REASONS (29)

508 73 18
                                    

Jiyong menatap penuh amarah pada dua pria yang justru tersenyum remeh padanya. Padahal wajah dua pria itu sudah babak belur karna ulah Jiyong. Bukannya takut, keduanya justru merasa puas karna berhasil membuat Jiyong hancur.

"Brengsek!"

Jiyong berniat ingin melayangkan pukulannya kembali, namun salah satu anggota polisi menahannya.

"Cukup Tuan, biarkan hukum yang mengurus mereka."

Rasanya Jiyong sangat ingin membunuh dua pria yang sudah mencelakai putrinya itu.

"Aku ingin mereka di hukum seberat mungkin!" ucap Jiyong.

Polisi segera membawa dua orang yang tak lain adalah mantan pegawai perusahaan milik Jiyong. Sakit hati mereka karna diberhentikan secara tidak hormat oleh Jiyong, membuat mereka memutuskan untuk membalas Jiyong dengan mencelakai salah satu putrinya.

Rasa bersalah Jiyong atas apa yang sudah menimpa Dawon. Putrinya itu tak tau apapun, namun justru dia yang menjadi korban.

Jiyong mengusap kasar wajahnya, berkali-kali menggumamkan kata maaf pada mendiang Sandara karna tak mampu menjaga putri mereka dengan baik.

.

.

.

Setelah satu minggu beristirahat total, hari ini Yeonjung berniat datang ke rumah sakit untuk melihat kedua kakaknya.

Yah, hanya melihat. Karna keduanya belum sadar.

Sedikit lega karna kedua kakaknya sudah tak berada di ruangan mengerikan, setidaknya itu sedikit mengurangi pikiran negatif Yeonjung akan kondisi kedua kakaknya itu.

Yeonjung melihat Seola yang tampak keluar dari ruangannya, ia pun segera menghampiri.

"Unnie." panggil Yeonjung.

Seola tampak terkejut melihat Yeonjung datang. Pasalnya, adiknya itu sempat jatuh sakit pasca melakukan donor darah.

"Mengapa kemari? Bukankah seharusnya..."

"Gwenchana Unnie, aku sudah mendingan. Aku ingin melihat Luda Unnie dan Dawon Unnie." ucap Yeonjung mencoba meyakinkan Seola yang tampaknya khawatir.

"Bagaimana keadaan mereka?"

Yeonjung bertanya di sela langkah mereka menuju ruangan Luda dan Dawon.

Seola tak menjawab, ia hanya tersenyum seraya merangkul pundak Yeonjung.

"Kau ingin mengunjungi siapa dulu?"

Karna Luda dan Dawon berada di ruangan yang berbeda, namun bersebelahan.

"Dawon Unnie, aku belum melihatnya sejak malam mengerikan itu."

Seola mengangguk, mereka lebih dulu melangkah menuju kamar rawat Dawon.

Menarik nafas lalu dihembuskan perlahan, Seola membuka pintu ruangan yang selalu berhasil membuat dadanya sesak.

Pemandangan pertama yang Yeonjung lihat, seorang gadis yang terbaring dengan banyak alat medis menempel di tubuhnya. Langkahnya sempat terhenti beberapa saat, apa yang ia lihat terlalu menyakitkan.

Seola sudah berdiri di sebelah bangsal Dawon, ia menoleh saat Yeonjung tak kunjung mendekat.

"Yeonjung-ah."

Kakinya terasa begitu berat, namun Yeonjung berusaha untuk mendekati bangsal Dawon.

"Kondisinya sudah lebih baik, kita tinggal menunggu dia sadar." jelas Seola seraya menatap lekat wajah Dawon yang masih betah terpejam.

REASONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang