REASONS (22)

432 72 11
                                    

Penyesalan memang selalu datang di akhir. Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Satu tahun menjalani kehidupan dengan penyesalan juga rasa bersalah. Seandainya waktu dapat di putar, inginnya mereka menarik kembali ucapan juga perlakuan buruk mereka.

Tak ada yang berubah, justru semuanya menjadi semakin buruk. Pertengkaran yang semakin menjadi, hingga ikatan persaudaraan yang semakin merenggang.

"Sudah satu tahun, kau masih berharap menemukan mereka?"

Kwon Luda, menatap dengan tatapan ketidaksukaan pada gadis yang tak lain adalah adiknya sendiri.

Eunseo tak berniat menanggapi ucapan Luda. Gadis itu hanya diam seraya menatap pemandangan laut di hadapannya, membiarkan rambutnya di terpa angin. Gadis berkulit putih itu memilih mengabaikan keberadaan kakaknya.

Luda tampak tersenyum tipis. Ia ikut menatap ke arah laut. Satu-satunya gadis yang tetap teguh pada pendiriannya untuk membenci Seola dan Dawon. Bahkan di saat ketiga saudarinya yang lain mulai membuka hati, menyesali segala perlakuan buruk yang mereka lakukan pada Seola dan Dawon. Tapi tidak dengan Luda, kebencian di hatinya semakin hari justru semakin besar.

Terlebih saat ia tau jika kakak dan adiknya mulai berubah.

Liburan akhir tahun yang seharusnya menjadi moment terindah yang selalu mereka nantikan. Namun tidak untuk kali ini.

Yuri dan Jiyong mengajak ke empat putri mereka untuk pergi berlibur ke Resort yang di kelolah oleh keluarga Kwon. Berharap itu bisa kembali menyatukan hubungan putri-putri mereka yang tampak saling menjauh.

Tapi bukan kebersamaan yang terlihat, ke empatnya justru pergi menyendiri tanpa mempedulikan satu sama lain.

"Sudah ku bilang mereka tak akan kembali. Karna memang tak sepantasnya mereka di sini." desis Luda.

Satu tahun, dan sikap Luda tetap sama. Membenci dua gadis dengan alasan tak jelas.

Eunseo menoleh, menatap Luda yang berada di sebelahnya.

"Entah terbuat dari apa hatimu Unnie. Di saat kami semua mati-matian mencari mereka, kau justru berharap mereka tak akan pernah kembali."

Entah dengan apalagi Eunseo menyebut Luda, ia bahkan tak peduli dengan sikap tak sopannya pada kakaknya sendiri.

Jangan salahkan Eunseo, karna sikap Luda sudah cukup kelewat batas. Menganggap Seola dan Dawon adalah perusak, anak haram, bahkan menyumpahi mereka agar menghilang selamanya.

Itu sudah cukup keterlaluan.

"Mereka pergi karna keinginan mereka sendiri. Jadi untuk apa mencarinya?"

Tatapan Eunseo berubah tajam, sejak tadi ia sudah berusaha untuk menahan diri agar tak terpancing ucapan Luda.

"Apa otakmu tak bekerja, kau hilang ingatan atau bagaimana? Sikapmu, ucapanmu, itu yang membuat mereka pergi."

"Bukankah kau sama saja!"

Luda membalas tatapan tajam Eunseo.

"Sejak awal kau juga tak peduli pada mereka. Jangan munafik Eunseo, dulu kau juga menginginkan mereka pergi."

"Itu dulu!"

Eunseo menarik kerah pakaian Luda, membuat sang empunya terkejut dengan apa yang Eunseo lakukan.

"Dulu aku menghormatimu karna kau kakakku Unnie. Tapi sekarang, kau bahkan tak pantas di sebut kakak."

Luda sedikit meringis saat Eunseo semakin memperkuat cengkramannya.

"Unnie lepaskan! Kau menyakiti Luda Unnie!"

Yeonjung datang dengan tergesa, ia segera melepas tangan Eunseo dari kerah pakaian Luda.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang