REASONS (24)

488 70 31
                                    

Bona menatap layar 14 inch yang di tunjukkan Jisoo padanya. Sesuatu yang sejak kemarin ia cemaskan.

"Aku menyarankan beberapa pengobatan untuk adikmu. Masih stadium awal, kita bisa mengatasinya."

Dengan berat Jisoo menyampaikan hasil pemeriksaan adik sepupunya. Bukan sesuatu yang baik, melainkan sebaliknya.

Bona beralih menatap Luda yang duduk di sebelahnya. Wajah adiknya itu tampak murung. Sudah pasti itu karna kabar tak baik yang baru saja disampaikan Jisoo.

"Gwenchana, kau akan baik-baik saja." ucap Bona seraya menggenggam tangan Luda, membuat adiknya itu kini menatapnya.

"Lebih cepat lebih baik, jadi segera putuskan pengobatan yang akan kalian pilih." ucap Jisoo kembali.

"Menurutmu apa yang terbaik Jisoo-ya?" tanya Bona.

Jisoo menatap Luda. Tadi ia sudah sedikit berbincang dengan gadis itu, menyarankan beberapa pengobatan yang bisa di tempuh.

"Kita bisa melakukan operasi pada Luda."

"U-unnie..."

"Bisakah ku pikirkan dulu?"

"Kau ingin berpikir apalagi?" tanya Bona pada Luda, merasa heran dengan ucapan adiknya itu.

Luda hanya diam, sungguh kabar ini cukup mengguncangkan hatinya. Tak pernah terbayang jika di dalam tubuhnya ada penyakit yang cukup mematikan.

Ia pikir gejala-gejala yang ia rasakan akhir-akhir ini, itu karna penyakit maag yang ia miliki. Namun ternyata justru penyakit lain yang cukup serius.

"Dengar, Unnie akan berdiskusi dengan Dokter-dokter hebat di sini. Kau cukup menuruti semua ucapan Unnie, arraseo?"

Luda hanya mengangguk pelan, mencoba mempercayai ucapan kakaknya bahwa ia akan baik-baik saja.

.

.

.

Mobil Bona berhenti tepat di halaman mansion Kwon. Wajah keduanya benar-benar tampak murung, terlebih Luda.

Bona menuntun Luda untuk masuk. Dalam hati ia sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan semuanya pada keluargnya yang lain.

"Kalian sudah pulang, bagaimana hasilnya?" tanya Yuri yang tampak menghampiri, di ikuti Jiyong.

Eunseo dan Yeonjung juga terlihat mendekat. Mereka tak ikut mengantar Luda ke rumah sakit karna Bona yang meminta mereka untuk menunggu di mansion.

Bona menyodorkan map berisi hasil pemeriksaan Luda pada kedua orang tuanya.

"Luda mengidap kanker pankreas stadium awal."

"M-mwo?"

Semuanya tampak terkejut dengan apa yang Bona sampaikan. Suasana seketika hening sejenak, tak lama isakkan kecil terdengar dari bibir Yeonjung.

Mata Yuri tampak berkaca-kaca. Wanita itu membaca susunan huruf dari kertas hasil pemeriksaan putrinya.

Eunseo mengusap air matanya yang tiba-tiba mengalir. Gadis itu menangis dalam diam.

"Jiyeon-ah, kau tak salah memeriksa adikmu kan?" kini giliran Jiyong yang bertanya dengan wajah frustasinya.

"Aku juga berharap begitu Appa." air mata tampak menggenang di pelupuk mata Bona. Tak bisa di pungkiri jika ia cukup takut. Kanker bukanlah penyakit yang bisa di anggap sepele.

"Aku meminta Jisoo untuk memeriksanya, dan itu hasilnya."

Luda bisa melihat wajah orang tua juga saudari-saudarinya yang tampak kacau. Dan itu semua karna mereka mencemaskannya.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang