat menjemput Eunseo dan Yeonjung. Namun sesuatu menarik perhatiannya, saat ia melihat Dawon duduk seorang diri di halte depan rumah sakit. Luda pun memutuskan untuk menghampirinya.

"Adikmu... bagaimana keadaannya?" tanya Dawon.

Sebenarnya ia sering bertanya pada Bona tentang keadaan Yeonjung. Ada rasa khawatir di benak Dawon pada gadis yang dulu pernah ia tolong.

Namun rasa khawatir Dawon lebih terlihat layaknya seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya.

"Dia sudah baik-baik saja, sudah tak memakai tongkat untuk berjalan."

Dawon cukup lega. Mendadak suasana menjadi canggung. Sesekali Dawon melirik pada Luda.

"Kau tak pernah terlihat di kampus, apa kau pindah?"

Pertanyaan yang sudah lama mengganggu pikiran Luda. Satu bulan lebih ia tak melihat Dawon. Mereka memang tak dekat, namun keberadaan Dawon yang tiba-tiba menghilang cukup membuatnya bertanya-tanya.

Dawon tak tau harus menjawab apa? Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.

Drrt  Drrt

Getaran ponsel Luda mengalihkan perhatian dua gadis itu.

"Unnie, mengapa lama sekali?"

Suara Eunseo terdengar saat Luda mengangkat panggilannya.

"Tunggu sebentar, Unnie akan segera datang."

Luda memutus panggilannya, ia beralih menatap Dawon.

"Aku harus masuk, adikku sudah menunggu."

"Eoh, masuklah. Aku juga akan pulang." ucap Dawon seraya beranjak. Namun Luda tampak menahan lengannya.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang