REASONS (5)

469 62 14
                                    

"Bagaimana?"

Dawon tampak menghampiri kakaknya yang baru saja memeriksa Eunseo.

"Hanya demam biasa. Besok dia akan membaik."

Pada akhirnya Dawon membawa Eunseo pulang ke rumahnya. Awalnya ia berniat mengantar Eunseo pulang. Namun gadis Kwon itu terus memohon padanya agar di izinkan untuk ikut.

Entah karna tengah memiliki masalah, atau sedang bertengkar dengan keluarganya, Eunseo benar-benar tak ingin pulang. Dawon belum bertanya lebih lanjut tentang alasan Eunseo tak ingin pulang. Saat mereka sampai Eunseo justru terserang demam.

"Mengapa membawanya kemari? Apapun masalahnya kita tak seharusnya ikut campur Dawon-ah." ucap Seola. Ia mengerti jika adiknya hanya berusaha membantu. Namun tak seharusnya Dawon terlalu dalam mencampuri urusan orang lain, termasuk urusan keluarga Eunseo.

"Mianhae Unnie, aku hanya tak tega melihatnya terus memohon padaku."

"Dia bahkan berniat pergi ke tempat lain jika aku tak membawanya kemari. Bagaimana jika dia berniat bunuh diri?"

Seola memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut. Ia bahkan berharap agar tak kembali berurusan dengan keluarga Kwon. Tapi salah satu gadis Kwon justru tengah bersamanya sekarang.

"Unnie, kau punya nomor ponsel kakak sulung Eunseo? Ku pikir kita harus menghubungi keluarganya. Mereka pasti kebingungan mencari Eunseo."

Kakaknya dan kakak Eunseo bekerja di rumah sakit yang sama. Dawon mengira jika mereka mungkin saja berteman dekat.

Kakak sulung Eunseo, Kwon Bona. Jangankan memiliki nomor ponselnya, bertegur sapa saja mereka tak pernah. Kesan pertemuan pertama Seola dan Bona cukup buruk.

Seola bahkan masih ingat saat kejadian Bona melakukan kesalahan di meja operasi.

"Unnie tak punya, tapi akan Unnie tanyakan pada teman Unnie."

Di sisi lain, Luda dan Bona tengah duduk dengan gusar di ruang tamu. Satu adik mereka belum pulang. Berkali-kali Luda mencoba menghubungi Eunseo, namun semua panggilannya tak mendapat jawaban.

"Unnie sudah memberitahu Appa?"

Bona menggeleng, ia sengaja tak memberitahu orang tuanya dan memilih untuk menunggu adiknya pulang.

Bona harap Eunseo pulang lebih dulu sebelum kedua orang tuanya.

"Apa dia memiliki masalah? Tidak biasanya Eunseo seperti ini." ucap Bona.

Luda tampak terdiam, ia teringat pembicaraan kedua orang tua mereka yang tak sengaja ia dengar bersama Eunseo. Luda menatap sang kakak, apa perlu ia memberi tahu Bona?

"Ada yang ingin kau ceritakan Luda-ya?"

Bona sebenarnya tau ada yang adiknya sembunyikan. Namun ia memilih diam, ia tak akan memaksa sampai sang adik berniat bercerita padanya.

"Jika aku mengatakannya, apa kau akan percaya?"

Luda menjeda ucapannya, ia menatap sang kakak yang tengah menunggu lanjutan ucapannya.

"Ada sesuatu yang tak kita ketahui dari Eomma dan Appa."

"Aku dan Eunseo tak sengaja mendengarnya."

"Appa... pernah mencintai wanita lain selain Eomma."

Bona terkejut, bukan karna apa yang baru saja ia dengar. Namun karna adik-adiknya yang mulai tau mengenai masa lalu kedua orang tua mereka.

Karna jauh sebelum adik-adiknya tau, Bona sudah lebih dulu mengetahuinya.

.

.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang