REASONS (2)

539 64 2
                                    

Seola menoleh saat seseorang menyodorkan satu botol air mineral padanya. Ia segera menerimanya, tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Tadi itu sangat keren, kau terlihat seperti Dokter yang sudah berpengalaman." ucap gadis yang kini duduk di hadapan Seola.

"Kau berlebihan."

"Aku serius."

Seola tak menanggapi ucapan Exy yang tidak berhenti memujinya. Ia tampak meminum air mineral yang tadi Exy berikan. Kedua gadis bergelar Dokter itu tengah berada di kantin rumah sakit. Sekedar melepas penat setelah berkutat dengan peralatan medis di ruang operasi.

"Kau sudah lama bekerja disini?" tanya Seola pada rekan satu profesinya itu. Exy adalah Dokter sekaligus orang pertama yang ia kenal di rumah sakit tempatnya bekerja sekarang.

"Sekitar dua tahun. Sebelumnya aku bekerja disalah satu rumah sakit di Busan."

Seola mengangguk. Dua tahun bukan waktu yang sebentar.

"Kau bilang kau baru pindah, memang sebelumnya kau tinggal dimana?" Exy balik bertanya.

"Daegu, tapi sebelum itu aku juga pernah menetap di Incheon."

"Kau tinggal dengan orang tuamu?"

Seola terdiam sejenak saat Exy bertanya tentang orang tuanya.

"Ani, aku tinggal berdua dengan adikku. Orang tua kami sudah tiada."

Raut wajah Exy kini berubah, merasa tak enak karna sudah mengajukan pertanyaan yang salah pada teman barunya.

"Mianhae, aku tak tau jika..."

"Gwenchana." potong Seola seraya tersenyum.

Keduanya kini terdiam beberapa saat. Hingga sebuah tayangan berita di layar televisi yang terpajang di kantin rumah sakit mengalihkan perhatian mereka. Beberapa pengunjung kantin sedikit riuh saat melihat berita itu.

"Kau sudah melihatnya?"

Seola tampak menaikkan satu alisnya, membuat Exy menduga jika Seola mungkin belum tau.

"Insiden tadi pagi."

"Insiden?"

Exy mengangguk, ia meminta Seola berbalik agar menatap layar televisi.

"Salah satu putri pemilik rumah sakit ini baru saja mengalami kecelakaan, dan gadis itu yang sudah menyelamatkannya."

Seola terdiam, merasa tak asing dengan seseorang yang ia lihat di layar televisi. Gadis yang tengah berlari memasuki gedung rumah sakit dengan gadis lain yang berada di atas punggungnnya.

Seketika mata Seola membulat sempurna saat dengan jelas ia melihat wajah Dawon di sana.

Sontak ia langsung merogoh ponsel di saku jasnya. Mencari kontak sang adik untuk ia hubungi.

Exy sedikit bingung melihat Seola yang tampak panik.

"Wae geurae?" tanya Exy.

Seola tak menjawab, ia sibuk menghubungi adiknya yang sejak tadi tak mengangkat panggilannya.

"Aku harus pergi."

.

.

.

"Kau dimana?"

"Unnie, aku..."

"Ku tanya kau dimana?"

Dawon menelan salivanya susah payah saat mendengar nada bicara Seola yang meninggi.

"Kantor polisi. Unnie, sungguh aku tak melakukan kejahatan apapun."

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang