REASONS (13)

388 61 20
                                    

Jiyong dan Yuri berlari tergesa di koridor rumah sakit. Kabar tentang Seola yang sudah sadar membuat pasangan suami istri itu ingin segera melihatnya.

Yuri tampak masuk lebih dulu di ikuti Jiyong di belakangnya.

"Dawon-ah, bagaimana dengan Seola?" tanya Yuri pada Dawon yang duduk di sebelah bangsal Seola. Wajah wanita itu tampak menyiratkan kecemasan.

"Seola Unnie sudah sadar, tapi sekarang dia tidur karna efek obat dari Dokter."

Kabar yang tentu melegakan untuk Jiyong dan Yuri. Air mata wanita itu tampak jatuh. Ia segera mendekat, mengusap lembut pipi Seola yang kini tengah terlelap.

"Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk merangkul putrimu Dara-ya." batin Yuri.

Jiyong ikut mendekat, pria itu mengecup sedikit lama kening putrinya.

Apa yang Jiyong dan Yuri lakukan tak lepas dari pandangan Dawon. Gadis itu bisa melihat bagaimana Jiyong dan Yuri begitu tulus menyayangi dirinya dan sang kakak.

Satu hal yang sejak tadi mengganggu pikiran Dawon, bagaimana ia akan mengatakan pada Seola tentang dirinya yang tinggal di mansion Park, satu atap dengan Jiyong dan Yuri.

Dawon takut jika Seola akan marah setelah mengetahuinya.

Pergerakkan kecil dari Seola membuat Jiyong, Yuri dan Dawon segera menatap ke arahnya.

Perlahan mata indah itu mengerjap. Pandangannya sedikit buram, Seola berusaha mengenali tiga orang yang kini berdiri di sebelah bangsal.

Seola tersenyum samar saat tatapannya jatuh pada Dawon, hingga senyum itu seketika memudar saat ia menyadari dua orang yang berada di sebelah adiknya.

Seola terkejut, ia tampak mencoba untuk bangkit. Namun sebuah tangan menahan pergerakkannya.

"Nak, tenanglah." ucap Jiyong seraya menyentuh lembut lengan Seola.

Inginnya gadis itu berteriak, namun selang itu benar-benar menyakitinya. Dengan lemah, Seola menepis tangan Jiyong dari lengannya. Ia beralih menatap Dawon, mencoba meminta penjelasan mengenai keberadaan pasangan suami istri itu.

Yang di tatap hanya menunduk. Dawon tau, saat ini kakaknya tengah menuntut penjelasan padanya.

"Seola-ya."

Panggilan lembut itu berhasil menarik perhatian Seola.

"Gwenchana eoh, Eomma benar-benar bahagia kau kembali." ucap Yuri. Tangan wanita itu tampak terangkat, mengusap lembut pipi Seola.

Seola menggeleng pelan, ia tak ingin di sentuh.

Sebuah pertanyaan terus muncul di benaknya.

Apa yang terjadi selama dirinya tak sadar?
Mengapa orang-orang yang ia benci berada di dekatnya?

Sungguh rasanya ia ingin meminta dua orang itu pergi. Seola membenci mereka, ia tak ingin berada di dekat orang yang sudah menyakitinya.

Tangan Seola terangkat, menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Nafas gadis itu mulai tak beraturan. Selang yang membantunya bernafas seolah tak berfungsi.

"Seola-ya." Yuri tampak panik saat melihat Seola seperti kesulitan bernafas.

"Unnie."

Dawon ikut panik. Jiyong segera berlari keluar untuk meminta bantuan. Tak lama pria itu kembali masuk bersama Bona.

Sejenak tatapan Bona bertemu dengan mata Dawon.

"Bona-ya, kakakmu kesulitan bernafas." ucap Yuri dengan nada cemas.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang