Luda menatap sekeliling tempat yang terasa asing untuknya. Sebuah taman luas dengan pemandangan yang begitu indah.
Luda melangkah menyusuri tempat itu. Entah dimana ia berada sekarang. Ia belum pernah melihat tempat seindah itu.
Langkah Luda terhenti saat atensinya menangkap dua orang yang tengah duduk di bangku dengan menghadap ke arah sebuah danau. Luda tak asing dengan salah satu dari dua orang itu.
"Dawon."
Yang panggil menoleh, begitu pun dengan wanita yang duduk di sebelahnya.
Luda tak mengenal wanita itu. Kira-kira usianya sama dengan Yuri.
Luda segera melangkah menghampiri Dawon.
"Dawon-ah, apa yang kau lakukan disini? Dan... ini tempat apa?"
Yang di tanya hanya tersenyum, wanita disebelah Dawon juga tampak tersenyum pada Luda.
"Luda-ya, ini Eommaku."
Bukannya menjawab pertanyaan Luda. Dawon justru mengenalkan sosok wanita yang berada di sebelahnya.
Luda tampak terkejut, ia menatap Dawon juga wanita itu secara bergantian.
"Dawon-ah, ayo pergi." ucap Luda seraya mengulurkan tangannya pada Dawon. Namun Dawon justru menggeleng.
"Aniya, aku ingin di sini saja dengan Eomma."
Tidak. Tidak.
Ibu Dawon sudah meninggal, itu artinya tempat ini adalah...
"Kau sudah janji padaku akan pulang dan tinggal bersama lagi. Ayo pergi dari sini Dawon-ah."
"Dokter, tekanan darah pasien menurun!"
Wajah Seola sudah dibasahi oleh keringat. Gadis itu tetap berusaha bersikap tenang untuk menyelesaikan operasi pada Luda.
Bona dan Jisoo juga di sana, mereka ikut mendampingi jalannya operasi.
Pendarahan yang terjadi pada Luda berhasil Seola hentikan. Namun itu tak membuatnya bernafas lega saat mendengar pekikan salah satu perawat.
"Dokter, pasien mengalami henti jantung!"
Bona tampak panik.
"Defibrillator!" teriak Bona. Ia tampak akan menggeser posisi Seola untuk melakukan kompresi dada. Namun dengan cepat Seola menahannya.
Seola tau, raut kepanikan juga kecemasan di wajah Bona. Ia tak bisa membiarkan Bona melakukan penyelamatan saat sedang kalut seperti itu.
"Percayalah padaku." ucap Seola seraya mulai melakukan kompresi dada pada Luda.
Jisoo terlihat menempelkan alat kejut jantung pada dada Luda.
120 joule!
Clear!
Shock!
Masih tak ada hasil. Garis monitor tetap lurus. Seola kembali melakukan kompresi dada.
'Kumohon jangan seperti ini. Kau harus tetap hidup Luda-ya. Kami semua menunggumu.' Batin Seola dengan mata berkaca-kaca.
200 joule!
Clear!
Shock!
Alat kejut jantung itu masih tak berguna. Namun Seola tak menyerah dan terus menekan dada Luda.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASONS
FanfictionSebuah alasan untuk memulai segalanya dari semula. Seola - Bona - Luda - Dawon - Eunseo - Yeonjung # 1 - wjsn 09-12-2022 # 1 - sibling 18-12-2022 # 1 - bona 31-01-2023